Info Syiah

Ringan, Segar dan Mencerahkan

Sinetron kehidupan ibu Imam Mahdi segera dibuat

Posted by infosyiah pada 0, April 12, 2007

Sinetron kehidupan ibu Imam Mahdi segera dibuat

Farajullah Salahshur salah satu sutradara Iran akan membuat sinetron tentang ibu Imam Mahdi af Nargis dalam 30 episode.

Situs Shabestan memberitakan, Farajullah Salahshur berniat untuk mesinentronkan kehidupan ibu Imam Mahdi af dalam waktu dekat ini. Menurut Salahshur, ibu Imam Mahdi af adalah wanita teladan dan dapat menjadi panutan para wanita.

Menurutnya, Nargis adalah seorang wanita Kristen dan anaknya Imam Mahdi af tidak hanya milik umat Islam. Pembuatan film ini dapat menjadi sebuah ikatan yang lebih kuat dan harmonis antara Islam dan Kristen.

Sutradara ini menjelaskan, penelitian tentang kehidupan Nargis ibu Imam Mahdi af telah dilakukan, namun masih menunggu persetujuan pertelevisian dan radio Iran. Bila itu telah disetujui akan dilanjutkan dengan menulis kembali skenarionya.

Mengenai penantian pemirsa atas karya-karya agamis, ia berkata, agama datang untuk menuntun manusia menuju ke Allah. Tujuan agama adalah menjadikan Allah sebagai pusat. Karya-karya seni juga harus demikian. Tentunya, tujuan ini akan terwujud ketika sutradara dan penulis naskah setia dengan ide yang ada. Mereka harus menyingkirkan kepentingan pribadi.

Ketika ditanya mengenai kelebihan karyanya ini dibandingkan dengan karyanya yang lain ia menjawab, semua sensitivitas dan ketelitian yang ada dalam karya-karya saya dapat ditemukan dalam karya saya kali ini. Bedanya, saya akan membuat serial ini dengan lebih punya daya tarik dan lebih baik dari karya saya sebelumnya. Karena pengalaman saya semakin bertambah dalam membuat film.

Salahshur banyak membuat film keagamaan seperti Ashabul Kahfi dan saat ini ia tengah menyelesaikan film tentang Nabi Yusuf as.[infosyiah]

41 Tanggapan to “Sinetron kehidupan ibu Imam Mahdi segera dibuat”

  1. nargis said

    wah syik dong. suruh abah beli cdnya ah…

  2. Haji Muhammad Abdullah said

    BAGIAN PERTAMA

    ALQURAN 3:200
    Hai orang orang yang beriman; bersabarlah dan kuatkan kesabaran kamu; dan bersiap siagalah (untuk melakukan Jihad); dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.

    Jihad dan Siyasyah (politik) adalah bagian dari Rukun Islam Madhab Ahlul Bait (Syi’ah). Rasulullah dan A’immah melakukan Jihad dan siyasyah (politik) untuk menyebarkan agama Islam. Semua Imam yang diakui oleh pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) mati SYAHID karena mereka melakukan Jihad dan Siyasyah (politik). Sebagai SYUHADA mereka mati dibunuh atau diracuni di dalam penjara.

    Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) tidak hanya dipersulit, ditentang, dihambat oleh Khalifah Ummayyah dan Khalifah Abbasiyah; tetapi juga dipersulit, ditentang, dihambat oleh orang2 Arab Jahiliyah dan orang2 Persia Jahiliyah.

    Orang2 Jahiliyah dan orang2 Munafik hendak mempertahankan tradisi2 Jahiliyah; sehingga setelah Imam Abu Muhammad Hasan Ibn Ali yang terkenal dengan gelar AL ASKARI (Imam ke 11) dibunuh dan/atau diracuni oleh Khalifah Abbasiyah; pengikut madhab Ahlul Bait (Syi’ah) terpecah menjadi dua kelompok (2 Syi’ah) yaitu Syi’ah Ithna-Ashariyyah (kelompok 12 Imam); dan kelompok orang2 Jahiliyah atau orang2 Munafiqun (Syi’ah Ghuluww atau Syi’ah Gholat).

    Imam Abu Muhammad Hasan Ibn Ali atau Imam Al Askari (Imam ke 11) memiliki anak yang bernama Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan yang terkenal dengan gelar AL MAHDI (Imam ke 12). Imam Abdul Qosim Muhammad Ibn Hasan (Imam ke 12) juga dibunuh oleh Khalifah Abbasiyah; sehingga Imam ke 12 menghilang ketika dia masih remaja.

    Pengikut2 Syi’ah Gholat dan Syi’ah Ghuluww memiliki akidah yang bertentangan dengan AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi); sehingga SYIRIK menjadi aqidah Syi’ah Gholat.

    Pengikut2 Syi’ah Ithna Asyariyyah (12 Imam) mengikuti Hadith yang dikarang oleh Abu Hurairoh; sehingga mereka percaya bahwa Imam Mahdi akan kembali di ahir zaman untuk membunuh Dajjal.

    Abu Jafar Muhammad Ibn Ali Baba Al Qummi (Shaikh Saduq) adalah orang pertama yang mengarang atau menulis tentang Imam Mahdi akan kembali di ahir zaman di dalam buku Kamaaluddin wa tamamun nimah. Buku2 yang dikarang oleh Shaikh Saduq adalah buku rujukan utama untuk pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) pada zaman dahulu. Buku2 yang dikarang oleh Shaikh Saduq dipergunakan di semua HAUZA (pesantren) di Iran.

    Shaikh Saduq sangat mengharapkan kehancuran Khalifah Abbasiyah; karena semua Khalifah (Raja yang beragama Islam) bertindak sewenang-wenang menindas rakyatnya sendiri. Shaikh Saduq menulis buku Kamaluddin Wa Tamamun Nimah tentang Imam Mahdi berdasarkan mimpi dan Khayalan; bukan Fakta yang sesuai dengan AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi)

    ALQURAN 25:74
    dan mereka yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berikanlah kami, istri istri dan keturunan2 kami sebagai penyenang hati (kami); dan jadikanlah keturunan2 kami sebagai IMAM untuk orang orang yang bertaqwa!”

    Sebagai bangsa Indonesia; kita juga dapat berdoa kepada Allah; supaya Allah menjadikan anak Kita sebagai Imam Mahdi; atau keturunan2 kita menjadi A’immah Mahdiyyah untuk bangsa Indonesia.

    Baca juga Kitab Nahjul Balaghoh supaya para pembaca mengeti tentang IMAM MAHDI yang tidak terhitung jumlahnya; karena sangat banya jumlah Imam Mahdi di dunia ini. Hanya Allah yang mengetahui jumlah Imam Mahdi di dunia ini; bukan manusia.

    SARAN SARAN
    Walaupun kita sangat menghormati, mencintai, menghargai mereka yang membuat FILM; tetapi sebelum menonton FILM; sebaikanya para pembaca melakukan CHEK dan RECHEK kepada AlQuran dan Hadith; supaya tidak tertipu di dalam kesalahan2 dan kebohongan2 di dalam FILM tersebut.

