Pemerintah Yaman menyerang orang-orang Syi’ah dengan zat kimia
Posted by infosyiah pada 0, Maret 7, 2007
Pemerintah Yaman menyerang orang-orang Syi’ah dengan zat kimia
Laporan dari Yaman menyebutkan bahwa pasukan pemerintah mempergunakan senjata kimia untuk membungkam pengikut al-Hautsi. Kekejaman ini dilakukan dengan tidak mengindahkan aturan-aturan masyarakat dunia tentang penggunaan senjata kimia.
Pasukan pemerintah yang marah terhadap pengikut al-Hautsi yang mampu bertahan di sekitar daerah Sa’dah membunuh pengikut al-Hautsi yang telah terluka. Mereka yang tewas kemudian dibiarkan di tengah jalan. Para peneliti independen meminta kepada masyarakat internasional untuk menekan pemerintah Yaman agar tidak mempergunakan cara-cara biadab.
Beberapa waktu lalu, sejumlah pejuang Syi’ah mengeluarkan pernyataan bahwa sebagian pasukan yang dikomandani oleh Ali Muhsin al-Ahmar, saudara tiri jenderal Ali Abdullah Saleh, pada perang kedua pada tanggal 8 April 2005 membakar lima jasad pejuang Syi’ah di kota Duhyan dan Thalah. Wajah mereka disirami zat asid sehingga hancur. Badan mereka yang terbakar digabungkan dengan sepuluh orang lainnya diikat kemudian ditarik oleh mobil jeep. Setelah ditarik beberapa kilometer jasad-jasad itu kemudian dibiarkan di bawah terik matahari selama enam jam.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa militer Yaman mempergunakan senjata kimia di kawasan Alu Shaifi dan Qawari, daerah sekitar Sa’dah. Dalam serangan itu, pasukan militer Yaman membunuh 40 orang penduduk daerah itu. Untuk menghindari protes dari dunia internasional, jasad-jasad itu kemudian dibawa ke tempat lain.
Disebutkan pula bahwa pasukan Yaman dengan disertai tank dan buldoser merusak kuburan Zat Sabili dan Ziramat tempat dikuburkannya banyak dari korban perang di kota Sa’dah. Setelah pekuburan umum itu dirusak, mereka mengeluarkan sebagian jasad-jasad yang ada kemudian dilindas dengan tank.
Rakyat Yaman menyebut Ali Muhsin al-Ahmar dengan sebutan “Ali kimia”. Sama dengan julukan Ali Hasan al-Majid, saudara tiri Saddam Husein.[infosyiah]
ressay said
kepada saudaraku yang telah syahid di tangan orang-orang yang hina,
sampaikan salam kami yang masih berjuang ini, untuk Rasulullah, keluarganya yang suci, dan para syuhada.
Kami cemburu dengan kalian semua. Kalian telah mempersembahkan jiwa raga kalian demi tegaknya ajaran cinta Ahlulbayt.
kepada para pemimpin dzalim laknatullah.
tunggulah saatnya kehancuran dan kehinaan kalian di tangan kami (pecinta Ahlulbayt).
Ya Allah, percepatlah kedatangan Al-Muntadzar Al-Mahdi.
infosyiah said
Ilahi Amin…
Luthfi said
Laporan dari Yaman
Laporan sapa nih?
infosyiah said
Met kenal mas Luthfi…
Laporannya dari koran dan situs Yaman berbahasa Arab…
Syech Alaydrus said
Wahai Penganut Syi’ah terutama dari kalangan keturunan Rasulullah SAW
Ada baiknya anda membaca buku ” Jalan nan Lurus, Sekilas Pandang tarekat Bani Alawi” penyusun Novel bin Muhammad Alaydrus, penerbit Taman Ilmu SOLO, Jawa Tengah, bisa diperoleh di Bagian Sirkulasi majalah Alkisah (Aneka Yes), Jl. Salemba (dekat Percetakan Negara) Jakarta Pusat.
Supaya para keturunan Rasulullah tidak terjebak dengan faham Syi’ah yang mencatut Ahlul Bait dengan mengelabui Mazhab Syi’ah adalah mazhab ahlul Bait, naudzubillah min zalik
Syech Alaydrus said
APA SIH KONTRIBUSI SYI’AH BAGI KEMAJUAN, DA’WAH, PENYEBARAN ISLAM SEJAK DULU SAMPAI KINI ?
BANDINGKAN DENGAN PRESTASI ASWAJA (SUNNI)
ORANG EROPA, AMERIKA, CHINA…. YANG KRITIS DAN MENGEDEPANKAN LOGIKA MASUK ISLAM TIDAK ADA YANG SYI’AH TUH ?
infosyiah said
Bib Syech, kalau pernyataan pertamanya gak bisa dijawab karena kru infosyiah tidak ada yang keturunan Rasulullah saw. Ini sudah urusan dalam negeri. Heheeee…
Untuk pernyataan kedua Antum, itu menandakan Antum tidak membaca sejarah kehidupan pemikir-pemikir Islam dari dahulu hingga sekarang. Jadi, harap baca buku saja dulu deh…
Nanti kalau data dan faktanya dibeberkan malah masuk Syiah lagi…
ressay said
wah…wah..sabar bib. bisakah Antum berargumen dengan penuh santun dan ilmiah?
infosyiah said
Mas Yasser, dia mau iklan buku, pake isu yang kurang asik…
Habib kita ini sendiri juga kebingungan untuk mendefinisikan Ahlul Bait…
Tamtowi said
Hai Habib, ente jangan begitu caranya dialog, ente cenderung ngajak permusuhan, memecah belah ummat. ente terlebih dahulu baca/pelajari tentang syi’ah secara lapang dada, jangan langsung tembak saja, kaya wahabi saja ente……. Perlu diketahui ini situs komunitas syi’ah, bukan ajang adu argumentasi.
semoga ente dapat hidayah dari Allah, Rasul dan Abu Fudhail
Alimin said
Sudah-sudah jangan pada emosi…. tinggalkan saja, cari kebenaran………
infosyiah said
Betul…
Zaki said
Mohon Penjelasan definisi Ahlul Bayt
infosyiah said
Ada yang mau sharing…
abu fadl said
Ahlul Bayt: Keluarga Suci Rasulullah yang meneruskan ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah Saww. Mulai dari Ali bin Abi Thalib (dan Fatimah), Hasan, Husain, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Jafar As-Sadiq, Musa Al-Kadhim, Ali Ar-Ridha, Muhamad Al-Jawad, Ali An-Naqi, Hasan Al-Askari dan Muhammad Al-Mahdi (sedang dalam keghaiban).
infosyiah said
Masih mau ditambahkan…?
Haji Muhammad Abdullah said
Kepada Syech Alaydrus yang pintar & yang terhormat
Jika kita membaca Kamus Bahasa Arab tentang definisi Syiah; kita akan menemukan bahwa definisi Syiah adalah Golongan.
Syiah sudah ada sebelum Sunni; karena Syiah dipergunakan untuk membedakan Syiah Rasulullah (golongan dari Nabi Muhammad) dengan Syiah Jahiliyah (golongan masyarakat musyrikun di Makkah) sebelum madhab Ahlul Sunnah (Sunni) dibentuk.
Mereka yang beriman termasuk golongan Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi Musa dan juga nabi nabi yang lain. Kosa Kata Syiah tertulis 2X di dalam AlQuran yaitu Q 37:83 untuk Syiah (golongan ) Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim; dan juga Q 28:15 untuk Syiah (golongan) Nabi Musa.
ALQURAN 37:83
dan sesungguhnya Ibrahim adalah Syiah (golongan) Nuh
ALQURAN 3:67
Ibrahim bukan orang Yahudi dan juga bukan orang Nasrani; tetapi dia adalah seorang muslim yang berserah diri kepada Allah; dan dia bukan termasuk golongan orang orang musyrikun
ALQURAN 16:123
Kami perintahkan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim; karena dia seorang yang Hanif (orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan yang maha esa); dan dia bukan termasuk mereka yang mepersekutukan Tuhan!”
Setelah Nabi Muhammad wafat; definisi Syiah berubah untuk Syiah Ali (golongan Ali) dan Syiah Muawiyah Ibn Abu Sufyan (golongan Muawiyah); karena terjadi perang Siffin.
Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) menyangka atau menduga bahwa Syiah berasal dari Ali Ibn Tholib. Sangkaan dan dugaan tersebut salah besar; karena Syiah Rasulullah berasal dari golongan Nabi Muhammad. Ali Ibn Tholib adalah seorang IMAM.
Imam berkewajiban mengajarkan AlQuran atau menyebarkan AlQuran; dan juga menghidubkan kembali Sunnah atau menghilangkan Bidah.
Umar said
Sekedar menambahkan, memang benar bahwa adanya Syiah (syiah Ali) muncul jauh sebelum munculnya kelompok Ahl Sunnah wal Jammaah. Munculnya syiah Ali ini mulai dipicu sesaat setelah Rasulullah SAW meninggal, yaitu ketika para sahabat berkumpul di Saqifah Bani Sa’adah yg akhirnya “memutuskan” Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW. Orang2 yg tidak setuju dng keputusan tsb karena berkeyakinan dan berani menyampaikan pendapatnya bahwa Imam Ali lah yg berhak sebagai khalifah, sering disebut pengikut (Syiah) Ali. Sebutan tsb lebih mencuat lagi ketika Muawiyyah bermaksud memberontak pada saat Imam Ali menjadi khalifah, sehingga pada saat itu timbul Syiah Ali dan Syiah Muawiyyah.
Dalam sejarah tercatat bahwa pada tahun 42H Muawiyyah mengumpulkan para pengikutnya dan kemudian menamakan mereka dengan nama kelompok “Ahlu Sunnah wal Jamaah”. Oleh karena itu, tahun tersebut disebut juga dengan Tahun Jammaah.
Umar said
Untuk Syarief Alaydrus,
Sebaiknya antum juga membaca buku “Thariqah Alawiyyah” yang ditulis oleh DR. Umar Ibrahim Assegaf. Buku itu juga merupakan hasil disertasi penulis, sehingga melalui kajian yg panjang dan sangat serius. Bahkan penulis juga sampai datang dan mewancarai ke Yaman untuk mendapatkan data-data langsung yg objektif. Jadi bukan hanya menerjemahkan dari buku seperti yg dilakukan oleh saudara kita Novel M. Alaydrus.
Dalam buku “Thariqah Alawiyyah” yang sudah diterbitkan beberapa tahun sebelum buku saudara Novel tsb, disimpulkan bahwa banyak sekali hal yg terdapat pada Thariqah Alawiyyah itu sangat dekat dng Madzhab Ahlul Bayt, atau sering juga disebut dng Madzhab Syiah. Dan memang sangat logis apabila demikian karena sumbernya pun banyak kesamaan. Alawiyyin Indonesia (dan yaman/hadhramaut) merupakan keturunan dari Ali al-Uraydhi bin Jafar Shodiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husayn bin Ali b. Abi Thalib/ Fathimah bt Rasulillah SAW.
Saran saya, jangan hanya membaca 1 atau 2 buku terus berani mengklaim bahwa itulah yg benar dan yg lain salah.
Demikian yg saya pahami.
infosyiah said
Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu…
Buat Syarif Alaydrus, punya tanggapan? Atau nuggu dulu Antum baca buku yang ditawarkan Habib Umar…
abu fadl said
Terimakasih habib Umar atas penjelasannya. Saya ada pertanyaan ringan:
Bukankan Alawiyyin/Habib di Indonesia yang berasal dari Yaman/Hadramaut itu bermazhab Zaidiyah (diakui sebagai mazhab Syiah juga) ? Dan merupakan keturunan Zaid bin Ali Zainal Abidin (bin Husein bin Ali bin Abi Thalib?
Saya dapat informasinya dari sini:
http://en.wikipedia.org/wiki/Zaidi
infosyiah said
Silahkan Bib Umar, gimana tuh…
Umar said
Sejauh yg saya tahu, hampir semua alawiyyin di Indonesia (juga hadramaut) merupakan keturunan dari Ali Al-Uraydzi, yg merupakan saudara dari Imam Musa Kadzim. Atau lebih detailnya, Alawiyyin di hadramaut adalah anak keturunan dari Ahmad bin Isa Al-Muhajir bin Muhammad bin Ali al-Uraidzi. Sehingga jalur keturunan ke atasnya ya seperti yg sudah disebutkan sebelumnya, bin jafar shodiq, dst.
Tentang madzhab yg dianut oleh Alawiyyin di hadramaut, sebagian riwayat menyatakan bahwa Imam Ahmad Al-Muhajir tersebut awalnya bermadzhab Syiah Zaidiyah, tapi kemudian berubah menjadi Syafi’i karena alasan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Itu yg saya tahu sejauh ini pak..
abu fadl said
Terimakasih Bib atas jawabannya. Saya juga agak ragu dengan penjelasan di wikipedia tsb, karena disebutkan bahwa Syiah dianggap sesat (heretic) oleh umat Islam yang lain. Padahal fatwa Al-Azhar dan Syaikh Qardhawi menyebutkan bahwa Syiah adalah salah satu mazhab Islam.
Memang wikipedia merupakan ensiklopedi bebas, jadi siapa saja boleh menulis dan memasukkan artikel disana. Walaupun mereka sudah berusaha untuk melakukan screening, tapi masih belum optimal. Mudah-mudahan perkembangan ke depan akan lebih bagus, karena ensiklopedi gratis spt ini banyak manfaatnya untuk umum.
infosyiah said
Lanjuut…
Umar said
Terima kasih. Saya kira semua informasi sifatnya positif, tinggal gimana kita ngolahnya saja. Ya kan?
Sedikit tambahan tentang Ali al-Uraydzi, beliau ini dikaruniai umur cukup panjang sehingga beliau mengalami juga masa imamah Ali Ar-Ridha yg juga kemenakannya. Diriwayatkan bahwa Ali al-Uraydzi ini sangat mencintai Imam Ridha dan sekaligus pengikut setia Imam Ridha (dan juga ayahnya Imam Musa tentunya). Inilah salah satu yg menguatkan riwayat yg menyatakan bahwa beliau dan juga cucunya Imam Ahmad bin Isa yg hijrah ke yaman bermadzhab Syiah Imamiyah Itsna asyariyah. Disamping riwayat lain yg meriwayatkannya sebagai Zaidi.
Yang saya pernah baca, sewaktu Imam Ahmad bin Isa al-Muhajir pindah ke Yaman, waktu itu yaman dipenuhi oleh orang2 Khawarij.
Itu beberapa tambahan dari beberapa sumber info yg saya pernah dapat. Bisa jadi ada sumber2 lain juga.
Wallahu a’lam.
infosyiah said
Makasih banyak nih Bib Umar.
Akhirnya, terungkap juga sebagian sejarah itu…
abu fadl said
Makasih Bib atas penjelasannya.
Sekedar info, rupanya sudah ada koreksi di wikipedia, kalimat yang menyebutkan Syiah sesat sudah dihapus. Alhamdulillah.
infosyiah said
Wah bagus tuh..
untung sampurna said
salam,
numpang tanya tentang masalah kekhalifahan.
setahu saya, menurut syiah setelah wafatnya Rasulullah SAW seharusnya Imam Ali yang menjadi Khalifah. hal tersebut adalah kehendak siapa? kehendak Rasulullah SAW sendiri atau kehendak Allah SWT? dalilnya?
terimakasih
infosyiah said
Menurut Anda apa bedanya kehendak Rasulullah saw ketika Allah berfirman dalam al-Quran “Dan dia (Nabi Muhammad) tidak akan berbicara dari hawa nafsunya sendiri melainkan itu adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya”?
nuryadi asgor said
maaf nimbrung,jalan terbaik bagi pribadi kita adalah mempelajari ilmu riwayat sehingga bisa membedakan oleh kita sendiri mana riwayat/dalil yang benar2 diucapkan oleh Rasulullah SAW,tidak mengambil begitu saja dari orang lain.hingga kita bisa tau apa sebanarnya yang diucapkan oleh Nabi,apakah pengganti beliau itu Imam Ali atau Siapa.kuncinya adalah ilmu riwayat..
abu fadl said
Silakan simak diskusi dalam artikel: Usaha Menggagalkan Acara Arbain di Malang.
Klik disini:
Fajar junaedi EP said
Ikhwan-ikhwan sebaiknya sabar aja dengan para penghasut, alhamdulillah kita ‘TERSESAT DI JALAN YANG LURUS YAITU JALANNYA AHLUL BAYT A.S. ‘
untung sampurna said
terima kasih atas tanggapannya.
Jadi jelaslah sekarang bahwa menurut keyakinan syiah, Allah lah yang berkehendak Imam Ali yang mesti jadi khalifah setelah Rasululah wafat. bukan kemauan Rasulullah SAW, apalagi kemauan Imam Ali sendiri. Dalilnya adalah ayat yang Anda tulis di atas.
Mari sama-sama bertanya pada diri masing-masing, sebagai orang yang mencari kebenaran, buka hati dan pikiran.
Jika kekhalifahan Imam Ali langsung sepeninggal Rasulullah SAW adalah kehendak Allah Ta’ala, mengapa hal itu tidak terjadi?
apakah syiah meyakini bahwa ada kekuasaan/ kewenangan lain yang lebih dari kekuasan Allah TA’ala yang sanggup menggagalkan kehendak-NYA?
saking jelas dan gamblangnya, mestinya kita tak perlu lagi memberi dalil dan contoh bagaimana kehendak Allah pasti terlaksana. Tapi untuk sekedar info saja, Allah Ta’ala berkehendak Nabi Musa untuk menjadi Nabi. hal itu terlaksana meskipun Fir’aun berusaha sekuat tenaga untuk menggagalkannya.
by the way, tulisan-tulisan di web ini sudah banyak. layoutnya juga bagus. pasti digarap dengan serius. mungkin bisa ditambah dengan menampilkan (atau bahkan menyediakan bagi yang mau) buku-buku rujukan utama syiah seperti : Ushulul Kaafi, Rijalul Kasya, Tafsir Alyasyi, Ushul Assyiah Alimamiyah, Tafsir Alqummy, Fashlul Khitab dll agar yang mau belajar bisa menelaah sendiri secara langsung.
sekedar masukan saja, saya usulkan buku-buku tersebut karena bagi orang-orang yang ingin belajar secara obyektif, perlu menelaah rujukan-rujukan otentik. bukan tukilan-tukilan dan terjemahan saja.
para ikhwan tak perlu cemas berlebihan dengan kabar yang mengatakan bahwa rujukan-rujukan utama syiah disembunyikan dulu dan dibuka hanya kepada orang-orang yang sudah masuk kategori “fanatik”, dan kalau dari awal orang menelaah kitrab-kitab otentik rujukan utama syiah, maka dia tidak jadi masuk syiah.
kalau masalah buku-buku filsafat, politik, sosiologi dsb beserta para tokohnya, itu bukan tolok ukur telaah. karena kita semua pun mengagumi karya microsoft, nasa, dan high tech lainya meskipun yang membuat bukan muslim.
yang penting mari belajar dengan prosedur yang apik. bukan sekedar wejangan dari teman/ keluarga. bukan sekedar diskusi dengan ilmu kira-kira dan megahnya ilmu debat (mantiq).
” Ya Allah, tunjukkanlah pada kami yang benar itu benar dan beri kami kemampuan untuk mengikutinya. dan tunjukkanlah pada kami yang salah itu salah, serta beri kami kekuatan untuk meninggalkannya”
infosyiah said
@ Untung Sampurna, Anda adalah kesekian kalinya dari saudara-saudara Wahabi/salafi yang datang silih berganti dengan misi masing-masing. Anda sekarang misinya untuk menghasut orang lain dengan buku-buku yang disebutkan.
Coba Anda dan sekalian saudara-saudara Wahabi/salafi baca artikel ini:
dan
Begitu juga mengenai buku-buku Syiah, yang perlu ditanyakan adalah mengapa perpustakaan-perpustakaan Madinah dan secara umum di Arab Saudi jarang bahkan di Madinah tidak ditemukan buku-buku tentang Syiah? Lihat berita ini:
Apa yang ditakutkan oleh Wahabi/salafi dengan buku-buku Syiah?
Kelompok takfiriyah Wahab/salafii selama ini yang menakut-nakuti orang agar jangan membaca buku-buku Syiah!
Sekarang mengenai masalah, bila pemilihan Imam Ali as adalah kehendak Allah, mengapa hal itu tidak terjadi?
Ini sebuah pertanyaan paling bodoh yang pernah dilakukan oleh seorang muslim yang hatinya hanya dipenuhi oleh permusuhan dan kedengkian. Bahkan selanjutnya dengan berusaha menggiring pembaca bahwa Syiah meyakini ada kekuatan lain selain Allah!
Logika apa ini!
Untung Sampurna, mendekati masalah agama hanya dengan emosi dan permusuhan selalu membuat para Wahabi kecolongan sendiri dan ketahuan akan kedangkalan pemikirannya.
Dalam masalah kehendak Allah itu ada dua, kehendak takwini dan tasyri’i, tata cipta dan tata tinta, penciptaan dan pensyareatan. Dalam ayat-ayat yang berkaitan dengan kata-kata “Idza Arada Syaian… Kun Faya Kun”, itu memang kehendak Allah yang berhubungan dengan kehendak-Nya sebagai tata cipta. Urusaannya dengan penciptaan. Dan bila sudah urusannya dengan masalah penciptaan setiap yang dikehendaki-Nya pasti terjadi.
Sementara yang sedang kita diskusikan mengenai masalah kehendak Allah lewat Rasulullah saw memilih Imam Ali as sebagai khalifah berhubungan dengan tata tinta. Itu murni terkait dengan syariat Allah.
Hal sama ketika Allah mengatakan bahwa salat dapat membuat orang yang melakukannya menjauhkan diri dari kemungkaran dan kekejian. Ini sebuah kehendak Allah. Tapi berhubungan dengan syariat Allah, bukan penciptaan. Dan ketika berhubungan dengan syariat Allah, ikhtiyar manusia bermain di sana. Di sana ada penghalang yang membuat seseorang tidak dapat melakukan sesuatu dan faktor-faktor lain. Itu yang membuat amal perbuatan manusia bernilai di hadapan Allah.
Pernyataan Anda sama saja dengan mengatakan bahwa Allah dalam masalah kehendaknya dalam syariat seperti contoh salat yang dapat menahan orang untuk melakukan kemungkaran adalah kebohongan. Na’udzu Billahi Min Dzalik.
Lihat!
Anda yang pertama memulai tuduhan berlandaskan kebencian dan kebodohan. Dan pada akhirnya ketahuan siapa yang menisbatkan kebohongan kepada Allah swt. Niatnya untuk mendiskreditkan Syiah tapi hasilnya malah sebaliknya.
Allah Maha Bijaksana!
Pernyataan Anda hanya muncul dari emosi dan permusuhan. Namun yang tidak boleh dilupakan sebenarnya pertanyaan itu muncul dari kedunguan.
Maaf bila terkesan agak kasar, tapi karena pemahaman Anda yang seperti demikian. Yaitu Allah berbohong dan lemah (Na’udzu Billahi Min Dzalik), maka infosyiah sangat tidak bisa menerima cara memahamkan Islam dengan apa yang Anda inginkan.
Setiap orang yang memiliki akal yang sehat tidak dapat menerima itu.
untung sampurna said
wah…wah…wah santai saja dialognya.
kenapa Anda buru-buru memvonis saya sebagai wahabi. Anda menuduh saya emosi dan penuh kebencian:) coba dibaca lagi deh pertanyaan saya di atas itu.
justru sebaliknya, Andalah yang agaknya lepas kontrol. santai dikit. ngga perlu mencoba keluar dari pagar diskusinya hingga melebar sampai ke wahabi segala.
mari kembali ke batasan masalahnya. saya bertanya kehendak siapa kekhalifahan Imam Ali? anda menjawab, itu kehendak Allah berdasarkan ayat yang Anda tulis.
lalu saya bertanya, kok kehendak Allah tidak terlaksana?
sebuah pertanyaan simple.
kalau tentang kitab-kitab rujukan syiah, itu kan wajar -wajar saja orang bertanya. kan rujukan-rujukan tersebut tidak seperti Kitab Bukhari yang dengan mudah dibaca orang. rata-rata penganut syiah belum pernah baca rujukan mereka. apakah Anda juga sudah membacanya sendiri ?
mari kembali ke pokok masalahnya. kalau ngga tahu, ya belajar dulu. kalau Anda memang salah, ya terserah mau diakui atau tidak, ngga masalah kok.;)
untung sampurna said
masalah sholat yang Anda kemukakan jelas sama sekali berbeda. itu perintah Allah (bukan kehendak). sementara keuntungan/ pahala dari sholat adalah janji Allah buat yang melakukan sholat dengan benar. Allah menjanjikan barangsiapa yang sholat dengan sebenar-benarnya jelas akan mendapat apa yang Allah janjikan. tapi kalau sholatnya ngga betul, ya salah orangnya.
abu fadl said
@untung,
Analogi sederhananya, perintah Allah kepada manusia untuk beriman kepada Allah belum tentu menjadikan semua manusia beriman. Begitu juga perintah Allah untuk menjadikan Imam Ali sbg khalifah umat Islam, belum tentu diikuti oleh umat Islam.
Allah telah menganugrahkan kepada manusia kebebasan berkehendak yang harus dipakai untuk memilih jalan yang benar. Sehingga ketaatan kepada perintah Allah karena pemahaman dan keyakinan, bukan karena keterpaksaan.
@nuryadi
Bisa tolong dijelaskan lebih lanjut pernyataan anda sbb: “… kabar yang mengatakan bahwa rujukan-rujukan utama syiah disembunyikan dulu dan dibuka hanya kepada orang-orang yang sudah masuk kategori “fanatik”, dan kalau dari awal orang menelaah kitrab-kitab otentik rujukan utama syiah, maka dia tidak jadi masuk syiah…”
Saya sendiri melihat Syiah terbuka dengan literatur-literaturnya. Banyak buku-buku dan (Alhamdulillah karena era internet), bisa didapat lewat internet.
@infosyiah,
Kita memang harus banyak bersabar menghadapi kejumudan kaum wahabi, karena hasil pemikiran dan pemahaman dari doktrinasi sempit. Mengajak mereka berfikir sehat dan keluar dari kungkungan emosi dan rasa permusuhan thd Syiah memang memerlukan usaha yang besar.
infosyiah said
@Untung Sampurna, betul Anda , kelihatan kalau jawaban infosyiah sebelumnya terlihat emosi. Terima kasih sekali atas pengingatannya. Untuk masalah salah dan benar kelihatannya Anda terlalu tergesa-gesa. Dengan hanya sehalaman tulisan terus mengklaim kebenaran kelihatannya terlalu dini.
Masalah belajar lagi itu sudah pasti. Dan infosyiah tidak akan ragu-ragu untuk mengatakan bahwa pendapat Anda yang benar, bila memang benar.
Sebelum kembali ke pokok masalah yang Anda tanyakan, berkaitan dengan buku-buku yang Anda tanyakan, Anda silahkan pergi ke ICC Alhuda Jakarta.
Bahwa rata-rata buku-buku yang Anda sebutkan belum dibaca oleh orang-orang Syiah, jelas saja. Semua itu masih dalam bahasa Arab. Segalanya perlu waktu dan usaha ke sana sudah ada. Anda tinggal tunggu saja terjemahan buku-buku yang Anda sebutkan.
Mengenai apakah infosyiah sudah membacanya atau belum apakah penting buat Anda. Infosyiah telah membacanya walaupun tidak dari awal sampai akhir, sebagaimana juga telah membaca sumber-sumber rujukan Ahli Sunah bahkan Wahabi. Bahwa Bukhari banyak dibaca orang, tentu saja demikian. Ini masalah yang terlalu sederhana bila hendak dibandingkan dengan buku-buku rujukan Syiah.
Baik, kembali pada pokok masalah.
Dengan emosi sebelumnya akhirnya membuat infosyiah memang terlupakan untuk menjelaskan satu masalah. Dan itu membuat infosyiah terperangkap. Masalahnya adalah mengenai penjelasan khalifah terlebih dahulu.
Kata khalifah menurut Syiah ada dua makna. Khalifah apa adanya dan khalifah Allah. Ada khalifah historikal dan khalifah Allah yang semestinya diinginkan oleh Allah. Di sini sering rancu ketika orang menyebutkan bahwa Abu Bakar adalah khalifah berarti dia juga adalah khalifah Allah. Artinya dia adalah khalifah sebagai pengganti Rasulullah saw. Padahal tidak demikian. Sebelum melanjutkan mengapa demikian, infosyiah akan melanjutkan bahwa bila khalifah yang dimaksudkan adalah khalifah Allah, maka orang seperti Yazid bin Muawiyah akan disebut juga sebagai khalifah Allah. Padahal tidak demikian. Sejarah mencatat bahwa dia adalah seorang peminum khamar dan banyak perbuatan lainnya yang melanggar syariat. Bila yang Anda maksudkan dari khalifah adalah setiap penguasa yang menyebut dirinya atau disebut oleh kaum muslimin adalah khalifah, maka jelas tidak demikian.
Kembali pada penjelasan sebelumnya, mengapa Abu Bakar bukan khalifah Allah, karena memang tidak ada teks yang menyebutkan bahwa dia seorang pengganti Rasulullah saw bila beliau wafat. Peristiwa Saqifah mencatat itu semua. Abu Bakar dalam peristiwa itu tidak pernah mengajukan dalil-dalil baik dari al-Quran maupun hadis Rasulullah saw.
Berbeda dengan Imam Ali as yang dalam berbagai kesempatan Rasulullah mengisyaratkan bahwa ia adalah pengganti dirinya sepeninggalnya kelak. Terakhir dalam hadis al-Ghadir.
Khalifah dalam Islam bukan berarti penguasa. Tapi pengganti Rasulullah saw dalam segala tugas Nabi yang diembannya. Khalifah Allah yang diinginkan dalam Islam tidak pernah berbicara mengenai kekuasaan. Coba Anda lihat penggunaan kata khalifah dalam al-Quran.
Di sini, menjadi pemimpin/penguasa (yang Anda sebut khalifah) itu hanya sebagai alat. Oleh karenanya, seorang khalifah Allah tidak harus memimpin negara. Sebagaimana tugas para Nabi tidak demikian tapi bila kesempatan itu ada seperti Nabi Daud dan Sulaiman as, maka itu akan dipakai.
Jadi, dalam hal ini Anda dan infosyiah berbeda dalam memaknai khalifah. Menurut infosyiah kata khalifah memiliki dua makna; khalifah historikal dan apa adanya, dan khalifah Allah dan yang seharusnya.
Itulah mengapa Syiah dalam mengkritik Abu Bakar bukan sebagai khalifah historikal tapi sebagai khalifah Allah. Itulah mengapa Syiah tetap menganggap Imam Ali as sebagai khalifah Allah, sekalipun tidak menjadi khalifah langsung sepeninggal Nabi.
Untung Sampurna, kehebatan Anda adalah dengan cermat memilihkan kata untuk masalah ini. Dan terima kasih kembali bahwa Anda mengingatkan untuk tidak terburu nafsu.
Untuk masalah salat Anda katakan itu sebagai perintah dan bukan kehendak. Kali ini Anda yang tergelincir. Mana ada perintah keluar tanpa ada kehendak. Semestinya Anda memahami dengan benar penjelasan infosyiah sebelumnya tentang ada dua kehendak; tata cipta dan tata tinta, takwin dan tasyri’i. Bila Anda sudah memahami itu baru kemudian masuk menganalisa kehendak tasyri’i Allah. Kehendak tasyri’i Allah kadang dalam bentuk perintah (wajib), larangan (haram) dan tiga hukum yang lainnya. Infosyiah pikir dalam masalah ini Anda yang perlu belajar lebih banyak. Tidak masalah kan?, kita saling belajar. Namanya juga diskusi.