  3. abu fadl said

    Pak Haji,
    Saya setuju dengan pendapat pak haji ttg adanya mahdi-mahdi lokal. Menurut saya, ini sesuai dengan logika Quran bahwa akan selalu ada figur-figur yang akan menyebarkan nilai-nilai ilahiah di suatu komunitas (lokal dan regional). Tetapi saya juga berpendapat bahwa suatu saat nanti akan ada mahdi universal yang menegakkan nilai-nilai ilahiah di seluruh dunia.

    Trend globalisasi di dunia ini dimana umat manusia mempunyai kecenderungan bersatu dalam budaya dan pemikiran, menegaskan keniscayaan mahdi universal ini. Dalam sejarah peradaban (lokal maupun regional), selalu ada dua kekuatan yang menonjol. Satu pihak ingin menguasai umat manusia dan berpolah seperti Tuhan (figur Firaun).Pihak lainnya ingin membebaskan manusia dari tirani (figur nabi Musa as) dan menyebarkan akhlak mulia (ketuhanan, persaudaraan, keadilan dan kesejahteraan dll). Dengan alasan ini, di era globalisasi, keberadaan mahdi universal (figur ilahiah), yang akan memimpin umat manusia menuju akhlak mulia,adalah niscaya.

    Mengenai Imam ke-12, saya masih berpendapat bahwa beliau dalam keghaiban berdasarkan penjelasan ulama-ulama yang didasarkan dari riwayat (hadis). Saya masih sependapat dengan uraian Ayatulllah Amini dalam bukunya ttg Imam Mahdi.

    Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tidak sepenuhnya kita tolak. Walaupun ada tendensi politis dalam riwayat Abu Hurairah, riwayat Abu Huraiirah tetap dipertimbangkan dengan harus disaring oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan penjelasan Imam-imam Suci.

  4. infosyiah said

    @ Salam Pak Haji Abdullah,
    Rindu ingin diskusi lagi dengan Pak Haji Abdullah. Kelihatannya Antum masih mempertahankan kebencian terhadap Syiah Iran, hanya karena guru-guru Anda dari Irak. Hehehee….
    Salam infosyiah (pasti Antum kenal) kepada guru-guru Antum di US, terutama Syaikh Fadhil Sahlani dan lain-lain.
    Antum semestinya bisa lebih arif melihat masalah dan kemudian menanyakannya tidak seperti “orang-orang” yang kita tahu bagaimana mereka lebih mendahulukan prasangka dari pada ingin tahu.
    Antum punya masalah dalam pandangan dunia Syiah, dan hanya lebih konsen pada al-Quran dan Nahjul Balaghah. Tapi sayangnya Antum punya kekurangan mencolok dalam metodologi terbaru dan terkritis dalam Syiah itu sendiri.
    Cara pandang Antum akhirnya membuat cara pandang Syiah menjadi kewahabiah-wahabiahan. Baca lebih jauh dan tidak dengan kefanatikan, Nahjul Balghah memang buku penting bahkan termasuk yang paling penting, namun seluruh sejarah dan kebenaran tidak hanya ada di sana. Kalau memang semuanya ada di sana, maka tentu tidak akan ada usaha-usaha untuk menuliskan mustadraknya.
    Selain itu, metodologi sejarah punya pendekatan sendiri bagaimana menchek kebenaran sebuah sejarah.
    Lagi pula, ketika Antum tidak mengetahui tentang cara pembuatan film di Iran, bukannya langsung mengatakan perlu adanya CHEK dan RECHEK dengan menekankan agar tidak tertipu di dalam kesalahan dan kekbohongan dalam film-film itu.
    Setiap film sejarah Islam, selain memiliki konsultan ahli sejarah, antara lain Hujjatul Islam wal Muslimin Rasul Ja’fariyan yang menjadi pemimpin perpustakaan sejarah yang didanai langsung dari daftar Ayatullah Sistani dan beberapa pakar sejarah lainnya.
    Sudah waktunya, cara pandang Antum itu diubah. Gaya Akhbariyun yang Antum pake itu sudah uzur dan bau tanah.
    Selama ini, infosyiah tidak mengomentari tulisan-tulisan Antum bukan karena menerima, tapi sebagai alternatif.
    Masih ingat bagaimana Antum berpendapat mengenai wajibnya i’tikaf?
    Ingaj juga diskusi panjang Antum tentang konsep wilayatul faqih?
    Dan…
    Pak Haji Abdullah, infosyiah menghargai niat baik Antum, tapi beri kesempatan siapa saja (sebagaimana Antum punya itu) untuk menyampaikan pendapatnya tanpa sejak awal di tempeli label bohong dan dusta serta yang semacamnya.
    Apa yang Antum lakukan tidak lebih baik dari kelompok takfiriyah lainnya. Kalau Antum punya argumentasi silahkan sampaikan, tapi memberikan cap terlebiha dahulu sebelum membuktikan, bukan ciri khas Syiah.
    Bila Antum keberatan dengan kitab yang ditulis oleh Syaikh Shaduq ra itu, silahkan tuliskan kritikan Antum, infosyiah dengan senang hati akan memuatnya dan kita diskusikan lebih jauh tentang masalah itu.
    Untuk Antum, infosyiah di sela-sela kesibukannya akan menyempatkan diri untuk berdiskusi secara serius!

  5. zakiyah said

    salam alaikum.. wah… akhirnya infosyiah bercomment tentang pak haji…
    terus terang saya sangat senang dan bangga karena kita bisa saling berbagi di ruang ini..
    saya sangat setuju kalo kita disini punya hak yang sama untuk berbicara, berargumen tanpa harus terlebih dahulu memberi label dan cap bohong, dusta dan semacamnya kepada teman kita yang lain..
    tu bukan syiah banget…
    salam…

  6. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Redaksi Info Syiah yang pintar dan yang saya cintai

    Marilah kita membuang emosi dan kemarahan supaya kita dapat berfikir dengan baik dan jernih.

    ALQURAN 25:30-31
    30. Rasul berkata: “Ya Tuhanku, kaumku telah meninggalkan AlQuran!”
    31. Allah berkata: “Kami akan jadikan untuk semua nabi, musuh musuh dari orang yang berdosa, dan cukuplah Tuhanmu sebagai penolong dan pemberi petunjuk (untuk mengerti AlQuran).

    Imam Ali Ibn Tholib berulang ulang memperingatkan semua pengikut madhab Ahlul Bait (Syiah) untuk mengikuti AlQuran tertulis di dalam Kitab Nahjul Balaghoh, Khotbah no 146, 157,175 dll.

    Imam Ali Ibn Tholib juga berulang ulang mengutuk orang2 yang mengakui sebagai pengikut madhab Ahlul Bait (Syiah) yang tidak mentaati AlQuran Khotab no 69, 175, 192 dll

    Jika kita membaca Kitab Al Kafi di dalam Bab AlQuran; kita akan dapat membaca bahwa para Imam sangat membenci mereka yang mengakui sebagai pengikut madhab Ahlul Bait (Syiah); tetapi mereka menolak kembali ke AlQuran untuk mengerti agama Islam.

    Shaikh Saduq adalah seorang Alim atau seorang Faqih yang terkenal di dalam kalangan pengikut2 madhab Ithna Asyariyyah (12 Imam); tetapi Shaikh Saduq bukan seorang Imam yang ma’sum (bebas dari dosa dan bebas dari kesalahan).

    Buku2 Fiqih yang ditulis oleh Ulama yang telah wafat tidak dapat dijadikan kitab rujukan di dalam kalangan pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah); karena Ulama yang telah wafat tidak dapat kembali ke dunia ini untuk memperbaiki kesalahan2 yang tertulis di dalam buku2 Fiqih mereka. Shaikh Saduq telah lama wafat.

    Aqidah tentang Imam Madhi akan datang ke dunia ini untuk ummat Islam di akhir zaman bukan berasal dari Shaikh Saduq; tetapi berasal dari Abu Huriroh yang tertulis di dalam Shohih Muslim, kitab Iman. Padahal Abu Huriroh dianggap oleh Ulama madhab Ahlul Bait (Syi’ah) sebagai seorang sahabat yang tidak dapat dipercaya; karena Abu Hurairoh bekerja untuk Muawiyah Ibn Abu Sufyan.

    Ana pribadi sangat menghormati Shaikh Saduq; tetapi pendapat2 pribadi tentang Imam Mahdi yang ditulis oleh Shaikh Saduq di dalam Kitab Kamaaluddin wa Tamamun Nimah banyak yang bertentangan dengan AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi).

    Aqidah Imamah yang diakui oleh mayoritas pengikut madhab Ithna Asyariiyah (12 Imam) berdasarakan pendapat2 pribadi Shaikh Saduq; bukan berdasarkan AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi)

    Ana tidak akan memaksakan InfoSyiah untuk mengikuti AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi); karena ana akan terus menghormati infoSyiah; tetapi perlu diketahui dan juga perlu diinggat bahwa InfoSyiah bukan menyebarkan ajaran madhab Ahlul Bait (Syi’ah) yang asli sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah dan Ahlul Bait; tetapi InfoSyiah mengajarkan Aqidah yang diciptakan atau yang dibuat oleh Shaikh Saduq atas nama madhab Ahlul Bait (Syi’ah).

    Ana tidak bermaksut menghina, mengejek, menyalahkan InfoSyiah. Mohon maaf jika perkataan2 ana terlalu kasar tentang fakta sejarah Shaikh Saduq.

    Ana hanya menulis kebenaran sesuai AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi) untuk mencerdaskan ummat Islam; dan juga untuk mengajak mereka yang mengakui sebagai pengikut madhab Ahlu Bait (Syi’ah) kembali kepada ajaran asli madhab Ahlul Bait (Syi’ah) sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah dan Ahlul Bait (Ali Ibn Tholib, Fatimah, Hasan dan Husain); bukan sesuai dengan pendapat2 Shaikh Saduq.

  7. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Abu Fadil yang pintar dan yang terhormat

    Ana sangat mengagumi kepintaran antum; tetapi kita wajib kembali kepada AlQuran dan Sunnah sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah dan Ahlul Bait (para Imam).

    Perbedaan pendapat di antara pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) tentang Imam Mahdi telah berlansung dari awal; atau dimulai setelah Imam Husain dibunuh di Karbala; sehingga terjadi perpecahan di antara pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) sendiri misalnya Syiah Zaidiyah, Syiah Ismailiyah, Syiah Druze dll

    ALQURAN 25:73-74

    73. dan mereka tidak menghadapi (AlQuran) seperti orang orang yang tuli dan buta ; jika diberikan peringatan dengan ayat ayat kami (AlQuran)

    74. Mereka berdoa: “Ya Tuhan Kami, berikanlah kepada kami, istri istri dan keturunan yang dapat menyenangka hati kami; dan jadikanlah keturunan2 kami sebagai IMAM untuk orang orang yang bertaqwa!”

    Muslim & muslimah yang mengikuti madhab Ahlul Bait (Syiah) disiksa, diperkosa, dibunuh, didiskriminasi di dalam negara muslim yang mayoritas pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) di dunia ini.

    Ana pribadi mengharapkan anak anak, cucu cucu dan semua keturunan dijadikan sebagai pemimpin pempimpin suci (Imam Mahdi, Imam Mahdi, Imam Mahdi, Imam Mahdi dan seterusnya) oleh Allah di Indonesia; dengan harapan mereka akan menjadikan madhab Ahlul Bait (Syi’ah) sebagai mayoritasi di Indonesia di tahun tahun mendatang, Insya Allah.

    Ana tidak percaya ada seorang manusia yang bernama Imam Mahdi dapat menguasai dunia ini.

  8. infosyiah said

    Salam,
    Pak Haji Abdullah, terima kasih mengajak untuk tidak emosional dan berfikir baik dan jernih.
    Yang pertama membahas masalah secara tidak jernih adalah Antum terlebih dahulu dengan mengasumsikan bahwa fakta sejarah yang dimuat adalah bohong!
    Seperti gaya dahulu Antum lagi, Antum tidak mengerti apa yang sedang dibahas. Yang dibicarakan tentang ibu dari Imam Mahdi af. Dan itu tidak ada penyebutannya baik dalam al-Quran dan Nahjul Balaghah. Tolong buktikan masalah ibu dari Imam Mahdi af ada di al-Quran dan Nahjul Balaghah!
    Kalau Antum mau berbicara tentang masalah Imam Mahdi af silahkan, tapi tidak terkait dengan berita yang diinformasikan oleh infosyiah ini.
    Sayangnya, sebuah klaim yang Antum lakukan dengan mengatakan bahwa Syaikh Shaduq ra bukan maksum. Apakah Antum langsung mau mengatakan Antum itu maksum? Kita perlu tahu diri sedikitlah. Infosyiah tidak pernah juga mau mengakui bahwa Syaikh Shaduq ra sebagai maksum. Namun, kita perlu obyektif dalam setiap pembahasan.
    Apakah Antum pikir setiap apa yang Antum pahami dari al-Quran itu sudah seratus persen kebenaran? Infosyiah pikir tidak demikian. Kebenaran tidak dengan klaim. Tapi keimanan betul. Kebenaran punya tolok ukur yang jelas.
    Antum membawa-bawa al-Quran dan Nahjul Balaghah dan dipukul rata ke setiap orang seakan-akan Antum sendiri yang tahu. Heheeeee…
    Sebuah klaim yang terlalu muluk. Pak Haji Abdullah, sebagaimana Antum belajar orang lain juga belajar. Lalu bagaimana?
    Mari kita diskusikan pemahaman yang kita miliki.
    Sebutan Antum bahwa tidak akan memaksa infosyiah untuk mengikuti al-Quran dan Nahjul Balaghah, sebuah klaim baru yang dibuat dengan cara menjebak orang lain. Cara khas kelompok takfiriyah. Tinggalakan cara itu, dan mari bersikap lebih obyektif.
    Pak Haji, Antum mengatasnamakan akidah Syiah sementara infosyiah sedang mengajarkan akidah Syaikh Shaduq ra yang dinisbatkan sebagai Syiah.
    Pertanyaannya, di mana dalam berita yang disampaikan oleh infosyiah menyebutkan tentang akidah Syaikh Shaduq ra yang dinisbatkan sebagai akidah Syiah?
    Tolong berikan buktinya!
    Jangan hanya melakukan klaim!
    Dengan penjelasan Antum kepada Abu Fadl, Antum mengatakan bahwa Antum meyakini ada banyak Imam Mahdi af. Lha kenapa sekarang menolak apa yang diyakini orang lain tentang Imam Mahdi af?
    Ingat, dalam masalah wacana yang kita bicarakan, tidak sedikitpun infosyiah merasa dihina maupun diejek. Namun, kita perlu jujur. Bila dalam diskusi kita nanti infosyiah temukan kesalahan dalam pandangan Syaikh Shaduq ra, maka dengan senang hati infosyiah akan mengatakannya. Bukan masalah itu. tapi mari kita dudukkan permasalahannya.
    Tanggapan Antum terhadap saudara Abu Fadl ternyata menujukkan cara berpikir Antum mengenai masalah Imam Mahdi af.
    Sekarang, infosyiah mengajak kita mendiskusikan tentang masalah Imam Mahdi af sebagai seorang manusia yang dapat menguasai dunia. Atau katakanlah kita mulai dari awal apa dan siapa Imam Mahdi af. Tentu dengan berlandaskan apa yang Antum yakini kebenarannya (al-Quran dan Nahjul Balaghah). Karena perlu ada kesepakatan.
    Bagaimana?
    Setuju?
    Dari pada Antum kita berbicara sesuatu yang tidak bisa dipegang. Karena hanya basa-basi. Pertama menuduh bohong, sekarang mengatakan bertentangan. Bila bohong, maka sudah tidak bisa dianalisa lagi, tapi bila mengatakan bertentangan, seperti apa pertentangan yang ada. Ini membutuhkan kemampuan lain yang namanya ilmu Usul Fiqih. Dan kalau Antum setuju karena Antum taklid pada Ayatullah Sayyid Ali Sistani, maka mari kita bicarakan pakai metodologi yang kita sepakati. Kecuali bila Antum punya klaim lain lagi bahwa itu tidak boleh.
    Tapi infosyiah masih menunggu kesungguhan Antum dalam membahas masalah Imam Mahdi af yang Antum klaim sebagai yang benar. Sementara apa yang diyakini infosyiah sebagai “palsu”.