Saudara Untung Sampurna, Anda boleh mengatakan bahwa tercegah dari perbuatan mungkar adalah pahala. Dalam hal ini kita bisa sepakat. Namun, penekanan infosyiah adalah itu adalah akibat dari melaksanakan salat. Mengapa orang masih juga melakukan maksiat, karena (seperti yang Anda sebutkan) tidak melaksanakan salat dengan benar. Hubungannya di sini, mengapa Imam Ali as tidak menjadi khalifah historikal langsung setelah Nabi Muhammad saw? Karena mereka tidak melaksanakan perintah Rasulullah saw dengan benar. Coba mereka melakukan perintah Nabi dengan benar, maka khalifah historikal dan khalifah Allah bergabung dalam diri Imam Ali as sepeninggal Nabi Muhammad saw. Jadi, di sini masalah bukan pada Imam Ali as, tapi para sahabat yang lain.
ridhwan said
Saya baca pertanyaan Mas Untung berulangkali. Ternyata sangat terarah, spesifik dan menggunakan penalaran yang bagus. Jelas sekali mas Untung ini cukup menguasai permasalahan. Bahasa yang digunakan juga santun. Terbukti dengan menyebut “Imam Ali” yang jargon ini tidak popular digunakan oleh wahabi (seperti tuduhan infosyiah).
Saran dari mas Untung mengenai kita-kitab rujukan syiah juga sangat positif. Mas Untung memberi motivasi agar penganut syiah membaca rujukan-rujukan utama mereka sendiri, tidak hanya membaca tukilan-tukilan saja, itu kan saran yang sangat simpatik.
Justru tanggapan dari infosyiah yang sporadis. Tidak jelas ujung pangkalnya. Menunjukkan bahwa infosyiah kehilangan pijakan argumen, tampak ingin lari dari arah pertanyaan dan berusaha membelokkan perhatian orang menuju masalah wahabi. Saking emosionalnya sehingga infosyiah tidak bisa melihat inti permasalahan. Pertanyaan tentang “kehendak”, justru dijawab mengenai “perintah”.
infosyiah bahkan mengulas masalah wahabi. Dalam diskusi seperti itu, mestinya tidak perlu dibahas apakah mas Untung itu bermadzhab apa, apakah dia pria atau wanita, tinggi atau pendek, hitam atau putih. Karena hal-hal tersebut bukan topik pembicaraan.
Salut buat mas Untung yang tetap santai dan santun walaupun dihujat seperti itu.
Lebih tragis lagi, infosyiah mencacimaki pertanyaan mas Untung. Suatu tindakan yang sangat jauh dari etika. Siapapun yang membaca pertanyaan mas Untung di atas, akan setuju bahwa pertanyan tersebut sangat cerdas, terarah dan sistematis.
untung sampurna said
terima kasih.
dan sebelum saya sampaikan tanggapan saya, mohon penjelasan dari tulisan Anda :
” …Khalifah dalam Islam bukan berarti penguasa. Tapi pengganti Rasulullah saw dalam segala tugas Nabi yang diembannya. Khalifah Allah yang diinginkan dalam Islam tidak pernah berbicara mengenai kekuasaan…”
apa yang syiah maksud dengan “pengganti Rasulullah SAW dalam s e g a la tugas Nabi yang diembannya”?
termasuk menerima wahyu?
terimakasih
infosyiah said
@ Ridhwan, terima kasih sekali lagi atas pengingatannya. Anda tidak perlu khawatir, kesalahan itu telah diralat oleh infosyiah di atas.
Namun, kata-kata mencaci tidak diterima oleh infosyiah. Karena tidak ada caci makian dalam tanggapan infsyiah.
Usulan Untung untukmembaca buku-buku rujukan juga sudah dijelaskan oleh infosyiah. Hanya mengenai masalah (Pertanyaan tentang “kehendak”, justru dijawab mengenai “perintah”) Anda kelihatan tergelincir dalam lobang yang sama dengan Untung. Apa selama ini ketika Anda memerintah tanpa pernah ada kehendak terlebih dahulu? Semua perintah dan larangan munculnya dari kehendak. Tapi kehendak itu kemudian muncul dalam bentuk perintah maupun larangan.
Bahwa pertanyaan Untung sangat cerdas itu diakui oleh infosyiah, namun jawabannya sudah pada diskusi selanjutnya.
Santai saja…
Dunia belum berakhir.
@Untung Sampurna, menerima wahyu itu bukan tugas. Karena wahyu adalah bukti seorang menjadi Nabi.
Infosyiah pikir Andajelas tahu apa risalah Nabi. Salah satu tugas Nabi adalah menjelaskan hukum-hukum Allah. Dan seluruh sahabat bahkan seluruh kaum muslimin sepakat, sesuai dengan hadis-hadis bahwa Imam Ali as sebagai orang yang paling tahu mengenai masalah-masalah agama. ungkapan A’lamukum, Aqdhakum dan lain-lain hanya pernah disandang oleh Imam ali as.
Umar bin Khatthab dalam banyak hal menanyakan masalah-masalah keagamaan kepada Imam Ali as, katanya “Lau Laa Aliyyun La Halaka Umar” (Bila tidak karena Ali, Umar telah celaka).
Khalifah Rasulullah saw harus dapat mewakili Nabi dalam urusan ini.
Untuk sementara itu dulu…
untung sampurna said
terimakasih untuk penjelasannya.
walapun masih rancu istilah “menerima wahyu bukan tugas nabi”. tapi biarlah itu jadi catatan dulu.
juga saya pikir sekarang tidak sedang membahas keutamaan Imam Ali atas sahabat Rasul lainnya.
kita kembali ke masalah kekhalifahan. agar tidak terjadi kesimpangsiuran, mohon redaksi infosyiah menuliskan redaksi hadis Ghadir yang mengangkat Imam Ali sebagai khalifah.
terima kasih.
ridhwan said
infosyiah telah meralat kata-kata emosionalnya itu bagus sekali. lanjutkan.
tetapi kalau infosyiah tidak terima dibilang mencaci pertanyaan mas Untung, coba deh tengok tulisan infosyiah :
“…Pernyataan Anda hanya muncul dari emosi dan permusuhan. Namun yang tidak boleh dilupakan sebenarnya pertanyaan itu muncul dari kedunguan….”
itu jelas-jelas sebuah cacian. tapi sudahlah, toh mas Untungnya juga ngga ambil ati. saya juga mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan.
tentang “kehendak” dan “perintah”, memang agaknya infosyiah selalu berkelit. jelas beda dong.
“kehendak” fokus tanggung jawab pelaksanaannya pada yang berkehendak. sedangkan “perintah” , sudah ada kaitan dengan pihak yang diperintah.
jka Allah berkehendak atas sesuatu, maka tanggungjawab Allah lah sesuatu itu akan terlaksana.
beda dengan jika Allah perintahkan kita melakukan sesuatu, maka beban tanggungjawab pelaksanaan itu ada pada kita.
jadi perbedaan yang mudah dikenali adalah menyangkut jumlah pihak yang terlibat.
dan pertanyaan awal mas Untung adalah mengenai “kehendak siapa?”.
bukan “perintah siapa kepada siapa?”
tetapi sepertinya mas Untung sudah memahami usaha infosyiah membelokkan arah masalah . dan sepertinya mas Untung tidak mempermasalahkan lagi. mungkin dia lebih suka pembicaraan fokus dan efektif.
terima kasih semua.
abu fadl said
@untung
Tentang Imamah, bahasan yang lebih lengkap ada disini:
http://www.answering-ansar.org/answers/imamate/en/index.php
(dlm bhs Inggris)
Jika anda tertarik riset ttg masalah ini, silakan datang ke perpustakaan ICC. Banyak buku-buku Syiah yang bebas dibaca untuk umum disana.
untung sampurna said
@Ridhwan
terimakasih atas pemahaman dan penjelasan mas Ridhwan.
Sekedar info buat mas Ridhwan, biarkanlah diskusi ini mengalir dahulu. nantinya kan masing-masing bisa mendapat pemahaman. terimakasih.
@infosyiah
agar lebih jelas, saya ulangi permohonan saya agar infosyiah menuliskan redaksi hadist Nabi yang diyakini sebagai perintah untuk mengangkat Imam Ali sebagai khalifah.
terimakasih.
infosyiah said
@ Ridhwan, Anda rupanya belum puas, ingat kata dungu itu sama dengan kata bodoh. Dan ingat juga, Anda perlu lihat konteksnya. dalam konteks apa infosyiah menyebutkan kata itu. Ingat tidak selamanya mengatakan dungu itu adalah salah. Yang terpenting adalah apakah punya kerelasian konteks atau tidak. Karena al-Quran sendiri banyak mempergunakan kata dungu/bodoh/jahil. Apa lantas allah mencaci?
Kedunguan itu Anda tambahkan lagi dengan masih bersikeras membahas masalah kehendak Allah dan perintah Allah. Sayangnya, jawaban infosyiah yang gamblang sebelumnya mengenai pembagian kehendak Allah tidak Anda baca dengan baik. Bahkan penjabaran berikutnya juga tidak dipahami. Lha kalau tidak paham-paham lalu apa?
Pertama, kehendak Allah terkait dengan masalah Imam Ali as menjadi khalifah itu bukan kehendak takwini tapi tasyri’i. Allah berkehendak Muhammad saw menjadi Nabi adalah tasyri’i. Apa itu tasyri’i? Infosyiah kira Anda dapat mengerti masalah ini. Tasyri’i itu seperti orang membuat undang-undang, sebuah kesepakatan. Disebut tasyri’i karena Allah yang mengeluarkan undang-undang itu.
Karena ini hanya sebuah kesepakatan dan memang begitulah filsafat kehendak tasyri’i Allah bahwa aturan-aturan dibuat agar orang dapat memilih sehingga pemberian pahala dan siksa bermakna. Makanya infosyiah mengtakan sebelumnya bahwa dalam kehendak tasyri’i, manusia punya ikhtiyar untuk melakukan pemilihan. Orang boleh menganggap Muhammad saw sebagai Nabi atau tidak. Orang boleh mengakui Imam Ali as sebagai khalifah Allah atau tidak. Tapi itu tidak akan pernah mempengaruhi kehendak tasyri’i Allah bahwa mereka adalah Nabi Allah dan khalifah Allah. Karena Dia tidak berurusan dengan kita setuju atau tidak. Namun, dampaknya jelas ada…
Itu yang namanya kehendak tasyri’i Allah. Kesulitan Anda adalah tidak mampu membedakan dua kehendak Allah ini. Akhirnya berbicara tentang tanggung jawab pada masalah kehendak dan perintah.
Ridhwan, Anda bisa langsung turun juga mendiskusikan masalah ini.
Kembali pada masalah kehendak Allah dan perintah Allah. Ketika kita berbicara tentang kehendak Allah bahwa Muhammad saw menjadi Nabi dan Imam Ali as menjadi khalifah Allah, kita sedang masuk membicarakan masalah kehendak tasyri’i Allah. Dan di sini, kehendak Allah mengambil bentuk perintah dan larangan. Infosyiah tidak mengerti mengapa Anda malah lari pada kajian tanggung jawab. Bila kehendak Allah maka tanggung jawabnya adalah Allah kalau perintah maka tanggung jawabnya adalah pelaku. Itu bukan masalah esensi dari kehendak dan perintah. Itu dampaknya. Nanti bisa kita diskusikan masalah ini. Anda pahami dahulu apa arti kehendak dan definisi perintah. Baru jelas masalahnya. Segala perbuatan Allah baik memerintah maupun melarang atau mencipta semuanya muncul dari kehendak. Bagaimana bisa Anda membayangkan ada seseorang memberi perintah secara sadar tanpa pernah berkehendak? Ini jelas sebuah kebodohan yang nyata.
Masalah Anda adalah tidak mampu memilah dengan baik kehendak Allah itu. Dengan memilah kehendak Allah akan mudah menyelesaikan banyak masalah dalam Islam.
Bahwa tanggung jawab dalam perintah kembali ke pelaku dan bukan Allah, itu jelas tersurat ketika Anda sukses membagi kehendak Allah menjadi dua; tata cipta dan tata tinta, takwini dan tasyri’i. Dalam tasyri’i karena di sana ikhtiyar manusia mendapat penekanan kuat, maka akibatnya menjadi tanggung jawab mereka. Sederhana khan?
Ridhwan, ketika Anda menanyakan sebuah masalah dan ingin mengatakan bahwa pendapat Anda yang benar, maka dalam diskusi Anda harus mampu meruntuhkan argumentasi lawan dan bukan diam. Ketika Anda tidak setuju terhadap sesuatu dan diam padahal konteksnya Anda ingin memenangkan dan membenarkan klaim Anda, maka diam atau tidak melanjutkannya adalah berarti setuju. Dan bukannya membelokkan arah masalah. Anda bisa lihat siapa sekaranag yang membelokkan masalah?
Bukankah masalah intinya adalah kehendak Allah menjadikan Imam Ali as sebagai khalifah-Nya. Dan itu sudah dijawab panjang lebar oleh infosyiah mengenai masalah ini.
Bila ada keberatan, infosyiah masih siap melanjutkan diskusinya.
Dengan demikian, ada dua pembahasan yang telah selesai di sini, mengenai siapa yang memilih Imam Ali as sebagai khalifah yang berujung pada kajian kehendak Allah dan penjelasan makna khalifah Allah.
Sementara masalah buku-buku Syiah, menurut infosyiah bukan masalah besar karena Anda tinggal pergi saja ke Alhuda Jakarta dan silahkan membaca!
@ Untung Sampurna, Anda tidak perlu khawatir bahwa infosyiah tidak akan menjawab itu. Ingat, kerjaan infosyiah tidak hanya menjawab diskusi seperti ini. Tapi punya kerjaan lain terkait dengah blog ini. di samping itu, diskusi ini tidak pernah dibatasi tapi terbuka. Jadi tidak perlu terburu-buru.
Infosyiah memberikan jeda agar yang lain bisa ikut melakukan diskusi di sini, sekaligus memberikan kesempatan semuanya untuk memahami argumentasi kita, sebagaimana yang sudah-sudah. Sekalipun itu rentan membuat diskusi tidak terarah.
Jadi silahkan bagi yang punya pendapat. Toh pendukung Anda seperti Ridhwan dengan bebas infosyiah beri kesempatan untuk mengutarakan pandangannya.
Jadi bersabarlah…
Orang sabar dikasihani Allah…
abu fadl said
@infosyiah,
Jelas sekali penjelasan anda ttg Takwini & Tasyri’i dan hubungannya dengan pengangkatan Imam Ali. Terimakasih.
Apa mungkin bisa dibuat artikel terpisah ttg ini, kemudian diskusi dilanjutkan dari sana ?
untung sampurna said
terima kais atas luangan waktu Anda untuk diskusi ini.
iya, ngga keburu-buru kok 😉 saya sebelum ini memang mengulangi biar tidak terbias oleh tanggapan saya ke saudara Ridhwan. itu saja.
betul Anda sudah mengulas definisi khalifah
dan beberapa hal lainnya. terimakasih.
namun yang saya maksud adalah, saya mohon dituliskan redaksi (kalimat) hadist Nabi yang diyakini sebagai perintah untuk mengangkat Imam Ali menjadi khalifah.
maksudnya agar tidak terjadi kesimpangsiuran pada pembahasan berikutnya.
tentu saja redaksi (kalimat) dalam bahasa indonesianya saja (terjemahan) . tidak usah di paste bhs arabnya disini.
mudah-mudahan harapan saya itu tidak memberatkan.