  9. sulaiman said

    assalamu’alaikum
    ana orang awam dan sangat sedikit menguasai ilmu agama, namun dengan membaca penjelasan dari Haji Muhammad Abdullah, terasa benar ada nada klaim dan tidak berkenan di hati ini, kalau boleh saya saran, Pak Haji uraikan aja yang menurut Pak Haji benar dengan fakta dan dalil secara ilmiah, tapi tidak disisii klaim-kalim dan terkesan tuduhan-tuduhan. bukankah begitu akan lebih indah, bagi yang membaca, lebih-lebih yang menuis:):)

  10. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Redaksi InfoSyiah yang terhormat dan yang pintar.

    Sejarah bukan ilmu pasti; sehingga banyak kesalahan di dalam buku2 sejarah misalnya sejarah Indonesia sebelum President Soeharto mengundurkan diri ditulis untuk alat propaganda; supaya President Soeharto dapat berkuasa seumur hidub. Pakar2 Sejarah Indonesia harus memperbaiki, merevisi, menambah, mengurangi buku2 sejarah Indonesia setelah President Soeharto berhenti.

    Penulisan sejarah tentang Imam Mahdi akan datang di akhir zaman untuk melawan Dajjal dimulai oleh Abu Huriroh di dalam Shohih Muslim, Kitab Iman.

    Abu Bakr, Umar Ibn Khattab dan Uthman Ibn Affan adalah pendiri sistem negara Khalifah Islamiyah. Ali Ibn Tholib memperjuangkan sistem negara Imamah. Ketika Muawiyah Ibn Abu Sufyan menjadi Khalifah; dia menjadi Diktaktor (Thogut); sehingga semua Khalifah (Raja yang beragama Islam) mendapatkan perlawanan dari para Imam misalnya Imam Husain, Imam Zainal Abidin dll. Semua Imam dibunuh atau diracuni oleh semua Khalifah termasuk Imam Hasan Al Askari (Imam ke 11) dan Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12).

    Shaikh Saduq tidak pernah bertemu langsung dengan Imam Abdul Qosim Muhammad Ibn Hasan (Imam ke 12); karena Imam Abdul Qosim Ibn Hasan (Imam ke 12) telah wafat; atau sengaja dihilangkan oleh Khalifah. Shaikh Saduq mengarang buku tentang Imam ke 12 akan kembali ke dunia ini untuk memimpin dunia di akhir zaman; sehingga Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) diberikan gelar Imam Al Muntazar (seorang pemimpin yang ditunggu atau yang dinantikan).

    Rasulullah (Nabi Muhammad) hanya dapat menguasai Madinah dan Makkah. Imam Ali Ibn Tholib hanya dapat menguasai sebagian wilayah Arab; karena dari awal Imam Ali Ibn Tholib mendapatkan hambatan dari Muawiyah Ibn Abu Sufyan. Imam Khomenie dari Iran hanya dapat menguasai sebagain wilayah Iran; karena President Saddam Husain menyerang Iran dan organsasi terorims Al Mujahidin Al Haqq memberontak dari dalam wilayah Iran.

    Nabi Muhammad (Rasulullah) dan Imam Ali Ibn Tholib tidak dapat menguasi dunia; tidak mungkin Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) dapat menguasai dunia; karena Imam Abdul Qosim Muhammad Ibn Hasan telah lama wafat.

    SARAN SARAN untuk semua pengikut madhab Ahlul Bait (Syi’ah) di Indonesia.

    lebih baik kita mendoakan anak anak kita sendiri; dan cucu cucu kita sendiri supaya mereka menjadi pemimpin pemimpin (A’immah) untuk bangsa Indonesia; mengingat pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) di dunia di-diskriminasi, diperkosa, disiksa, dibunuh oleh orang2 tertentu yang mengikuti madhab Ahlul Sunnah (Sunni).

    Insya Allah; Jika anak anak kita dan cucu cucu kita menjadi pemimpin pemimpin (A’immah) untuk bangsa Indonesia; mereka akan menjadikan madhab Ahlul Bait (Syiah) sebagai madhab mayoritas yang diakui oleh negara RI.

  11. abu fadl said

    Saya lihat diksukinya produktif. Intelek (ilmiah) walaupun ada bumbu emosi, tidak jadi dominan emosionalnya. Pemikiran kritis pak haji patut dihargai dan saya sangat menghargai, walaupun tidak harus selalu setuju dengan pendapat pak haji.

    Pak Haji dan infosyiah sudah memberikan argumentasinya masing-masing dan ada beberapa hal yang perlu saya komentari disini:
    1. Keghaiban Imam Mahdi bagi saya sudah jelas diterangkan oleh Ayatullah Amini dalam bukunya ttg Imam Mahdi. Memang banyak mitos (fiksi) tentang sosok Imam Mahdi, yang menjadi alasan sulit menerima keberadaan Imam Mahdi (Imam ke 12). Dalam buku tsb, dijelaskan mana mitos (fiksi) dan mana riwayat yang sebenarnya, sehingga, bagi saya, jelas dan bisa diterima secara ilmiah (aqli dan naqli) ttg keghaiban Imam Mahdi.

    2. Ayatullah Sistani tidak menerima paham Imam Mahdi? Saya baru tahu tentang ini. Yang saya tahu dari diskusi di internet, memang ada beberapa ulama/cendikiawan Syiah yang punya paham ini, misalnya Professor Shachedina di Kanada, tapi bukan Ayatullah Sistani. Bisa tolong beritahu sumbernya di internet yang menyatakan bahwa Ayatullah Sistani bukan penganut paham Imam Mahdi?

    3. Setuju dengan infosyiah untuk melanjutkan diskusi ttg Imam Mahdi. Mari kita terus lanjutkan diskusi ini secara ilmiah dan tidak terlalu emosional dan tidak saling menyerang pribadi yang bisa membuat diskusi menjadi tidak produktif.

  12. infosyiah said

    Salam Pak Haji Abdullah yang baik,
    Antum benar bahwa sejarah bukan ilmu pasti. Dan ada sejarah yang memang ditulis sebagai media propaganda. Itu bisa diterima. Namun, ini masih sangat tendensius untuk melakukan klaim tentang buku yang ditulis oleh Syaikh Shaduq ra.

    Mengapa infosyiah mengatakan demikian?
    Karena Antum harus membuktikan bahwa memang benar Syaikh Shaduq ra dalam menulis bukunya itu punya niat propaganda.
    Antum lupa bahwa al-Quran sebagai buku wahyu juga menceritakan sejarah. Lalu, apakah karena menceritakan sejarah harus tidak pasti dan membawa misi tendensius?

    Tentu tidak bisa demikian. Semua manusia yakin bahwa ada sejarah yang ditulis secara tendensius dan ada yang tidak. Karena kita tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi karena kita tidak berada di TPK, maka perlu dibahas apa yang telah ditulis oleh ahli sejarah dalam buku-buku mereka. Tentu dengan pendekatan yang disepakati. Sampai saat ini infosyiah berusaha mengakui apa yang diyakini oleh Pak Haji dalam mendekati masalah agar pembahasan kita berjalan terarah.

    Setelah dibahas secara ilmiah baru kita melakukan pengambilan keputusan dan bukan sebaliknya. Atau setidak-tidaknya kita memberikan ruangan kemungkinan bagi pendapat orang sekalipun kita tidak meyakininya. Dengan cara ini sebuah dialog akan terjalin dengan sehat.

    Logika yang Antum pakai untuk menolak apa yang ditulis oleh Syaikh Shaduq ra juga dengan memakai sejarah yang Antum klaim tidak pasti bahkan lebih bersifat propaganda. Antum menyebutkan bahwa Rasululah saw hanya menguasai Madinah dan Mekkah. Sementara Imam Ali as menguasai sebagian wilayah Arab. Atau Imam Khomeini ra yang hanya menguasai wilayah Iran. Apa ini bukan sejarah yang tidak pasti?

    Jadi, Antum membantah ketidakpastian sejarah dengan sejarah. Ini sebuah logika yang amburadul

    Klaim-klaim universal dalam diskusi ilmiah tidak akan mengarah pada sebuah kepastian. Setidak-tidaknya diskusi ini tidak akan pernah ada awal dan akhirnya. Mari kita sepakati bersama yang ingin dibahas, toh infosyiah siap mengikuti pendekatan yang ditawarkan atau paling tidak yang diklaim Pak Haji.

    Pak Haji Abdullah yang infosyiah hormati.
    Awal ketika Antum mengkritik pendapat Syaikh Shaduq ra dalam bukunya dengan mengklaim itu tidak sesuai dengan pandangan al-Quran dan Nahjul Balaghah. Infosyiah mencoba menerima itu. Namun, saat infosyiah mengajak untuk mendiskusikannya sesuai dengan al-Quran dan Nahjul Balaghah, Antum malah lari lagi dengan membahas ketidakpastian sejarah. Itu pun dengan argumentasi sejarah juga.

    Terakhir, Antum akhirnya kelihatannya ingin memperkuat argumentasi ketidakmungkinan Imam Mahdi as menguasai dunia. Selain memakai data sejarah karena ayahnya Imam Hasan Askari as telah lama meninggal dunia (bila kita bicarakan masalah ini berarti kita telah masuk detil masalah yang akan merusak jalannya diskusi, karena kita masih tengah membicarakan ide-ide penting Imam Mahd af. Setelah selesai ide penting tentang Imam Mahdi af kita pasti akan mengarah ke sana), Antum mengambil jalan pintas lewat teori kemungkinan. Namun, yang Antum lupakan adalah penguasaan terhadap teori kemungkinan itu sendiri.

    Pak Haji Abdullah yang baik.
    Tidak pernah ada orang yang menolak teori kemungkinan seseorang menguasai dunia. Apa lagi di dunia modern seperti ini. Kalau ada yang menolak itu, berarti punya masalah yang serius dalam sel-sel abu-abunya.
    Itu dalam filsafat disebut sebagai kemungkinan yang berarti khusus. Ada lagi kemungkinan umum yang lebih menitikberatkan pada sisi terjadinya. Jadi ketika ditanyakan apakah mungkin seseorang menguasai dunia? Artinya, selain mungkin apakah sudah ada buktinya?

    Nah, disinlah namanya sebuah janji dari Allah swt dengan mengutus Imam Mahdi af untuk mengisi dunia dengan keadilan. Kalau janji sudah terjadi sebelumnya bukan janji tapi mengulangi kembali, dan itu tidak tertulis dalam al-Quran maupun teks-teks hadis baik di dalam Ahli Sunah maupun Syiah. Bila pernah terjadi keadilan di zaman Nabi Sulaiman misalnya, itu hanya terbatas cakupannya.

    Pak Haji Abdullah yang baik.
    Dalam Syiah, ada beberapa pendapat mengenai konsep Imam Mahdi af. Pertama meyakini bahwa Imam Mahdi af sebagai pribadi. Kedua Imam Mahdi af sebagai simbol atau sistem dan ketiga gabungan dari kedua pandangan itu.