Anda sibuk? hehehe….sepertinya ngga cuma Anda. santai saja.
makasiih…..
taufik said
Aslmkm.mas infosyiah,untung dan ridwan. ana mau ikut diskusi, yang kebetulan ana masih buta dan sangt awam sekali, agar ana tdk tergelincir maka ana mau tau juga.boleh kan. ana pernah baca dan kebetulan ada teks yang berasal dari cucu Rosulullah Saww beliau adalah Imam Al-Baqir As: “Aku kagum pada org-org yang percaya untuk mengikutiku dan mengakui bahwa taat kepada kami sama dengan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun kemudian menentang hati nuraninya dan memusuhi kita karena penyakit yang ada dalam hatinya. Mereka menghina kami dan menentang orang-orang yang benar-benar mengapresiasi kemuliaan kami. Apakah kamu membayangkan bahwa tuhan akan mewajibkan hamba-hambanya utk menaati kita kecuali jika kita diberi pengetahuan sempurna tentang langit dan bumi, dan menyediakan utk kita semua yg perlu kita ketahui untuk memecahkan persoalan2yang dihadapi oleh manusia?”
Jadi disini ana bukan Syiah dan bukan Suni, tapi ana percaya keturunan Nabi ada sampai akhir Zaman.semoga kita mendapatkan Syafaat beliau dan keturunan (keluarga)Beliau.
Banyak orang yang pintar2 sekarang tapi koq kaya/seperti org keblenger ya…Satu lagi ya…seingat aku, bapk dari mahzab2 bukannya dari keturunan Nabi(Ja’far as shodiq)?kenapa harus pusing sih..kita berpatokan ke situ aja.Gitu aja koq repot..mas untung ente kiliah dimana ama mas Ridwan???ente belajar sejarah islam waktu di sekolah dimana??terimaksih ya… Wass
boby said
permasalahan Mas ridwan sebenarnya berawal dari konsep takdir or qadha dan qadar yg berbeda dgn mahzab infosyiah. menurut mas ridwan semua yg terjadi dialam ini atas kehendak Allah,sehingga kekhalifahan itu juga atas kehendak Allah karena sudah terjadi sama halnya seperti kehendak Allah atas terbunuhnya Imam Husain oleh yazid. atau perginya seorang pelacur melayani tamunya.
karena peristiwa itu sudah terjadi.
Tuannya mas ridwan ini adalah tuhan yg mengizinkan org datang kepelacur karena hal itu sudah terjadi pada beberapa oeg….
karena logikanya, segala yg telah terjadi itu atas kehendak Allah….satu logika yg terbalik balik
infosyiah said
@ Abu Fadl, kelihatannya untuk merealisasikan usulan Anda tidak bisa secepatnya. Dan infosyiah juga tidak janji.
@ Untung Sampurna, terima kasih juga atas pengertian Anda. Masalahnya bukan kesibukan pribadi, tapi yang lebih terpenting terkait dengan blog ini. Anda dengan mudah melontarkan pertanyaan, sementara infosyiah harus menyiapkan jawabannya, jelas dari sisi ini kita berbeda kesibukannya.
Janji infosyiah untuk memuatnya adalah sebuah janji. Jadi tidak perlu khawatir.
@ Taufik, salam taaruf dan silahkan berdiskusi.
@ Boby, kalau menilik ulasan Ridhwan, pandangannya tidak seekstrim itu. Coba Anda lihat mengenai penjelasannya tentang kehendak dan perintah. Di perintah masih ada ruang ikhtiar manusia. Sekalipun Ridhwan tidak mampu menguraikan masalah kehendak Allah dengan baik.
ridhwan said
infosyiah ngga perlu tergesa-gesa menebak kalau saya tidak akan melanjutkan diskusinya. justru tampaknya infosyiahlah yang terburu-buru mengatakan diskusi makna kehendak dan perintah sudah selesai.
saya akui anda cukup punya selera humor. saat ada yang cepat kasih pertanyaan atau tanggapan, anda bilang orang itu terburu-buru. kalau ada yang lambat, maka anda bilang tidak bisa jawab.
hehehe…tampaknya justru anda yang ingin segera selesai.
santai saja, bukankah Anda yang bilang dunia belum berakhir?
Anda memang sudah membuat penjelasan tentang kehendak dan perintah. bahkan sudah berulangkali dan juga agak panjang. namun sayang sekali, agaknya anda gagal menilik fokus perbedaan antara kehendak dan perintah.
memang, kadang saat emosi orang merasa sudah banyak menerangkan, tapi kalimat-kalimat yang disusunnya jadi rumit. tapi ngga apa-apa kok. kita bikin sederhana saja.
betul sekali, saya sependapat, jika dalam suatu perintah memang ada unsur kehendak. namun unsur kehendak dalam perintah berbeda. untuk lebih mudahnya, yuk kita amati contoh sederhana :
kalau saya bilang ” saya berkehendak makan”, maka artinya saya ada dorongan dan akan melakukan aktifitas makan itu sendiri.
tetapi kalau saya perintahkan anda untuk makan, maka belum tentu saya juga akan melakukan aktifitas makan. yang harus melakukan aktifitas makan adalah pihak yang diperintah, dalam contoh ini adalah anda. unsur kehendak dalam perintah ini adalah saya berkehendak agar anda melakukan aktifitas makan.
jadi kalau Allah perintahkan anda untuk berwudhu sebelum sholat, jangan pernah diartikan bahwa Allah yang akan melakukan aktifitas berwudhu.
bisa dipahami perbedaannya?
tentang masalah cacimaki, anda merasa tidak mencaci dengan mengunakan kata dungu, berdalihkan bahwa di Al-Qur’an pun ada kata jahil dsb.
perlu anda ketahui, Al-Qur’an adalah kalam Allah Ta’ala, yang pasti kebenarannya, kesantunannya dalam segala aspek.
Saat anda menggunakan kata yang ada dalam Al-Qur’an di dalam kalimat bikinan anda, maka hal itu tidak berarti kaliamat bikinan anda akan pasti kebenaran dan kesantunannya.
jika ada orang mencacimaki dengan menggunakan (maaf) kata anjing atau babi, apakah anda akan membenarkannya hanya berdalih bahwa kata-kata tersebut juga ada dalam Al-Qur’an?
andai saja anda dengan keterangan-keterangan tersebut belum bisa paham, saya tidak akan mengembalikan istilah dungu dan sebagainya yang anda alamatkan kepada saya. bagaimanapun saya melihat diskusi ini secara positif. paling tidak anda sudah berfikir. 😉
buat mas Untung saya mohon maaf kalau sedikit menyela. selanjutnya saya akan memberi kesempatan mas Untung untuk meneruskan diskusi.
dan saya setuju kalau mas Untung meminta infosyiah menuliskan haidst Nabi SAW yang diyakini syiah sebagai perintah pengangkatan Sayyidina Ali sebagai khalifah.
memang hadis tersebut sudah masyhur, tetapi ada baiknya dituliskan dahulu biar tidak berbeda versi kalimatnya.
kalaupun karena saya berdiam nantinya menurut infosyiah saya dianggap takut/ kalah/ tak bisa menjawab dan sebagainya, maka biarlah itu.
ada sebuah syair arab yang artinya :
” jika ada orang safih berolok-olok, maka janganlah engkau jawab……
karena sesungguhnya sebaik-baik jawaban kepadanya adalah diam…..
saat engkau diam, maka dia mengira engkau tidak bisa menjawab…..
namun sesungguhnya dia tidak mengerti bahwa diammu itu adalah sebuah jawaban…”
Umar said
Kalau saya melihat ulasan infosyiah sudah sangat jelas mengenai “kehendak”, “perintah”, “takwini”, dan “tasyrii”. Penjelasan mas Ridwan menurut saya justru tidak pas, ketika antum mencampur adukkan antara “kehendak” dan “perintah” dengan siapa yang bertanggung-jawab melaksanakannya. Itu 2 hal yg berbeda, mas Ridwan. Kalau antum mengambil contoh kehendak untuk makan, maka supaya pas mestinya antum mengatakan bahwa ketika antum berkehendak agar saya makan, maka saya bisa menuruti perintah antum (sesuai kehendak antum), ataupun tidak menuruti (tidak sesuai kehendak antum). Atau contoh antum yg kedua tentang perintah wudhu sebelum sholat. Allah berkehendak untuk kita berwudhu sebelum sholat, maka Dia memerintahkan kita untuk wudhu. Apabila kita tidak mengikutinya, berarti kita tidak menuruti apa yang dikehendaki oleh Allah. Dan apabila kita menuruti, maka kita telah sesuai dengan apa yg dikehendaki oleh Allah.
Itulah mengapa kita selalu memohon taufiq dari Allah, supaya apa yg kita lakukan selalu sesuai dengan kehendak-Nya.
abu fadl said
@infosyiah
Artikel yang saya maksud dalam bentuk tanya-jawab singkat seperti artikel-artikel lainnya. Ini juga sesuai dengan moto situs Infosyiah: Ringan, segar dan mencerahkan. Kutipan dari uraian anda sebelumnya sudah cukup jelas.
Dibuat artikel terpisah, tujuannya supaya alur diskusi searah dengan judul artikel, sehingga ketika mencari arsipnya di masa yad akan lebih mudah. Sekedar usulan saja.
@habib umar
Analoginya tepat sekali.
nuryadi asgor said
mau nyumbang usulan pada masalah kehendak dan perintah nih,maaf .
menurut saya,segala yang terjadi pasti dikehendaki Allah,walaupun ada yang tidak diridhoi Nya,karena pilihan manusia sendiri sebagai kebebasan memilih dari Allah.
misalnya,perintah Allah,manusia diberi kebebasan untuk melaksanakan atau meninggalkannya.jika manusia melaksanakannya(atas pilihan manusia sendiri)maka Allah lah yang menterjadikannya,karena segala yang terjadi pasti butuh kekuatan,dan semua kekuatan dari Allah. dan Allah Ridho pada perbuatannya./pilihannya.
demikian juga jika manusia melaksanakan larangan Allah,atas pilihan manusia sendiri,tetapi tetap Allah lah yang menterjadikannya,tetapi Allah tidak ridho.karena Allah tidak akan memaksa manusia,karena Allah juga memberikan kehendak kepada manusia,kehendak untuk memilih taat atau maksiat yang masing2 pilihan ada konsekuensinya.
bisa dibilang ,Allah menunggu kita memilih pilihan2 yang tersedia,taat atau maksiat.
dengan logika seperti ini saya bisa mengerti masalah kehendak,perintah dan ridho.
infosyiah said
@Ridhwan, Infosyiah mengajak untuk langsung turun mendiskusikan dan tidak menganggap Anda tidak ingin melanjutkan diskusi. Apa mengajak turun langsung berdiskusi punya makna demikian?
Tentang masalah kehendak, kita sebenarnya punya kesamaan. Sayangnya Anda masih tetap bersikeras pada perbedaan kehendak dan perintah yang tidak substansial karena enggan meminjam istilah yang sudah infosyiah buat.
Dengan istilah yang infosyiah buat akan menjadi mudah permasalahannya.
Apa yang Anda buat sebagai perbedaan itu dalam kehendak tasyri’i dan itu sama dengan penjelasan infosyiah. Kecuali Anda meyakini tidak ada kehendak tasri’i baru kita punya perbedaan pandangan yang substansial.
Aneh…
Mengenai caci maki yang infosyiah sandarkan kepada al-Quran bukan dengan maksud bahwa apa yang disampaikan infosyiah dibenarkan oleh al-Quran. lagi-lagi logika ngamuk. Usaha mendekatkan itu coba dilihat apa alasan dibaliknya? Infosyiah mengatakan bahwa tidak setiap kata dungu itu berarti caci maki. Dan sekalian membawakan penggunaan al-Quran. Jadi, tidak serta merta setiap kata itu berarti buruk tapi harus dilihat konteksnya. Nah, dengan cara itu infosyiah ingin mengajak Anda untuk membuktikan apakah memang benar maksudnya begitu. Sayangnya cara pandang tekstual terhadap masalah selalu saja menghalangi Anda untuk memahami masalah.
Sama halnya dengan apa yang Anda sebutkan sebelumnya mengenai diskusi ini. Tidak ada yang mengatakan bahwa diam dalam mengahdapi argumentasi lawan adalah kalah, tapi yang dipahami adalah tidak punya argumentasi untuk menjawabnya. Sekurang-kurangnya adalah untuk sementara setuju. Kalau Anda ingin mengatakan itu artinya kalah terserah Anda…
@Umar, terima kasih atas penjelasannya.
@Abu Fadl, terima kasih atas usulannya. Apakah menurut Anda bila dimasukkan dalam sebuah kategori seperti saat ini tidak dapat menjawab yang Anda maksudkan?
@Nuryadi Asgor, yang dimaksud dari semua adalah kehendak-Nya walaupun ada yang tidak diridoinya itu yang dikategorikan oleh infosyiah sebagai kehendak tasyri’i.
@Untung Sampurna, untuk redaksi hadis al-Ghadir yang infosyiah pilihkan adalah: “Siapa yang menganggap aku sebagai pemimpin hendaklah menerima Ali sebagai pemimpinnya.” (Al-Ghadir, Allamah Amini)
Sekali lagi atas keterlambatannya mohon maaf.
abu fadl said
@infosyiah
Saya lihat alur diskusinya bagus (bravo untuk anda sbg moderator), dan banyak topik-topik yang terangkat. Jika di masukkan dalam satu kolom artikel, akan perlu waktu untuk mencari topik yg diinginkan di masa yad. Ala kulli hal, bukan masalah besar kok.
untung sampurna said
Breaking News!
sementara, ijinkan saya mengajak diri saya sendiri dan anda semua untuk memeperingati hari ini. hari kelahiran sebaik-baik mahluk Allah.
Assholatu wassalamu alaika Ya Rasulullah ! qallat khilatii adriknii. astaghfirullah.
Allahumma shalli wasallim wa baarik ‘ala Sayyidina Muhammad, wa ‘ala alihi wasahbihi wa man tabi’ahu biihsanin ila yaumidin.
Ya Rabb !
Jangan Engkau palingkan kami sedetik pun dari mengingatMU dan mengingat RasulMU SAW…
Ya Rabb !
Tanamkan dan jagalah cinta di hati kami kepadaMU dan kepada kekasihMU Muhammad SAW….
kepada Ahli Bayt Rasulillah SAW, beserta seluruh turunan mereka….
juga cinta kepada para sahabat Rasulillah SAW
dan semua hamba-hambuMU yang shaleh…
Ya Rabb!
Bihaqqi Al-Husain wa akhihi…
wa jaddihi wa abiihi…
wa ummihi wabaniihi…
sejukkan hati dan kehidupan kami dengan cinta kepada mereka
ampuni segala dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, guru-guru kami, sanak keluarga kami, serta muslimin muslimat semuanya…
jagalah iman dan islam kami, beri petunjuk kepada hamba-hamba yang belum mengikuti diin yang dibawa oleh Rasulullah SAW
wa shallahu ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbihi wa sallam
wa alkamdulillah rabbil ‘alamin
ressay said
hari kelahiran yach:? bukan hari wafatnya Rasulullah? katanya tanggal kelahiran dan wafatnya beliau sama yach? kok lebih senang memperingati hari kelahirannya? ada apa dibalik perisitwa meninggalnya Rasulullah? apakah ada yang ditutup2i oleh Ulama?
Umar said
Wahai Abul Qosim, wahai rasulullah, wahai imam pembawa rahmat, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawassul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu keperluan-keperluan kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah.
Shalawat Allah atasmu dan Ahlul Baitmu dan laknat Allah atas para musuh Allah yaitu orang-orang yang menganiayanya yang pertama hingga yang terakhir.
baraja said
@ Salut buat Sdr Untung, Ridhwan,…. yaftak alaik, jazakAllah khair.
@ Habib Syech Alaydrus, ana sudah baca buku yang antum maksud, antum benar setelah ana mengkaji kitab-kitab klasik para Alawiyin Hadhramaut, termasuk penyusunan do’a seperti Ratib Alaydrus, Al Attas, Al Haddad, dll yang mendoakan para sahabat Rasulullah serta latar belakang penyusunan do’a dimaksud (syarh).
@Habib Umar, maaf saya meragukan pendapat yang antum maksudkan, ana sarankan antum konsultasi dengan Habib Umar bin Hafidz Asyekh Abubakar bin Salim (pengasuh Rubath Darul Musthofa, Tarim, Hadhramaut) melalui situs beliau (buka situs naqobatul Asyraf qubro).
Hasyim said
@ DR.Umar Ibrahim Asegaf adalah Syi’i,
Tulisannya hasil disertasi ??????? (melalui penelitian yang obyektif ????????),
@ Tulisan Sdr Novel M Alaydrus dalam bukunya “sekilas pandang tarekat bani alawi” bisa diteliti dari referensi/daftar pustaka-nya,
silahkan menelitinya.
@ infosyi’ah :
Jika ada pendapat yang tidak sependapat dengan syi’ah jangan langsung memvonis sebagai wahabi, seolah-olah hanya wahabi saja yang menentang syi’ah.
Umar said
@Baraja,
Adalah hak antum untuk meragukan setiap pendapat, saya pun juga memiliki hak untuk meragukan pendapat yg menurut saya pantas diragukan.
@Hasyim,
Saya tidak tahu apakah Dr. Umar Ibrahim itu telah Syiah atau tidak. It’s not my business. Beliau yg saya kenal dulu sih bukan Syiah. Dulu beliau adalah guru Tarikh Islam di SMP/SMA Diponegoro Solo. Yang jelas buku itu memang hasil disertasi doktoral beliau di IAIN Syarief Hidayatullah. Dalam penyusunan disertasinya itu, salah satu metode penelitiannya beliau juga melakukan kunjungan ke Yaman. Yang mendanai juga salah seorang tokoh yg sering mendatangkan Habib Umar b. Hafidz ke Indonesia. Namun kabarnya beliau agak “kecewa” dng hasil penelitian DR. Umar Ibrahim tsb krn menyimpulkan kedekatan thariqah Alawiyyin dng Ahl Bayt (Syiah). Tapi ya itulah hasilnya, bung Hasyim. Saya, Antum, dan semua pembaca bisa menilai dan memilih untuk percaya atau tidak percaya.
Sdr. Novel Alaydrus adalah sahabat saya sejak dulu sampai sekarang. Karena beliau adalah adik kelas saya, dan setelah lulus SMA kalau nggak salah beliau melanjutkan studi di pesantren di Malang.
Saya termasuk pengagum Habib Umar b. Hafidz, pimpinan Darul Mustafa, Tarim. Beliau adalah tokoh ulama & mujahid muda yang saya kagumi karena kerja keras dan keikhlasannya dalam berdakwah.
Walhasil, yang jelas kita wajib untuk terus mencari kebenaran secara obyektif. Dan apapun kesimpulannya harus dihormati dan bisa didiskusikan.
Umar said
Deskripsi singkat dari buku “Thariqah Alawiyyah” nya Dr.Umar Ibrahim.
”Thariqah ‘Alawiyyah merupakan tarekat sederhana, yang tidak berbunga-bunga, yang lebih menekankan aspek akhlak atau amali dalam praktik kesufian … Dan, sebab itu pula, tarekat ini cenderung akomodatif dan sinkretik dengan kepercayaan dan praktik agama atau spiritual lokal.” –Azyumardi Azra
Thariqah ‘Alawiyyah menemukan wujud-utuhnya pada diri Syaikh Al-Haddad, setelah bertebaran di antara tokoh lainnya. Syaikh Al-Haddad telah menjadi simbol Thariqah ‘Alawiyyah itu sendiri sejak abad ke-12 H. Dari sini, wajar bila dia kemudian disebut oleh Dr Mushthafa Hasan Al-Badawi sebagai ”pembaru abad ke-12 Hijriah” (mujaddid al-qarn al-itsna ‘al-asyar al-hijri). Dia juga merupakan tokoh panutan yang berpengaruh besar pada pemikiran sufistik para tokoh Ba ‘Alawi yang menyebarkan Islam pertama kali di Nusantara yang berujung ke Wali Songo.
Buku karya peraih gelar doktor cum laude dalam bidang agama Islam (Ilmu Tasawuf) IAIN Syarif Hidayatullah ini, juga membahas tokoh utama Thariqah ‘Alawiyyah dan figur yang sangat dihormati di Hadhramaut, terutama oleh kaum ‘Alawiyyin, yaitu Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin ‘Ali. Dia adalah tokoh sufi pertama yang menyebarkan paham tasawuf di Hadhramaut. Yang sangat menarik pada diri Al-Faqih Al-Muqaddam ialah adanya pertemuan antara tradisi tarekat Sunni dari Abu Madyan Al-Maghribi dan tradisi irfan dari Ahl Al-Bait. Dua tradisi kelompok besar dari umat ini menyatu pada diri Al-Faqih Al-Muqaddam.
“… tarekat yang menggabungkan aspek fikih dan tasawuf. Dari sisi tradisi, ordo Alawiyah mewarisi peninggalan trekat Suni dan Syiah … gabungan dua mazhab teologi Islam yang berseberangan sepanjang sejarah”. — Tempo, 10 Desember 2000
broery basurrah said
@ Umar
Ada sayair lagu :
” Jangan ada dusta diantara kita”
kulaini said
Ahlul Bayt :
Menurut Al Qur’an : Seluruh istri-istri nabi
Ditambahkan oleh Rasulullah SAW : Ali, Fathimah, Hasan dan Husein.
Diluar itu (meskipun anak cucu Hasan dan Husein) bukanlah Ahlul Bayt tapi keturunan ahlul bayt.
ananda said
Assalamualaykum,
Saya ingin tahu mengenai syi’ah :
Apakah di Syi’ah juga mempelajari fiqih, meliputi :
– asal usul (usulul fiqih)
– periwayatan
– sanad
– derajat hadist (bagaimana menyimpulkannya)
– klasifikasi (kodifikasi)
terima kasih, mohon maaf kalau ini pertanyaan bodoh, namun sungguh saya memang tidak tahu dan ingin tahu.
Umar said
Bung Broery,
Rupanya antum memang bener2 penggemar broery. Tapi memang ada benernya syair yg antum kutip, jangan ada dusta di antara kita. Karena kita semua kan dalam rangka diskusi, sharing pengetahuan, jadi untuk apa pakai dusta segala kan.
abu fadl said
@kulaini
bisa tolong dijelaskan lebih lanjut klaim anda dengan dalil/argumen naqli dan aqli ?
@ananda
saya tidak paham betul mengenai ushul fikih, tapi sekilas dari yang saya dapat pahami
mazhab syiah dalam menyimpulkan fikih bersumber pada Quran dan hadis. Hadis yang dipakai adalah hadis yang diriwayatkan oleh imam ahlul bayt (termasuk sunnah/contoh dari mereka sendiri karena mereka adalah yang sempurna pengetahuannya ttg ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah) dan dari jalur lainnya (sahabat), dengan lebih memprioritaskan hadis dari imam ahlul bayt.
Dalam mengambil riwayat (hadis) sebagai sumber hukum, selain sanadnya harus shahih (nyambung ke maksumin), riwayat ini juga harus diperiksa matannya (makna hadis) dengan Quran. Disini penggunaan akal sangat diutamakan dalam memahami, menyaring dan meng-harmonisasi Quran dan riwayat.
Ali said
mari kita bangun kekuatan, bukan permusuhan, bukan saling caci maki. mari kita lihat dari kebaikannya, bukan dari keburukannya, krn sesungguhnya yg maha baik adalah Allah semata, mari kita tinggalkan ajaran yg suka mencaci ajaran lain, suka memberitakan hal2 yg jelek dan mengadu domba ajaran lain, alangkah hinanya kita selama ini hanya suka mencaci sementara yahudi sudah menguasai hampir seluruh bumi ini termasuk harga diri kita sendiri, alangkah hinanya kita yg menghargai pengorbanan dan perjuangan Rosululloh dengan saling menghasut, memfitnah, memberitakan HANYA keburukan yg lain, alangkah BODOH nya kita yg dianugerahi akal oleh Allah namun tidak kita Pergunakan dengan semestinya dan setiap saat kita isi dengan kotoran2, akhirnya… alangkah menyesalnya kita nanti di padang mahsyar mengetahui tempat kita di neraka walaupun kita mengklaim diri kita islam yg benar.. kalau kita ingin selamat dunia dan akhirat, gunakan akal kita dng se baik2nya, tuntut ilmu krn org berilmu mempunyai kedudukan yg tinggi, beramallah buat sdr2 kita yg membthkan bantuan.
KALAU ADA WEBSITE, MAJALAH, PENGAJIAN, DAN APAPUN BENTUKNYA YG SUKA MENCACI DAN MEMBERITAKAN HAL2 YG BURUK TTG AJARAN LAIN SEPERTI CONTOH DIATAS YAITU PEMERINTAH YAMAN MENYERANG ORG2 SYIAH DNG ZAT KIMIA, ATAU BERITA DI WEBSITE SUNNI YG LAIN YG MENJELEK JELEKAN SYIAH, CEPAT2 TINGGALKAN SEBELUM ANDA IKUT TERJUN DLM KESESATAN YG SEBENARNYA
DObleh kencono said
Assalamu’alaikum…..
Congratulation for infosyiah… you gave explanations clearly and brilliantly. Your discussion is related to qadha’ and qadar that I ever learned about those, and I recognized that it was very difficult to make sense the topics. It is worse when other people have different basic knowledge about qadha’ and qadar.
Before we learn about qadha’ and qadar, we should learn ‘logical thinking’ first, in order that we do not have up side down understanding.
For example: Pertanyaan yang simple ini, bisa enggak ya Alloh menciptakan benda yang amat besar sekali hingga Dia sendiri tidak bisa mengangkatnya….
Salam…. selamat berjuang…..
DObleh kencono said
Assalamu’alaikum.
Menurut saya, belum adanya satu titik kesepakatan antara Srd Nuryadi Asgor dan Infosyiah terletak pada ketidak sepakatan memakai terminologi “Alloh Berkehendak”
Menurut Infosyiah: Alloh berkehendak (in terms of tasyri’i) disini dimanifestasikan dalam at least dua hal:
1. Melalui perintah-Nya.
2. Melalui laranga-Nya.
But, Alloh memberikan kebebasan pada manusia untuk taat atau tidak taat atas kehendak-Nya itu dengan segala konsekuensi yang ada.
On the other hand, Sdr Nuryadi, memahami “Alloh berkehendak” berarti semua yang terjadi di muka bumi ini adalah atas kemauan (kehendak) Alloh. Jika Alloh tak berkehendak maka tidak akan pernah terjadi apa-apa di jagat raya ini. Sehingga, Nuryadi menyimpulkan bahwa jika Alloh telah berkehendak (apapun kehendak-Nya), maka urusan terlaksananya kehendak tsb menjadi tanggung jawab Alloh.
Jadi menurut hemat saya, diskusi tersebut tak akan pernah ketemu suatu kesamaan persepsi karena masing-masing menggunakan terminologi ‘kehendak’ dengan difinisi opersional yang berbeda.
Saya, nambah deh…. sebelum belajar mengenai Qadha’ dan qodar, sebaiknya belajar dulu konsep tauhid yang benar dan matang. Kedua, belajar berpikir logis, agar pemahamannya tidak terbalik-balik.
Menurut saya:
1. Alloh memiliki sifat-sifat-Nya. Kita sepakat itu
2. Sifat Alloh yang satu tidak akan bertentangan (kontradiksi) dengan sifat Alloh yang lain (sifat yang satu harus mendukung sifat-sifat yang lain), dan sifat Alloh tidak akan pernah bertentangan dengan hukum-hukam yang telah Alloh tetapkan.
Contoh: Alloh maha adil, maka sifat keadilan-Nya itu tidak akan bertentangan dengan sifat maha berkehendak-Nya.
Logik nggak: (coba pikirkan)
Alloh berkehendak kalau yazid menjadi pembunuh Imam Husein. Atas kehendak-nya tersebut, adilkah jika Alloh trus membebankan dosa atas pemunuhan Al Husein pada yazid, padahal itu adalah atas Kehendak Alloh.
Sebaliknya, kalau seandainya, Alloh membenarkan perbuatan yazid atas Al-Husein, karena itu telah menjadi kehendak_Nya (Alloh menghapuskan dosa-dosa Yazid karena apa yang dilakukan Yazid aladah atas kehendak Alloh), trus, lantas pedoman-pedoman/hukum-hukum yang tertulis dalam Al-Qur’an, apa artinya?Rentetannya, apa gunanya diturunkan Al-Qur’an? apa gunanya diturunkan Nabi?
Di dalam Al-Qur’an (maupun dalam Hadist) dijelaskan bahwa: Alloh mengancam neraka bagi manusia yang melakukan apa-apa yang diharamkan Alloh. Membunuh orang islam adalah tindakan yang diharamkan oleh Alloh. Apalagi membunuh Al-Husein, itu jelas-jelas sangatlah haram.
Jika tidak logis, pikirkan:
1. Apakah dalam hal ini Alloh tidak konsisten dengan apa-apa yang telah Dia berlakukan. Lha kok mencla-mencle (semoga Alloh melindungi kita dari pemikiran2 seperti itu baik yang disadari maupun yang tidak disadari).
2. Jika begitu, berarti pemahaman kita tentang konsep tauhid kita yang salah.
3. Memang untuk masalah ini, kadang-kadang logika kita tak nututi. Terkadang otak kita tak mampu mengolahnya, ada saja informasi yang masuk otak tak teroleh hingga terdapat jembatan yang menghubungkan antara main idea yang satu, dengan main idea yang lain terputus. Hingga terbentuk misconseption.
4. Kita butuh bimbingan untuk memahami ini agar tidak tergelincir.
5. Mungkin terlalu sedikit terminologi bahasa yang ada didunia ini hingga tak bisa mengungkapkan masalah qadha’ dan qodar (hal-hal yang bathin) dengan kata-kata yang bisa dipahami oleh sembarang orang.
Trus pemahaman yang benar seperti apa dong?
1. Yakini dulu bahwa sifat-sifat Alloh adalah benar dan hukum-hukum Alloh berlaku untuk semua manusia.
2. Alloh memberlakukan hukum sebab akibat di muka bumi ini. Jika engkau berbuat A maka logikanya akibatnya B. Itu logikanya, tetapi akibatnya tidak selalu B, bica C bisa D, dst. Mengapa itu terjadi karena: ada sebab-sebab lain yang tak bisa dilogika oleh manusia, dan manusia tidak harus tahu penyebabnya (itu rahasia Alloh, logika kita tak nututi).
3. Alloh memberikan pedoman-pedoman untuk manusia berupa perintah dan larangan yang dilengkapi dengan konsekuensi yang akan didapat jika seseorang melanggar/patuh thd pedoman-Nya, selain itu alloh juga memberikan kebebasan manusia untuk taat atau melanggar pedoman-Nya, dengan segala konsekuensinya.
4. Itulah cara Alloh menilai mana-mana hamba Alloh yang benar-benar bertaqwa kepada-Nya.
5. Saya sadar argumen saya ini bisa dipatahkan oleh lawan, kalau begitu Alloh sebenarnya tidak tahu dong akhir dari petualangan si A sebelum si A berakhir (mati).
6. Kujawab: saya berlindung dari prasangka-prasangka seperti itu (mengatakan Alloh tidak tahu).
7. Itulah kujawab sekali lagi, akalku tak mampu menembus ilmu-ilmu yang sifatnya bathin, tak kasap mata dan tak bisa dilogika. Kata-kata yang ada si dunia ini tak sanggup untuk membuat otak ku mampu menjangkaunya.
8. That’s why, Alloh berfirman yang ditujukan kepada bangsa Yahudi: celakalah orang-orang yang banyak bertanya tentang apa-apa yang telah ditetapkan-Nya.