    Bila pandangan Antum adalah sistem dan simbol, di mana siapa saja bisa menjadi Imam Mahdi af, maka mari kita bahas itu. Anggaplah pandangan infosyiah dalam masalah ini sebuah kedustaan dan tidak benar. Apakah Antum tidak ingin infosyiah meyakini yang sama dengan Antum?
    Bila iya, mari kita diskusikan itu!
    Pak Haji Abdullah yang baik.
    Antum mencoba mengargumentasikan masalah Imam Mahdi af dengan mengatakan bahwa pandangan seperti itu dimulai oleh Abu Hurairah. Ini sekali lagi menunjukkan bahwa pandangan Antum dalam ilmu logika saling bertabrakan. Beberapa premis berikut ini sebagai sanggahannya.
    * Ilmu tidak dimulai dari nol. Ada konsep-konsep Islam yang telah ada sejak sebelum Islam dan ada yang memang baru disyariatkan oleh Islam seperti ibadah mahdhah. Konsep Imam Mahdi af, bukan konsep yang benar-benar baru, itu adalah konsep umat manusia sejak dahulu dan sangat fitri. Islam hanya memberikan aturan-aturan tambahan maupun pengurangan.
    * Abu Hurairah bukan kejahatan murni sehingga jangan dianggap tidak pernah ada kebenaran yang dikeluarkan dari mulutnya. (ketika ia menginformasikan tentang Nabi tidak semuanya salah, setidak-tidaknya ia mengatakan nabinya adalah Muhammad saw)
    * Konsep ilmu Usul Fiqih dan Rijal Syiah tidak menolak semua riwayat yang diriwayatkan oleh Ahli Sunah. Tercatat orang seperti as-Sakkuni yang Ahli Sunah punya banyak hadis yang diriwayatkan dari Imam Ja’far Shadi as dan itu dimuat oleh buku-buku hadis Syiah. Selain itu, karena Antum bertaklid terhadap Ayatullah Sistani, maka infosyiah jelaskan bahwa cara pandang Ayatullah Sistani dalam masalah hadis wahid lebih terbuka. Dia tidak menekankan pada perawi tetapi pada argumentasi yang menguatkan hadis tersebut atau tidak. Walaupun bukan berarti menafikan perawi secara keseluruhan, tapi yang sangat ditekankan adalah kritik matan hadis (maaf akan sangat panjang bila kita mendiskusikan masalah ini). Cara pandang Ayatullah Sistani agak berbeda dengan gurunya Sayyid Khu’i yang agak ketat dalam menilai hadis lewat perawinya. Bila Antum punya kesempatan silahkan merujuk pada bukunya ar-Rafid dalam ilmu Usul Fiqih.

    Pak Haji Abdullah yang baik.
    Antum jangan membayangkan bahwa dengan menerima konsep Imam Mahdi af seperti yang dijelaskan oleh Syaikh shaduq ra dan ulama lainnya berarti menafikan kita untuk memperbaiki dirinya. Dalam artikel soal-jawab sudah setidak-tidaknya sudah dijelaskan masalah itu.
    Tetap kita dituntut sebagai imam namun dengan makna panutan untuk orang-orang mukmin dan bukan seperti tafsiran Antum sebagai imam-imam mahdi.

    @ Abu Fadl,
    Tidak ada yang mengatakan bahwa Ayatullah Sistani tidak menerima paham Imam Mahdi af sebagai mana yang dipahami selama ini dan berbeda dengan yang dipahami oleh Pak Haji. Infosyiah mempertanyakan itu agar Pak Haji menjelaskan pandangan Ayatullah Sistani yang ditaklidinya dalam masalah fiqih. Ingat ini bukan masalah fiqih jadi boleh saja berbeda. Namun, apa yang dipakai oleh infosyiah sifatnya lebih sebagai jadal. Agar Pak Haji Abdullah tidak cepat memberikan stempel orang lain berdusta.

    Terima kasih atas pengingatannya semoga Allah menambah kebaikan Antum

  13. moulana said

    salam.
    semoga allah swt meyelamatkan kita fitnah dan memberikan kita kedamaian dunia dan akhirat. allahumma sallia ala muhammad wa ali muhammad!!

  14. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Redaksi InfoSyiah yang terhormat dan yang pintar

    Shaikh Saduq adalah orang yang terkenal; dan dia banyak menulis buku yang dipergunakan sebagai kitab rujukan di beberapa Hawza (pesantren) di Iran misalnya buku Man La Yahduruhu Al Faqih. Buku tersbut dianggap sebagai Hadith oleh beberapa pengikut madhab Ahlul Bait (Syiah) di Iran. Shaikh Saduq wafat pada tahun 382 setelah Hijrah; kurang lebih pada tahun 1000. Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) menghilang kurang lebih tahun 900. Khalifah bertanggung jawab atas penghilangan Imam ke 12.

  15. H Muhammad Abdullah said

    Kepada InfoSyiah yang terhormat dan yang pintar.

    Imam Mahdi adalah seorang pemimpin yang suci dari dosa; atau seorang pemimpin yang menjauhi perbuatan yang berdosa. Semua pengikut madhab Ahlul Bait (Syi’ah) mengakui Imam Mahdi; tetapi ada perbedaan pendapat tentang Imam Mahdi. Kita harus kembali kepada AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi) untuk mengerti tentang pemimpin yang menjauhi dosa atau pemimpin yang suci (Imam Mahdi).

    Walaupun kita menghormati Shaikh Saduq; jika Shaikh Saduq menulis keterangan2 yang salah tentang Imam Mahdi; kita tidak dapat mengikuti keterangan2 tersebut; karena keterangan2 dan pendapat2 tersebut bertentangan dengan AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi).

  16. H Muhammad Abdullah said

    Kepada redaksi InfoSyi’ah yang terhormat dan yang pintar

    Kita harus kembali kepada AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi) untuk mengerti tentang Imam (seorang pemimpin) dan A’immah (pemimpin pemimpin); dan kita juga harus meninggalkan pendapat2 Shaikh Saduq; ketika pendapat Shaikh Saduq bertentangan dengan AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi).

    ALQURAN 17:71
    71. Satu hari (nanti di hari pengadilan), kami akan panggil semua ummat dengan pemimpinnya (IMAM). Barangsiapa yang diberikan kitab amala-nya di tangan kanan; mereka akan membaca kitab tersebut; dan mereka tidak akan dianiaya.

    72. dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini; pasti di akhirat nanti dia akan lebih buta dan lebih tersesat

    Allah telah menerangkan kepada kita bahwa semua perbuatan manusia di dunia ini ditulis di dalam kitab. Masing masing manusia memiliki satu kitab. Kitab tersebut akan menjadi IMAM (pemimpin) untuk masing masing manusia. Kitab tersebut akan memimpin manusia ke dalam surga atau ke dalam neraka

    ALQURAN 36:12
    Sesungguhnya kami akan menghidubkan orang orang mati; dan kami akan menulis apa yang telah mereka kerjakan; dan bekas bekas yang telah mereka tinggalkan; dan kami kumpulkan di dalam IMAM MUBIN (Pemimpin yang nyata).

    IMAM MUBIN = Kitab Induk yang nyata di dalam AlQuran yang diterjemahkan oleh Dept Agama RI.

    Allah telah menerangkan bahwa perbuatan2 kita di dunia ini (kebaikan & kejahatan); selalu dicatat oleh para Malaikat di dalam Kitab. Kitab tersebut akan menjadi IMAM MUBIN (pemimpin yang nyata) untuk masing masing manusia di hari pengadilan nanti akhirat. Imam atau Kitab amal yang dicatat oleh Malaikat akan memimpin kita ke dalam surga atau memimpin kita ke dalam neraka; nanti di akhirat.

    Imam Mahdi yang datang ke dunia tidak ada hubungan dengan surga dan/atau neraka. Imam Mahdi tidak memiliki hak untuk membela seorang muslim atau seorang muslimah; kecuali membela diri Imam Mahdi sendiri di depan Allah. Imam Mahdi tidak akan dapat memberikan Syafaat kepada manusia.

    Insya Allah, bersambung.

  17. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Abu Fadl yang pintar dan yang terhormat

    Pemikiran2 atau pendapat2 dari Prof DR Abdul Aziz Sachadina tentang Imam Mahdi hampir sama dengan pendapat2 Haji Muhammad Abdullah disini; sehingga Prof DR Abdul Aziz Sachadina disalahkan, dibenci, dikafirkan oleh orang2 tertentu dari pengikut madhab Ahlul Bait (Syi’ah) sendiri di USA dan di Canada.