9. Itu bukan berarti kita tak boleh bertanya lho?
10. Kalau udah dijawab dan yang memberikan jawaban adalah orang yang punya otoritas dan kapasitas untuk menjawabnya, tapi kita tak paham-paham juga, ya hentikan pertanyaannya, logika kita tak nututi.
11. Taklit kepada imam. Tapi jangan taklit buta tanpa logika. Gunakan logika semampu kita.
12. At least, kita telah berusaha semaksimal mungkin. Hasilnya serahkan kepada Alloh yang maha adil dan maha mengetahui atas usaha-usaha hamba-Nya dengan segala keterbatasan kita sebagai manusia.
13. Asal, jangan menganggap keyakinan atau pemikiran kitalah yang paling benar dan memaksakan pemikiran kita kepada orang lain.
14. Emang lu sanggup mempertanggungjawabkan atas apa-apa yang kamu paksakan atas orang lain itu dihadapan Alloh. “kalau benar orang yang lu paksa itu bersedia mengikuti keyakinanmu”
15. Semoga bisa menjadi pencerahan… maaf bila tidak berkenan.
16. Wassalamu’alaikum wr.wb
DObleh kencono said
Tambahan sedikit: menukil kata-kata sdr Untung, “Tapi untuk sekedar info saja, Allah Ta’ala berkehendak Nabi Musa untuk menjadi Nabi. hal itu terlaksana meskipun Fir’aun berusaha sekuat tenaga untuk menggagalkannya.
Memang benar kita mengakui kalau Alloh berkehendak agar Nabi musa menjadi Nabi dan itu memang terlaksana “nabi Musa memang sebagai Nabi” itu persepsi kita karena kita mengakui kenabian Belaiu.
Lha, gimana dari sudut pandang persepsi orang hindu, budha, khong hu chu, sintho dll, yang tidak mengakui nabi Musa sebagai nabi. Berlakukah istilah “kehendak” tersebut bagi mereka.
” Begitu juga bahwa Alloh berkehendak agar Imam Ali dan para Imam selanjutnya sebagai Imam (dengan dalil-dalil yang bisa dipertanggung jawabkan). Dan Imam Ali dan imam-imam setelahnya juga terlaksana jadi Imam yang diakui oleh para pengikut Ahlul Bayt, walaupun contohnya wahabi, dan mungkin anda sendiri tidak mengakui keimaman beliau”
Trus gimana nih logikanya? tambah terbalik-balik saja nih… pusing!!!???
Jadi jauhilah egocentrism, berpikir hanya dari sudut pandang anda, tanpa menghargai cara berpikir dari sudut pandang yang lain.
DObleh kencono said
Maaf ralat ada kesalahan bukan Sdr Nuryadi yang saya maksud, tapi Sdr Ridwan
Zalmin La Kadatua said
Aku ada Usul Nih,,,,…..KIta nggak usah saling menyudutkan satu sama lain yang paling utama adalah mari kita mengenali diri kita Sendiri.
Mari kita saling hidup berdampingan dengan penuh kasih sayang.
Ini ada Ungkapan saya semoga bermakna sama teman2.
Barang Siapa yang Mengenal Tuhannya maka ia Kafir………..
Barang Siapa yang Tidak Mengenal Tuhannya Maka Dia Kufur…..
Tetapi Barang Siapa yang Mengenal Dirinya Insyaallah Akan Selamat
Marilah KIta Merenungkan Tentang Diri KIta.
Waalaikum Salam WR WB……
DObleh kencono said
Dalil apa lagi yang saudara pakai ini….
Barang siapa mengenal tuhannya maka ia Kafir…
Barang siapa tidak mengenal tuhannya maka ia kufur…… dst….
Apa maksud kata-kata anda tersebut? Tolong bisa jelaskan………maksudnya!
AL-HURR said
saya cuma mau bilang agar allah swt menempatkan orang2 yg melupakan ahlul bait dan orang yg menghina pencinta ahlul abit di neraka jahannam dan menghinakan mereka melebihi dr binatang. allahumma salli ala muhammad wa ali muhammad!!!!
AL-HURR said
buat zalmin la kadatua :
apa maksud ente “barang siapa yg mengenal tuhannya maka dia kafir”? “barang siapa yg tidak mengenal tuhannya dia kuffur”?
ente gak punya agama ya? kalo mau ngasi saran itu mikir dulu sebelum bertidak. mulutmu harimaumu!!!
ngaur lu zalmin!!
cinta rasul said
to : anti syi’ah
kalo iblis barat memusuhi umat muslim itu emang dr sononya,toh juga dikarnakan beda agama.tapi yg lebih iblis lagi ada umat muslim yg suka menghina orang syi’ah,yg jelas2 menyembah allah swt dan mencintai muhammad. padahal tu orang penuh dng kebutaan dng pengetahuan apa yg diikutinya.
“ya allah.. limpahkanlah kesabaran atas kami untuk terus mencintai muhammadmu dan hinakan mereka yg mencerca pencinta muhammadmu”.
DObleh Kencono said
Amin ya Robbal Alamin
azaz said
neng cinta rasul…??….
Emang Syi’ah ga suka menghina Sunni gitu…??malahan yang dihinanya teman2 dekat Nabi lho, kaum MUSLIM ,generasi awal, yg sezaman dgn nabi,yg karena sezaman dgn Nabi…sahabat nabi tu muslim yang hebat Imannya dan cintanya pada Nabi,mereka berjuang bersama nabi secara langsung…neng cinta rasul aja yg berjuang langsung dg teman2 Syiah hebat gitu cinta dan Imannya pada Nabi..walau jauh secara zaman dari nabi…lha mereka…kaum MUSLIM awal….???yg sudah menyelesaikan urusan di dunia ini dgn baik,sudah menutup catatan kehidupan,malahan kita yg belum tentu benar di mata Allah,kita ga tau akhir riwayat kita,kita ga tau bagaimana kita menyelesaikan hidup kita..??.apa kita ga malu menjelek2an mereka yang oleh Nabi sendiri digelari Asshidiq,Al faruq…dll??.
malahan lagi Sunni mah ga menghina Imam Ali,ga menghina Ahlul Bayt…Sunni tetep mencintai dan membanggakan Imam Ali dan keluarganya….menjadikan mereka Rodhiyallahu Anhum sbg rujukan….
ayo direnungkan …..jadi yang suka menghina sesama muslim tu siapa ya???
kira2 yang rugi siapa ya????
koq masalahnya jadi jelas terang benderang gini ya…???
kebenaran haqiqilah yang akan muncul jika terus ditelisik….!
“ya allah.. limpahkanlah kesabaran atas kami untuk terus mencintai muhammadmu dan hinakan mereka yg mencerca pencinta muhammadmu.
cintailah pecinta Muhammad Mu …yaitu Ahlul Bayt beliau,para sahabat beliau,dan umatnya yg mengikuti beliau dgn baik hingga akhir zaman..”
Illahi Amin…Ya Allah.
Abu Jawad said
@Azaz,
Umar Ibnu Khotob pernah menghardik Abu Hurairoh dengan julukan “Si Musuh Allah dan Si Musuh Kitabullah !”.
Anda mau meneladani Umar bin Khattab dengan menjuluki Abu Hurairoh sebagai “Si Musuh Allah” ?
—————————
Jangan sok cinta sahabat Nabi lah. Hadis-hadis kalian sendiri yang meriwayatkan justru para sahabatlah yang saling mencaci-maki di antara mereka, bahkan saling bunuh.
—————————
Syi’ah tidak merasa sakit hati walau Sunni mengkafirkan Abu Thalib Rodiyallohu ‘anhu padahal salah satu pilar tegaknya al-Islam ini adalah karena pembelaan dan pengorbanan beliau. Syi’ah juga tidak marah walau Sunni menuduh murtad sahabat Malik dan seluruh kabilah bani Nuwairah rodiyallohu ‘anhum. Syi’ah juga tidak menghujat Sunni walaupun mereka mengkafirkan kedua orang tua Nabi.
Bahkan Syi’ah juga tidak merasa sakit hati atas tuduhan Sunni yang tidak baik kepada pribadi Nabi seperti dengan mengatakan Nabi kena sihir.
——————–
Syi’ah tidak marah atas semua itu, hanya sedih dan kasihan. Kalian tidak sesat, hanya korban dari kesesatan Bani Umayyah yang telah memelencengkan agama ini sedemikian rupa.
——————–
Cobalah merenung barang sejenak. Semoga kita mendapat petunjuk.
cinta rasul said
to RAJA DOBLEH KECONO
RAJA DOBLEH yg PINTAR, kalo sunni gak menghina imam ali ato sangat membanggakan keluarganya napa kerap sekali pengikutnya jadi cercaan dan bahkan dibilang kalo pencentus syi’ah itu berasal dr kaum yahudi?.trus kalo emang sahabat nabi seperti umar,utsman n abubakar itu orang baik, knapa saat keluarga nabi sibuk memakamkan jenazah nabi, tu sahabat yg RAJA DOBLEH banggakan kok sibuk dng voting kekhalifahan? tindakan seperti itu yg RAJA DOBLEH bilang asshidiq,al faruq!? apa begitu salah satu caranya menyelesaikan urusan didunia dengan baik?
gue juga sering dengar kalo setiap pembukaan ceramah gak ada tuh nama imam ali dan disebutkan yg ada seringnya abu bakar dan umar, yg padahal mereka sendiri jika ada masalah yg tak terjawab pasti nanya ke ali.
apa RAJA DOBLEH gak baca sejarah tentang sahabat yg RAJA DOBLEH banggakan itu telah memberikan kekuasaan kepada mu’awiyah yg akhirnya menjadi suatu bencana besar bagi umat muslim dan keluarga nabi? itukah yg dinamakan sahabat yg hebat imannya?
gue juga dengar kalo syi’ah sering dibilang sesat,apa itu bukan menghina namanya? bahkan gue sendiri harus tetap menyembunyikan kalo gua ngikut syi’ah dan mungkin kalo gua tau ngikut syi’ah bisa2 gua digebukin sama sunni,heran gue.
kalo RAJA DOBLEH emang gak menghina syi’ah tolong ingatin sama yg lain dan moga RAJA DOBLEH bisa mengerti.
semoga allah swt menjauhkan kita dr keburukan.
allahumma salli ala muhammad wa ali muahammad!
KARBALA said
DOBLEH EMANG GITU NENG CINTA RASUL..,MAKLUMLAH ORANG SUNNIKAN KEBANYAKAN SUKA NAHAN PRINSIP DR PADA KEBENARAN. AKU JUGA HERAN NENG CINTA RASUL, RATA-RATA ORANG SUNNI ITU MAEN TRIMA AJA DR PADA NYARI TAU APA ITU BENAR ATO GAK.
NENG CINTA RASUL, SABAR AJA YA…,ALLAH MENCNTAI ORANG2 YG SABAR N MOGA KITA PECINTA AHLUL BAIT MENDAPATKAN SYAFA’AT DR NABI JUNJUNGAN ALAM (MUHAMMAD SAW).
DObleh kencono said
To Azaz
Tiada yang bermaksud untuk menhina, tetapi menempatkan kedudukan mereka pada posisi yang selayaknya mereka layak tempati. Untuk sahabat-sahabat yang istiqomah/tidak bekhianat terhadap ajaran Rosul, wajiblah kita menempatkan mereka ke kedudukan yang agung sebagai sahabat sejati Nabi Saaw, contohnya: Ali Bin Abu Tholob, Salman Al Farisi, Migdad Al Ghifary. Merekalah sahabat setia Rosul, tiada berkhianat terhadap amanah Rosul. Tetapi untuk sahabat yang berkhianat sepeninggal rosul, apakah pantas menempati kedudukan mulia sebagai sahabat????…..terapkan saja pada diri anda, anda berwasiat kepada sahabat anda yang anda percayai untuk menjaga keluarga anda. Tetapi sepeninggal anda… sahabat anda tersebut memperlakukan keluarga anda dengan buruk. Kau kategorikan apa sahabat anda tersebut??? sahabat????…. Belajarlah sejarah. Apa yang sbenarnya terjadi sepeninggal Rosul. Apa yang menimpa keluarga mereka. Apakah mereka diperlakukan dengan baik oleh mereka yang mengaku sahabat????….
Saya kasihan kepada anda. Kita adalah korban sejarah. Aku juga baru saja menyadarinya….
azaz said
To dobleh kencono
menempatkan kedudukan para sahabat yg membuat kesalahannya,apakah dgn mengafirkan mereka??memang sangat mungkin para sahabat melakukan kesalahan toh mereka bukan nabi dan tidak maksum.
belajar sejarah??ya,betul jangan hanya dari periwayatan kelompok sendiri aja,apalagi para pembesar Syi’ah(maaf)dikenal berani melakukan takwil yg jauh dan perubahan pada teks2 Al Qur an dan periwayatan.
jadi berhati2lah dengan gambaran para sahabat nabi yg dilukiskan oleh kitab2 kelompok anda.Baca secara keseluruhan nanti anda akan meyadari lagi….
sama,saya juga kasihan sama anda…saya pernah bilang jika saya salah toh saya tidak memfitnah/merusak kehormatan Imam Ali dan Ali Bayt nabi karena kami tidak mencela mereka Rodhiyallohu Anhum,tapi jika anda salah anda sudah memfitnah dan merusak kehormata para sahabat nabiAnda sudah yakin 100% berdasar penelitian atau dicekokin aja???
DObleh kencono said
To cinta rasul & Srd Karbala
Assalamu’alaikum
Maaf… anda sepertinya salah alamat memberikan komentar. Baca baik-baik dulu deh komen-komen saya. Mungkin yang anda maksud adalah sdr Azaz. Saya bukan Sunni. Saya mengakui kewilayahan Ahlul Bait. Dan saya membaca telah membaca sejarah tentang pembantaian Al Husein yang dilakukan oleh Yazid, dan kebiadaban-kebiadaban yang dilakukan oleh pemerintahan bani umayyah terhadap keluarga Nabi. Saya belajar Syiah sejak tahun 1992. Apa ada komentar saya yang menjelek-jelekkan Para Ahlul Bayt As. Jika memang ada saya beristighfar…. tak layaklah saya ini sebagai pecinta mereka jika saya tidak memberikan hak-hak mereka. Astaghfirullah….
Wassalam….
DObleh kencono said
Jangan salah nunjuk hidung lagi ya…. jelek-jelek begini saya sedikit banyak tahu tentang syi’ah. Dan saya pernah mengalami diintimidasi oleh sunni karena saya berguru pada Ustad Rusdy Al Idrus (seorang Alawiyin lulusan Qum) semasa saya masih belajar di Unair th 1992-1997. Saya sesekali berkunjung ke Ponpes Bangil pimpinan Ust Zahir Yahya. Pas pulang kampung saya sering ke Yayasan Rausyan Fikr (Ust. Sofwan), Saya juga sering ikut pengajian Kang Jalal yg di jl Kampus, ke Al-Jawad yg di Geger Kalong itu, kenal dg Mas Dimitri Mahayana yang dosen ITB itu, karena ibu beliau adalah dosen pembimbing saya waktu itu. Sayangnya, saya sekarang tidak bisa menghadirinya lagi karena saya sedang berada di negeri Kangguru untuk tugas belajar. Saya merindukan suasana saat-saat membaca do’a Kumail, Tawasul, dan Do’a Jausyan Kabir. Serta Magtal Asyuro yang dilantunkan oleh Ust Husein Labib. Saya rindu itu semua….
DObleh kencono said
To Azaz
Sepertinya Anda tidak mengenal ajaran Syi’ah secara mendetail dan juga kitabus sittah anda sendiri. Saran saya, sebelum anda mengkritisi paham orang lain, pahami dulu paham syiah dan juga bandingkan dengan pemahaman anda saat ini tentang keyakinan kesunnian anda. Kami melaknat/mengkritisi penghianatan sahabat Rosul sepeninggal Beliau Saaw, berdasarkan riwayat-riwayat dari “Kitabusittah Sunni” dan bukan mengkafirkan. Urusan kafir/tidak kafir adalah urusan Alloh.
Kalau toh anda menganggap bahwa Muawiyyah, adalah sahabat Rosul yang memiliki kedudukan yang sangat mulia (menurut Anda). Saya …menangisi atas ketidaktahuan Anda….
Saya sangat heran, bagaimana mungkin anda memuliakan Mu’awiyah…. tidak tahukah anda apa yang telah diperbuat dia dan klannya terhadap keluarga Rosul???…. Saya menangis kembali jika anda mengaku mencintai nabi Muhammad tetapi mencintai juga para penghianat Beliau??? Anda secara tidak sadar telah menganut standar ganda kaum munafiq.
Memang benar, sahabat adalah manusia biasa dan bisa saja berbuat dosa. Tetapi pertanyaan saya, kalau mereka tahu bahwa menzalimi keluarga Rosul adalah perbuatan makar/maksiat, mengapa mereka tidak bertaubat… dan menghentikan penganiayaannya tsb….
Tahukah Saudara, apa akibat penghianatan mereka terhadap Rosul??? Kalau tidak tahu belajarlah…. jangan terburu-buru menghakimi Syi’ah….
Mengapa anda begitu membela para sahabat yang berkhianat kepada Rosul, sedangkan Anda tidak pernah membela Keluarga Rosul??? Atau karena anda tidak tahu apa-apa tentang apa yang telah mereka perbuat terhadap keluarga Rosul???…
Saya menangis… karena anda mengaku mencintai rosul, sedang anda tidak mengenal dengan baik keluarga Beliau dan nasipnya sepeninggal Rosul.
Saran saya, kenalilah pemahamannya dulu…. sebelum anda menghakiminya…..
infosyiah said
Salam, buat Mas DObleh Kencono,
Dua tulisan yang Anda kirimkan masuk dalam kategori spam. Infosyiah sudah berusaha untuk memasukkannya, tapi dikategorikan spam juga sama Akismet. Coba diulangi lagi.
DObleh kencono said
Saya Mbak, bukan Mas… catat ya Mbak….
Dalil boleh tidaknya melaknat/mengkritisi kemungkaran
Ada beberapa orang jahil di kalangan pengikut Ahul
bait yang keberatan untuk melaknat orang-orang yang
sepatutnya dilaknat. Di bawah ini, kita sertakan
keterangan dan Al-Quran, Sunnah Nabi saw, dan teladan
dan para imam yang suci. Apabila masih juga keberatan,
setelah tegak keterangan dan Allah dan rasul-Nya, ia
tidak dihitung lagi sebagai orang beriman.
“Maka, demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan
terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima
dengan sepenuhnya” (QS. Al-Nisa: 65).
Al-Quran
Sebagaimana akhlak Nabi saw adalah Al-Quran, maka
setiap Muslim harus menginternalisasika n Al-Quran
dalam dirinya. Ia harus memuliakan orang yang
dimuliakan Al-Quran. Ia harus merendahkan orang yang
direndahkan Al-Quran. Ia harus berdoa buat orang yang
didoakan Al-Quran. Ia harus melaknat orang yang
dilaknat Al-Quran. Di antara orang yang harus dilaknat
adalah:
1. Yang menyakiti Rasulullah saw:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya; Allah akan melaknatnya di dunia dan di
akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang
menghinakan” (QS. Al-Ahzab: 57)
2. Yang memfitnah mukminin dan mukminat:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya; Allah akan melaknatnya di dunia dan di
akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang
menghinakan. Dan orang-orang yang menyakiti
orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang
mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 57-58)
3. Yang memfitnah (menuduh) berzina:
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (berzina)
perempuan-perempuan yang baik-baik, yang tidak pernah
terpikir melakukan kekejian lagi beriman, mereka
dilaknat di dunia dan di akhirat, dan bagi mereka
azab yang besar.” (Al-Nur: 23)
Selain dilaknat, penuduh atau pembuat fitnah itu tidak
boleh diterima kesaksianya seumur hidupnya dan
dicambuk 80 kali menurut syariat Islam.
“Dan orang-orang yang menuduh (berbuat zina
perempuan-perempuan yang baik—baik dan tidak
mendatangkan empat orang saksi maka deralah mereka
yang menuduh itu) delapan puluh kali dera dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. Al-Nur: 4)
4. Orang-Orang yang memutuskan silaturrahim:
“Bukankah apabila kamu berkuasa kamu berbuat
kerusakan di
muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka
itulah orang- orang yang dilaknat Allah dan
ditulikannya telinga mereka dan dibutakannya mereka.”
(QS. Muhammad: 22-23; lihat juga QS. al-Ra’d: 25)
5. Para pembohong:
“…Marilah kita memangil anak-anak kami dan
anak-anak kamu, isteri kami dan isteri-isteri kamu,
din kami dan din kamu; kemudian marilah kita
bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat
Allah ditimpakan kepada para pendusta.” (QS. Ali
‘lmran: 61)
6. Orang- orang zalim:
“…Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada
orang-orang yang zalim. Mereka itu balasannya ialah
bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada mereka
(demikian pula) laknat para malaikat dan manusia
seluruhnya.” (QS. Ali lmran: 86-87; lihat juga QS. Al-
A’raf: 44)
“…Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada
orang-orang yang zalim. Mereka itu balasannya
ialah bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada
mereka (demikian pula) laknat para malaikat dan
manusia seluruhnya.” (QS. Ali lmran: 86-87; lihat juga
QS. Al-A’raf: 44)
Itulah sebagian dan ayat-ayat yang melaknat mereka
yang mempunyai sifat yang patut dilaknat, apa pun
agama atau mazhabnya. Kata “la’nat” dengan berbagai
derivasinya disebut 41 kali dalam Al-Quran.
Perhatikanlah ayat itu dan amalkan!
“…Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada
orang-orang yang zalim. Mereka itu balasannya
ialah bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada
mereka (demikian pula) laknat para malaikat dan
manusia seluruhnya.” (QS. Ali lmran: 86-87; lihat juga
QS. Al-A’raf: 44)
Al-Sunnah
Di samping hadis-hadis yang menunjukkan sifat-sifat
orang yang dilaknat, Rasulullah saw memberikan contoh
melaknat orang-orang tertentu. Ia secara tegas
menyebut nama-nama mereka dalam laknatnya itu. Yang
dilaknat Rasulullah saw:
1. Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga orang yang
dilaknat Allah swt orang yang berpaling dari kedua
orang tuanya; orang yang mengadu domba di antara suami
isteri sehingga mereka bercerai kemudian ia
menggantikannya, berita fitnah di antara kaum mukmin
sehingga mereka sating membenci dan saling mendengki.”
(Kanz al-’Ummal hadits: 43930).
2. Rasulullah saw bersabda, “Aku melaknat tujuh orang
yang dilaknat Allah. Dan semua Nabi sebelumku
diperkenankan (doanya): yang menambah-nambah kitab
Allah, yang mendustakan ketentuan Allah,yang menentang
sunnahku, yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah
dan keluargaku, yang berkuasa dengan
sewenang-wenang, sehingga memuliakan orang yang
direndahkan Allah dan merendahkan orang yang
dimuliakan Allah, yang menyalahgunakan harta kaum
muslimin, yang mengharamkan apa yang dihalalkan
Allah.” (Bihar al-Anwar 75:340).
3. Rasulullah saw bersabda, “Allah melaknat seorang
fakir yang merendahkan dirinya kepada orang kaya
karena hartanya. Barang siapa di antara mereka itu
melakukan hal seperti itu sudah hilang sepertiga
agamanya.” (Kanz al-’Ummal 3 hadits 6288).
Di atas hanyalah sebagian di antara orang-orang yang
dilaknat saw karena sifat-sifatnya. Di samping itu,
misalnya, Rasulullah saw melaknat orang yang
memisahkan anak dan ibunya, orang yang durhaka pada
orangtuanya, para pekerja di sekitar minuman keras dan
zina dan (Lihat indeks dalam Al-Mursyid hal Kanz
al-‘Ummal).
Selain itu, Rasulullah saw juga memberikan contoh
(sunnah) dalam melaknat bahkan apa yang kita pandang
sekarang sebagai sahabat Nabi. Ketika mereka
memperoleh kekuasaan, ada sahabat yang cari muka
dengan membuat hadis palsu bahwa laknat Nabi saw
tersebut jadi pembersih bagi dosa-dosa mereka.
Bersumber dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Nabi saw
pernah bersabda: “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah
Muhammad seorang manusia biasa. Aku bisa marah seperti
halnya manusia lainnya, dan sesungguhnya aku telah
membuat perjanjian di sisi-Mu di mana engkau tidak
membiarkan aku menyalahinya. Maka setiap mukmin yang
aku sakiti, atau aku caci maki, aku laknat atau aku
pukul, maka jadikanlah ia sebagai sembahyang, zakat,
pendekatan yang mendekatkan mereka kepadamu pada hari
kiamat nanti” (Shahih Muslim, Kitab Kebajikan, No. 90,
91)
Dari Abdullah. Ia berkata: Aku sedang berada di masjid
ketika Marwan berkhotbah. Ia berkata: Sesungguhnya
Allah swt telah memberib kepada Amirul Mukminin,
Muawiyah, pandangan yang baik tentang Yazid. Ia ingin
mengangkatnya sebagai khalifah sebagaimana Abu Bakar
dan Umar pernah melakukannya (istikhlaf). Berkata
Abdurrahman bin Abu Bakar: ‘Tradisi Heraklius?’
“Sungguh, Abu Bakar, demi Allah, tidak menyerahkannya
kepada anaknya atau salah seorang di antara
keluarganya. Sedangkan Muawiyah melakukannya karena
sayang dan ingin memberikan anugrah kepada anaknya.”
Marwan berkata: Bukankah kamu yang dimaksud Al-Quran
sebagai “orang yang berkata kepada orangtuanya ‘cis
bagi kalian’ (QS. Al-Ahqaf: 17)”. Abdurrahman berkata:
Bukankah kamu anak orang terkutuk. Rasulullah saw
melaknat bapakmu. Aisyah berkata: Hai Marwan. Demi
Allah, ayat itu tidak turun kepada Abdurrahman. Tapi
ayat ini turun untuk ayahmu: “Janganlah kamu mentaati
setiap tukang sumpah (palsu) yang hina, yang banyak
mencela, yang kesana kemari menyebar fitnah, yang
melarang perbuatan baik, melampaui batas dan banyak
berbuat dosa.” (Al-Qalam 10-12).
Rasulullah saw pernah melaknat ayah Marwan ketika
Marwan berada dalam sulbinya. Engkau adalah pecahan
laknat Allah. (Mustadrak 4:48 1;Tafsir al-Qurthubi
16:197; Taf sir al-Zamakhsyari 3:99; Tafsir Tbn Katsir
4:159; Tafsir Al-Fakhr al-Razi 7:491; Tafsir al-Durr
al-Mantsur 6:4 1; dll).
Dalam riwayat lain, Aisyah berkata kepada Marwan: Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda kepada bapakmu dan
kakekmu -Abu al-Ash bin Umayyah— “kalian adalah
al-syajarah al-mal’unah” (pohon yang terkutuk) dalam
Al-Quran (Al-Durr al-Mantsur 4:191; Tafsir al Syawkani
3:231; Tafsir al-Alusi 15:107; Tafsir al-Qurthubi
10:286).
Siapakah Marwan? Marwan adalah anak Al-Hakam. Siapakah
Al-Hakam? Ketika Rasulullah saw masih berada di
Makkah, Al-Hakam adalah tetangga Nabi yang paling
banyak mengganggu dan menyakiti hati Nabi saw. Bakda
kemenangan Makkah, Ia masuk Islam dan hijrah ke
Madinah. Dalam majlis, ia sering mencemoohkan Nabi dan
belakang dengan menggoyang-goyangka n tubuhnya. Nabi
saw memergokinya dan menyumpahinya: “Allahumma ij’al
bihi wazaghan”. Ya Allah, jadikan dia terus bergoyang.
Sejak itu, ia bergelar si wazagh, tukang goyang,
sampai mati. Ketika Rasulullah saw berada di
tengah-tengah keluarganya, si wazagh itu sering
melanggar “privacy” keluarga Nabi saw, mengintip dan
menyebarkan berita keji tentang diri Nabi. Kata Abu
‘Umar: “Kana yufsyi ahaditsa Rasulillah saw fa
la’anahu.” Ia menyebarkan berita keji tentang
Rasulullah saw. Lalu Nabi melaknatnya. Beliau mengusir
si wazagh dan anaknya ke luar kota Madinah (Al-Isti
‘ab 1:118-119; Usud al-Ghabah 2:34).
Pada suatu hari Imam Ali as memergoki al-Hakam sedang
mengintip Nabi saw. Ia menjewer kedua telinganya dan
menjatuhkannya di hadapan Nabi saw. Nabi saw
melaknatnya tiga kali seraya bersabda: “Orang ini akan
mengkhianati Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya. Dan
sulbinya akan keluar fitnah yang asap kelabunya akan
sampai ke langit.” (Kanz al-Ummal 6:39, 90)
Setelah Rasulullah saw wafat, pada zaman pemerintahan
Abu Bakar dan Umar, Utsman mendesak agar Marwan dan
bapaknya dikembalikan lagi ke Madinah. Kedua khalifah
itu berkata (Berikut ini ucapan Umar): Wayhak, ya
Utsman. Celaka kamu, hai Utsman. Kamu bicara untuk
orang yang dilaknat Rasulullah saw dan diusirnya,
musuh Allah dan musuh Rasulnya.
Pernah al-Hakam meminta izin untuk berjumpa dengan
Rasulullah saw. Ia bersabda: “Suruh dia masuk, laknat
Allah baginya dan bagi keturunan yang keluar dan
sulbinya, kecuali orang mukmininnya. Tetapi betapa
sedikitnya mereka. Dia dan ketununannya adalah pelaku
tipu daya,pengkhianat, akan diberi dunia tetapi di
akhirat ia tidak memperoleh bagian.” (Al-Ansab 5:126;
Al-Hakim dalam al-Mustadrak 4:481; Al-Sirah
al-Halabiyyah 1:337).
Dan sulbi al-Hakam lahir Marwan dan keturunan Bani
Umayyah, yang disebut dalam Al-Quran sebagai
“al-syajarah al-mal’unah”. Marwan diangkat menjadi
gubernur Madinah pada 42 H. Karena setiap gubernur
waktu itu menjadi imam salat, Marwan memulai kebiasaan
baru. Sebelum salat, ia memberikan kultum (kuliah
tujuh menit) untuk melaknat Imam Ali dan keluarganya.
Karena itu, Imam Hasan hanya masuk ke mesjid setelah
iqamah. Tetapi, saking senangnya memaki keluarga Nabi
saw, ia memaksa Imam Hasan as untuk datang ke mesjid
buat mendengarkan makiannya.
Kelak, menjelang Asyura, Marwan bermaksud untuk
menangkap Imam Husain dan memaksanya berbaiat kepada
Yazid. Dari cengkeraman Yazidlah, Imam Husain
berangkat ke Makkah. Memang, dan perilaku dan
sifat-sifatnya —tukang sumpah palsu, penyebar fitnah,
pembuat tipu daya, pemaki, yang berjalan ke sana
kemari menyebar namimah— Marwan dan al-Hakam layak
untuk dilaknat Nabi saw. Kalau kita mengaku mengikuti
sunnah Nabi saw, maka sangat aneh kalau kita keberatan
melaknat orang-orang yang perilakunya seperti Marwan.
Kita takut, tampaknya hanya pelanjut tradisi Marwan
yang akan keberatan menjalankan sunnah Nabi saw dalam
melaknat. Na’udzu billah mim dzalik.
Teladan Para Imam
1. “Ya Allah, laknatlah ‘Amr dan laknatlah Mu’awiyah
karena mereka telah menyimpang dan jalan-Mu,
mendustakan kitab suci-Mu, merendahkan Nabi-Mu serta
mendustakan dia dan aku.”