    Prof DR Abdul Aziz Sachadina mengajak pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) untuk kembali ke AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi) untuk mengetahui Imam Mahdi dengan baik dan benar; karena FAKTA dan FIKSI telah bercampur di dalam buku2 tentang Imam Mahdi yang dikarang oleh Ulama madhab Ahlul Bait (Syi’ah).

    Kita wajib menghormati pendapat2 Ulama madhab Ahlul Bait (Syi’ah) tentang Imam Mahdi; tetapi Ulama juga manusia biasa yang dapat lupa dan salah. Jika Ulama madhab Ahlul Bait (Syiah) menyampaikan keterangan tentang Imam Mahdi yang bertentangan dengan AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi); kita wajib menolak pendapat tersebut.

    ALQURAN 2:2
    Kitab (AlQuran) ini tidak ada keraguan untuk mereka yang bertaqwa.

  18. nuryadi asgor said

    Amin…

  19. thohir said

    Ana yakin jika Imam Mahdi yang akan memimpin Dunia ini. itu pasti karena itu janji Allah SWT.

  20. abu fadl said

    @infosyiah
    Rupanya saya yang salah memahami anda tentang Ayatullah Sistani. Maaf.

    Ada koreksi juga ttg Prof Shachedina, beliau juga penganut keghaiban Imam Mahdi. Artikel beliau ttg ini di: http://www.islamiclearning.org/Article%2019.htm

    Active Awaiting
    by Professor Abdulaziz Sachedina

    Yesterday was the First of Sha’ban/August 8. In Mecca people witnessed the ritual of washing the interior of Ka’ba with rose water. This is a long held tradition in that holy city. Historically, Iran used to provide the precious rose water. I am not sure from where it comes today. The preparation of the holy precinct for the upcoming Hajj on the First of Sha’ban is quite symbolic. With the birth of Imam Husayn on the Third; Abul-Fazl al-Abbas on the Fourth; Imam Zaynul Abidin on the Fifth; and Imam al-Mahdi on the Fifteenth, there seems to be something connected with the ultimate dawning of the New World Order as determined by God’s wisdom and compassion for humanity. With so much destruction of innocent life and property going on in the world, and with the impending danger of nuclear arsenal that threatens this small planet of ours, is there anything that we, as the followers of Ahlul-Bayt, can do while waiting for God’s final moment to come?

    The period of ‘Awaiting’ (intizar) is the period of reflection, meditation, and perfection because it is during this long stretch of time that we are expected to excel in all our undertakings. There is no excuse for anyone living during this age to await the return of the Imam and to expect that justice will be established and reforms will be undertaken to improve the quality of life of every person on earth. Quite to the contrary, the only way to prove our faith in and loyalty to the Imam of the Age is to be actively vigilant about all measures that are needed to be taken for our total spiritual and moral well being, both at individual and community levels, so that our commitment to justice and fairness in our dealings with one another and with the world at large becomes an inseparable ingredient of our spiritual and moral development. This commitment essentially requires us to develop intellectually and in knowledge so that our understanding of the requirements of the ‘Awaiting’ becomes the source of our witness to the Proof of God’s existence. God is perfect and God’s perfection is witnessed in the universe that God has created. The universe is the objective proof of God’s existence and God’s power. Whereas the entire universe as the jihan-e asghar (the smaller existence) becomes the proof and witness for the Perfect God’s existence, even when God is invisible to human eyes, the perfect human being, in whom the jihan-e akbar (the greater existence) is manifested, can become the proof and witness for the existence of the invisible Imam al-Mahdi. But how do we, you and I, witness the invisible existence (ghayba) that is also the Proof of God’s existence? How can an invisible Imam become the proof for the existence of the Invisible God? Since both the Perfect God and the perfect human being are in the state of invisibility (al-ghayb), it is perfection of the intellect that can witness the perfect existence of God and the Proof of God (hujjat allah). Here is Imam Zain al-`Abidin’s statement that gives us the hope of experiencing the existence of the Imam of the Age in the state of prolonged invisible existence:

    O Abu Khalid,(1) indeed the people living during his occultation, upholding his Imamate, and awaiting his emergence [as the Mahdi], will be the best of all the periods [put together] because God (exalted be His Remembrance) will give them intellects, insights, and knowledge by means of which the invisible existence [of the Imam] will become for them like direct witnessing (al-mushahada) [of him]. [Moreover, God] in that period [of ‘awaiting’] will afford his followers the status of those who engaged in fighting [the sources of evil and injustice] with the sword under the leadership of the Prophet. These people will be the sincere ones in reality, and will be our followers in truth, and will be those who call upon the people, secretly and in open, to follow the Path of God.

    The excellence of the people living in the Age of Awaiting lies in their struggle to realize that God has endowed them with special gifts by means of which they can actually see the Awaited Imam. The challenge during the Age of Awaiting, then, has been to shrug off ignorance that takes away our ability to engage in using the divine gifts of reason, reflection, and knowledge to prepare for the direct experience and witnessing of the Imam. The more we employ our reason, and develop insights to apply them in our everyday life to attain God’s pleasure, the closer we are to the witnessing of the Imam of the Age.

    This challenge requires us to engage in our self-knowledge, because it is only when we understand ourselves can we expect to access God’s special gifts in order for us to overcome the apparent difficulties in the physical world of not being able to witness the invisible existence of the Imam. God’s design links our self-perfection with our ability to witness our Imam during the period of ‘Awaiting.’

    The holy Qur’an symbolizes both self-knowledge and self-perfection – the message captured in dhikr and fikr. The challenge of the Qur’an is to engage in self-understanding through God’s remembrance and self-perfection through the Prophet’s example. As such the challenge of the ‘Awaiting,’ as the Qur’an teaches is to engage in our self-understanding (tadabbur) and self-perfection (taqwa) through reflection, and meditation over the God-given inner strength so that we can raise our status in compatibility with the Imam’s perfect example. Once we achieve that perfection through purity, then, according to Imam Zain al-`Abidin, it is as if we were engaged in fighting the forces of evil in the presence of the Prophet (peace be upon him and his family). What is needed during the period of Awaiting is to further justice and peace as the Imam would have done, with good understanding and insight about God’s purpose for humanity as a whole. It is only then that we could in truth claim to be the followers of the Ahlul-Bayt and the believers in the spread of justice and equity under the leadership of the Imam of the Age, al-Hujjat b. al-Hasan al-Qa’im al-Mahdi (peace be upon him).

    ———

    EndNotes:

    1. Abu Khalid al-Kabuli was a well-known companion of the fourth Imam, on whose authority the tradition is mentioned by Shaykh Saduq in his Kamal al-Din wa Tamam al-Ni’ma, Vol. 2, p. 319.

    ———

  21. Wah sepertinya ada misunderstanding mengenai imam Mahdi nih. Biar lebih jelas kita minta pendapat dari Ayatullah Sistani aja apa ya bagaimana pendapat belaau tentang Imam Mahdi. Ini nih alamat email Ayatullah Sistani
    sistani@sistani.org

  22. Pendapat saya tentamg pembuatan film itu, bagus sekali untuk membendung film-film global yang cenderung mengexploitasi perempuan.