2. “Ya Allah laknatlah Busyr dan ‘Amr dan Mu’awiyah.
Ya Allah jatuhkan atas mereka murka-Mu. Turunkan pada
mereka siksa-Mu
dan timpakan kepada mereka hukuman—Mu dan azab—Mu yang
tidak Engkau tolakkan dari kaum pendurhaka.”
3. “Ya Allah, hukum keduanya karena yang mereka
lakukan dalam hakku: dan karena mereka merendahkan
urusanku. Berikan kepadaku kemenangan menghadapi
mereka. Ya Allah, jatuhkan azab kepada mereka karena
pengkhiatannya kepada umat ini, dan karena
pandangannya yang buruk terhadap semuanya. Laknat Imam
yang terakhir ditujukan untuk Zubair bin ‘Awwam dan
Thalhah bin ‘Ubaid illab. Siapakah Zubair? Zubair
adalah saudara sepupu Nabi dan Amirul Mukminin Ali bin
Abi Thalib. Menurut satu riwayat, ia adalah orang yang
keempat masuk Islam, terkenal pemberani dan ikut serta
dalam semua peperangan bersama Nabi. Menurut Ahlus
Sunnah, ia termasuk salah seorang di antara sepuluh
sahabat yang dijamin masuk surga. Ia tidak mau
berbai’at kepada Abu Bakar dan menjadi sahabat dekat
Imam Ali.
Karena itu, ia termasuk di antara sekelompok kecil
yang menyaksikan pemakaman Sayyidah Fatimah Azzahra
sa. Ketika Umar memasukkannya kepada salah satu di
antara enam anggota dewan formatur, ia mengundurkan
diri karena pembelaannya kepada Imam Ali.
Imam Ali bersabda, “Zubair selalu menjadi salah
seorang di antara kami Ahlulbait, sampai muncul
anaknya yang tercela, Abdullah.” Pada zaman Utsman,
Zubair memperoleh kekayaan yang berlimpah karena
fasilitas yang diberikan khalifah. Setelah Utsman
terbunuh, ia termasuk yang berbai’at kepada Imam Ali
untuk pertama kalinya. Ketika Imam Ali menghilangkan
fasilitas istimewanya, ditambah dengan hasutan
Mu’awiyyah yang menawarkan kekhalifahan kepadanya,
Zubair kemudian mengkhianati Imam Ali dan bergabung
dengan pasukan ‘Aisyah, bersama Thalhah.
Siapakah Thalhah? Ia termasuk sahabat yang masuk Islam
pada zaman permulaan. Nabi mempersaudarakannya dengan
Zubair sebelum hijrah. Ia seorang pedagang kaya.
Ketika terjadi perang Badar, ia sedang berdagang di
Syam. Ahlus Sunnah menghitungnya sebagai salah satu di
antara sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.
Setelah wafat Nabi, para khalifah memberikan
penghormatan kepadanya. Umar memilihnya sebagai salah
satu anggota formatur, tetapi ia mengundurkan diri
untuk kepentingan Utsman. Walaupun Utsman memberikan
kepadanya bantuan keuangan yang menjadikannya salah
satu orang terkaya di Madinah, Utsman tidak
mengangkatnya menjadi gubernur di kota mana pun.
Thalhah sangat menginginkan jabatan khalifah. Ia
menulis surat menghasut penduduk Basrah, Kufah, dan
kota-kota lainnya untuk melakukan perlawanan terhadap
Utsman. Setelah Utsman terbunuh, ia segera berbai’at
kepada Imam Ali. Ketika Imam Ali melepaskan hak-hak
istimewa yang diperolehnya sebelumnya, ia bergabung
dengan Aisyah untuk menuntut darah Utsman.
Di bawah ini kita kutipkan percakapan dan Zubair
dengan Imam Ali.
Setelah keduanya masuk, mereka berkata: “Ya Amiral
Mukminin, kami datang kepadamu memohon izin untuk
melakukan umrah.”
Imam Ali: “Demi Allah, kalian bukan ingin melakukan
umrah, tetapi kalian bermaksud melakukan
pengkhianatan. Kalian menginginkan Basrah.”
Thalhah dan Zubair berkata: “Astaghfirullah Kami hanya
bermaksud Umrah.”
Imam Ali: “Bersumpahlah kepadaku, demi nama Allah yang
agung. Kalian tidak merusak urusan kaum Muslimin,
tidak mengkhianati ba’iat kepadaku dan tidak
menyebarkan fitnah.” (Lalu keduanya menyatakan dengan
lidahnya dengan sumpah yang diminta Imam Ali kepada
mereka) Sumpah palsu itu kelak diulangi kembali oleh
keduanya pada peristiwa gonggongan anjing Hau’ab.
Dalam perjalanan ke Basrah, A’isyah sampal di sumber
mata air Hau’ab kepunyaan Bani Amir bin Sha’sha’ah.
Anjing-anjing di situ menggonggong dengan keras
sehingga salah seorang di antara rombongan berkata:
“Semoga Allah melaknat Hau’ab; betapa banyak
anjingnya.” Mendengar itu A’isyah terkejut dan
bertanya: “Apakah ini mata air Hau’ab?” Mereka
berkata: “Ya, benar. Ia berkata; Kembalikan lagi aku.
Ketika ditanya apa sebabnya, A’isyah menjelaskan bahwa
Rasulullah Saw pernah memperingatkan A’isyah agar
tidak termasuk orang yang digonggong anjing Hau’ab.
Melihat A’isyah sudah mau mengundurkan diri, Zubair
dan Thalhah mengumpulkan lima puluh orang Arab dusun
untuk bersumpah bersama mereka bahwa tempat itu bukan
mata air Hau’ab. “Fa kanat hadi awwalu syahadati zurin
fil Islam.” Nilai kesaksian palsu yang pertama di
dalam Islam. (untuk mengetahui sumber-sumber
bibliografis di atas, lihat Muhammad al-Ray Syahri,
Mawsu’at al-Imam Ali bin Abi Thalib alaihi salam,
jilid 5.Qom: Dar al-Hadits 1421 H.)
Tidak cukup di sini tempat untuk menuliskan daftar
orang-orang yang dilaknat Imam All dan para Imam yang
lain. Sekadar contoh, Imam Musa al-Kazhim as melaknat
Ali bin Abi Hamzah karena mengkhianati Imam setelah
ditawari kekayaan yang banyak, Begitu pula ada sahabat
terdekat Imam Hasan al-Askari as yang berkhianat
kepadanya. Dan selanjutnya Shahib al-Zaman Imam Mahdi
(ruhi fida’uhu) melaknatnya dan menganjurkan para
pengikutnya untuk melaknatnya pula.
Sumber: http://www.jalal-center. com
Metamorfs said
SANGAT beruntung orang yang MENCINTAI AHLUL BAIT…
Saya dalam Fiqh mengikut kepada Mazhab Imam Syafii…
dan Saya juga Mencintai AHLUL BAIT…
dan saya pengikut daripada AHLUL BAIT…
semoga kita bisa berkawan dengan melihat persamaan,bukan perbedaan…
caraka said
Ass. Wr. Wb.
Saudaraku semua..aku mau ikut nimbrung nich.
Apakah nggak sebaiknya kita focus melihat ke depan…bukankah imam mahdi akan segera turun, Nabi Isa akan segera turun dan kiamat akan segera datang?
Tentang ahlul bait tidak perlu ada yang diperdebatkan kembali krn kebenarannya itu pasti. Manusia yang menyanggah kebenaran dan hak2 ahlul bait seperti manusia mengingkari kalu matahari tiu terbit dari timur dan tenggelam dari barat..alias seperti orang kebingungan!
Denny Noor said
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sepertinya anti Syiah tersebut tidak terlepas dari pengaruh politik dari tempat asalnya yah. Wahaby jelas, anti Syiah. Suni jelas, anti Syiah (terutama dari orang-orang keturunan Hadramaut)yang notabene satu keturunan dengan penganut Syiah. Kalau Islam itu Rahmatan lil alamin, kenapa orang-orang tidak memandang kepada Islam-nya, kenapa terus menerus berselisih? Kalau selama ini masih dalam perselisihan, berarti belum sampai dong Ilmu Islma-nya. Atau karena merasa sudah sampai dipuncak keilmuannya? Sombong benar tuh orang.
rahmatullah said
pokoknye ane nggak mo tau…ente mobilang ape kek dalil apekek….buat ane syiah ntu sesat…sesat…sesat….sesat..menyesatkan..kita buktikan nanti di akhirat…
sultanate of seiyun said
APA SIH KONTRIBUSI SYI’AH BAGI KEMAJUAN, DA’WAH, PENYEBARAN ISLAM SEJAK DULU SAMPAI KINI ?
BANDINGKAN DENGAN PRESTASI ASWAJA (SUNNI)
ORANG EROPA, AMERIKA, CHINA…. YANG KRITIS DAN MENGEDEPANKAN LOGIKA MASUK ISLAM TIDAK ADA YANG SYI’AH TUH ?
——————————————–
Jawaban singkat tapi berat bagaikan palu godam seberat ratusan ton menimpa semut. membaca kisah imam mahdi gaya syiah bagaikan membaca kisah Sun Go Kong.
Betapa rendah hatinya Rasulullah SAW. Sekalipun jarak antara saya dengan masa hidup beliau sudah jauh, saya hampir tiap membaca riwayatnya selalu menangis rindu. Rasul SAW hidup miskin, apabila org bertamu kerumahnya beliau akan menghamparkan tikarnya untuk diduduki tamunya dan beliau akan duduk diatas tanah. YA ALLAH sampaikan salamku untuk Rasul SAW.
BETAPA KONTRAS DENGAN IMAM MAHDI GAYA SYIAH, BAGAIKAN DEWA. KALO BERJALAN KAKINYA MELAYANG SEJENGKAL DIATAS TANAH. MUKANYA BERCAHAYA YG MEMBUAT ORANG SILAU MELIHATNYA. UMUR 5 TAHUN SUDAH SEPERTI ORG DEWASA. DIUMUR INI BELIAU TIDAK MAIN MOBIL-MOBILAN, MELAINKAN MENANDATANGANI PERJANJIAN DENGAN AMERIKA DAN RUSIA. TENTUNYA KALAU BERFOTO BERSAMA GEORGE BUSH BELIAU AKAN MELAYANG SETINGGI DUA METER SUPAYA KELIHATAN SAMA TINGGI (KAN UMUR 5 TAON MASIH PENDEK) JANGAN KALIAN SANGKA… BELIAU BISA BERBAHASA GORONTALO TAMPA BELAJAR. UMUR 2 TAHUN BELIAU TIDAK DISUAPI, TAPI MAKANAN MELONCAT SENDIRI KEMULUTNYA. TENTUNYA BELIAU INGIN BERGAYA SEPERTI ANAK MUDA JUGA KARENA ITU PERLU MEROKOK, TAPI ROKOK BELIAU BUKAN GUDANG GARAM… TAPI HANYA ASAP KELUAR DARI MULUTNYA. SENGKING SAKTINYA 🙂
WANITA MANA YANG TIDAK TERGILA-GILA DENGAN IMAM MAHDI SYIAH INI. UTK MENJAGA KESUCIANNYA BELIAU TDK MENGGAULI ISTRINYA, TAPI CUKUP MENIUP FUUUIIIIHH…! ISTRINYA LANGSUNG HAMIL. KARENA KELAHIRAN YG TIDAK WAJAR INI ORANG SYIAH MENGANGGAP ANAK IMAM MAHDI ADALAH TUHAN SEBAGAIMANA BAPAKNYA DIANGGAP SETENGAH TUHAN. DARIPADA MENUHANKAN YESUS KAN LEBIH BAIK MENUHANKAN IMAM MAHDI.
YANG SAMPAI HARI INI ANE SESALI ADALAH GATOT KACA DAN BIMA, SAYANG MEREKA WAFAT DULUAN, SEKIRANYA MEREKA SEJAMAN DENGAN IMAM MAHDI SYIAH INI TENTU IMAM MAHDI AKAN BERPIKIR PANJANG UNTUK MENGUASAI TANAH HINDUSTAN, SEBAP GATOT KACA BISA TERBANG JUGA, INI BARU GATOT KACA LHO… BELUM DENGAN MASTER-MASTER KUNGFU DARI ALENGKA SEMACAM SYEH KUMBAKARNA DAN HANOMAN CS, GROUP AHMADIYAH, SAIBABA, GURU-GURU SIKH, YOGI-YOGI, ANAND KRISHNA DENGAN GROUPNYA, JUGA PENYEMBAH2 ULAR DAN TIKUS.
TAPI KATA USTAD SANUSI GURU ANE DIKAMPUNG, DIJAMAN ITU IMAM MAHDI SYIAH AKAN MENDAPAT LAWAN TANGGUH. SEBAP SUPERMAN DAN ISTRINYA STEFI WONDER… EH.. MAKSUD SAYA WONDER WOMAN TIDAK AKAN TINGGAL DIAM MELIHAT BANGSAT ANJING GEORGE BUSH DIBUNUH, DIA AKAN MEMOBILISASI MASA SUPER HERO UNTUK MENGEROYOK IMAM MAHDI SYIAH. BAHKAN SUPERMAN SEMPAT MENGIRIM SURAT KE INDONESIA MEMINTA BANTUAN GUNDALA PUTRA PETIR, NABI AHMAD MUSADIK, WIRO SABLENG, DAN LIA AMINUDDIN. TAPI SAYANG MEREKA SEMUA TAKUT SAMA GUS DUR. SOALNYA GUSDUR KAN BERALIRAN AHIMSA. TOKOH ANTI KEKERASAN.
SUPERMAN TIDAK BERFIKIR UNTUK MINTA BANTUAN SAMA KI GENDENG PAMUNGKAS, KARNA MENYANTET GEORGE BUSUK SAJA TIDAK BERHASIL APALAGI MENYANTET IMAM MAHDI SYIAH YANG NOTABENE KETURUNAN DATUK TERBESAR DIANTARA DATUK-DATUK BESAR BANGSA SEMIT. KATANYA….
ANE HANYA PERCAYA DENGAN IMAM MAHDI VERSI SUNI. BAHKAN ANE YAQIN IMAM MAHDI AKAN KELUAR HANYA DARI KETURUNAN IMAM AL-MUHAJIR YG DIBERKATI ALLAH DARI NEGRI YAMAN YANG LEMBUT DAN HARUM SEPOI-SEPOI. BUKANNYA DARI IRAN…. LHO ANEH YA, KOK DARI IRAN…?? KEHKEHKEH 🙂
YA ALLAH…. AMPUNI AKU
tukanghp@yahoo.com
sultanate of seiyun said
Ane Pecinta Habaib, Pecinta keluarga Rasul SAW. Pecinta Imam Mahdi. Tapi Maaf, Bukan Imam mahdi syiah yang tampak tidak masuk akal. Ane Yakin Imam Mahdi hanya Muncul dari keturunan Ahmad bin Isa al-Muajir.
sugeng said
duh duh malahpada antem2anteman mbok yao sama berpikir tentang LA ILAAHA ILLA ALLAH kan kalimatut tauhid ,yamen”tauhidkan” Dzat afal dan sifat ALLAH,yamen”tauhid” kan Sufufal muslimin ya yang syiah dan sunni dan wahabi dan apalagi tuh
syaipullah said
Tidak ada gunanya berdebat dengan orang-orang syiah. mereka itu suka berdusta, memutarbalikkan fakta, dan berkhianat. jangan heran kalau pemerintah Yaman memperlakukan mereka dengans adis.
Wassalam
syaipullah said
Wahai sauadaraku yang mencintai persatuan islam. Ingatlah, persatuan hanya akan terwujud dengan komitmen dan ketulusan. Apakah akan terjadi persatuan, bila salah satu pihak suka berdusta dan berkhianat, seperti tabiat syiah. Jadi, buat apa kita bersatu?????