  23. H Muhammad Abdullah said

    Kepada para pembaca yang pintar dan yang terhormat

    ALQURAN 17:71-72
    71. Satu hari (di hari pengadilan nanti), kami akan panggil semua ummat dengan pemimpinnya (IMAM). Barangsiapa yang diberikan Kitab Amalan-nya pada tangan kanan. Mereka akan membaca kitab tersebut dan mereka tidak akan disiksa (dihukum di neraka).

    72. Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini; pasti di akhirat nanti, dia akan lebih buta dan lebih sesat.

    Imamah (Kepemimpinan) adalah bagian dari Rukun Iman madhab Ahlul Bait (Syi’ah); karena kosa kata Imam (pemimpin) dan A’immah (pemimpin pemimpin) tertulis di dalam AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balagho dan Kitab Al Kafi).

    Walaupun demikian; kisah2, cerita2, keterangan2 tentang Imam & A’immah yang beredar di dalam kalangan pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) banyak yang bertentangan dengan AlQuran dan Hadith; terutama tentang Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12).

    ALQURAN 36:12
    Sesungguhnya Kami menghidubkan orang orang mati; dan kami menulis perbuatan mereka (di dunia) dan bekas2 peninggalan mereka (di dunia), dan kami kumpulkan di dalam IMAM MUBIN (Pemimpin yang nyata).

    IMAM MUBIN = Kitab induk yang nyata di dalam terjemahan AlQuran dari Dept Agama.

    Marilah kita mempelajari keterangan tentang Imam & A’immah yang tertulis di dalam AlQuran dan Hadith; sebelum kita mempelajari tentang Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12)

    Semua manusia akan dipimpin oleh IMAM untuk menghadapi ALLAH di pengadilan pada hari Qiyamah.

    PERTNYAAN
    Manakah IMAM yang paling utama?; atau apakah IMAM yang paling penting untuk muslim & muslimah?

    ALQURAN 11:17
    sebelum AlQuran telah ada Kitab Musa sebagai IMAM dan rahmat

    ALQURAN 46:12
    sebelum AlQuran telah ada Kitab Musa sebagai IMAM dan rahmat.

    Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) adalah budak budak yang dimiliki oleh Allah (Abidullah). Mereka wajib menjadikan ALQURAN sebagai IMAM; karena ALQURAN adalah perkataan ALLAH.

    Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) wajib menjadikan ALQURAN sebagai Imam, penolong, pembela, penyelamat; atau menjadikan ALLAH sebagai penolong, pembela, penyelamat, IMAM MUBIN yang dapat memberikan Syafaat pada hari pengadilan di hari Qiyamat; bukan Malalikat, bukan Nabi Muhammad dan juga bukan Ahlul Bait (Ali, Fatimah, Hasan dan Husain) yang dapat memberikan Syafaat.

    ALQURAN 7:188
    Katakanlah (Muhammad): “Aku tidak dapat mendatangkan kebaikan (manfaat & syafaat) untuk diri; dan juga tidak dapat menolak keburukan; kecuali yang telah dikehendaki oleh Allah….

    ALQURAN 39:44
    Katakanlah (Muhammad): “Semua syafaat hanya kepunyaan Allah. Kerajaan langit dan bumi kepunyaan Allah dan kamu semua akan dikembalikan kepada Allah!”

    Imam Ali Ibn Tholib mengatakan bahwa AlQuran adalah Imam yang paling utama atau Imam yang paling penting di dalam Kitab Nahjul Balaghoh, Khotbah no 87

    Imam Ali Ibn Tholib juga mengatakan bahwa hanya Allah melalui AlQuran yang dapat memberikan Syafaat di dalam Kitab Nahjul Balaghoh Khotbah no 176.

    Insya Allah, bersambung dan kita akan membahas tentang Imam Mahdi

  24. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Abu Fadl yang pintar dan yang terhormat

    Setuju 100% dan benar 100%; setelah terjadi kontrofersi (perbedaan pendapat yang sengit) tentang Imam yang akan datang pada akhir zaman antara Prof DR Abdul Aziz Sachadina dan pengikut2 madhab Ithna Asyar (12 Imam) di Canada & USA.

    Prof DR Abdul Aziz Sachadina kembali kepada keyakinan awal. Keyakinan pengikut2 madhab Ithna Asyari (12 Imam) tentang Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) berdasarkan buku Kamaaluddin wa tamamun nimah yang dikarang oleh Shaikh Saduq bahwa Imam Abud Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) telah menghilang; dan Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) akan kembali di akhir zaman untuk ummat Islam.

  25. H Muhammad Abdullah said

    Kepada para pembaca yang pintar dan yang terhormat.

    Pendapat Prof DR Abdul Aziz Sachadina tenang Imam Mahdi pernah berbeda, bertentangan, berselisih dengan pendapat para Ayatullah. Begitu juga pendapat2 Prof DR Abdul Aziz Sachadina tentang kasus kasus yang lain sering bertentangan dengan pendapat2 para Ayatullah.

    http://www.jmu.edu/jmuweb/general/news/general6896.shtml

    Ayatullah Ali Sistani dari Iraq berkata: “Pendapat2 Prof DR Abdul Aziz Sachadina berdasarkan kesalahan fahaman tentang Islam; dan bertentangan dengan agama Islam (madhab Syiah 12 Imam); sehingga dia menyebabkan kebingungan dan kekacauan di dalam otak muslim & muslimah yang menghadiri seminar Prof DR Abdul Aziz Sachadina….!”

    FATWA yang dikeluarkan oleh Ayatullah Ali Sistani tentang Prof DR Abdul Aziz Sachadina sebagai berikut

    Semua pengikut madhab Ahlul Bait atau madhab Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam) dilarang dan diharamkan bertanya tentang agama Islam kepada Prof DR Abdul Aziz Sachadina

    Prof DR Abdul Aziz Sachadina berkata di dalam koran Wasington Post bahwa dia tidak ada masalah atau tidak marah kepada Ayatulah Ali Sistani

    Baca juga pendapat2 lain tentang kebebasan berbicara atau kebebasan berfikir oleh Prof DR Abdul Aziz Sachadina

    http://www.law.virginia.edu/home2002/html/news/2006/spr/sachedina.htm

  26. infosyiah said

    Pak Haji Abdullah yang baik,
    Hari ini infosyiah telah menyiapkan tanggapan atas apa yang Antum tuliskan. Namun, iseng-iseng infosyiah membuka-buka blog gencar ahlul bait nusantara dan menemukan diskusi Antum dengan tema yang sama mengenai Imam Mahdi af. Bedanya, di sana dikaitkan dengan masalah Nabi Isa as.

    Pak Haji Abdullah yang baik,
    Setelah membaca diskusi Antum ternyata ada satu hal yang sangat mengejutkan di balik semua klaim yang Antum sebutkan selama ini dengan seringnya memberi stempel kepada orang lain dengan sebutan “baru tahu tentang mazhab Syiah”, “tidak sesuai dengan al-Quran dan Nahjul Balaghah” dan lain-lain, Antum ternyata tidak mengetahui bahasa Arab. Bukan berarti dengan bisa berbahasa Arab orang pasti benar, tapi sebagai syarat untuk melakukan penilaian terutama ketika kita akan melakukan penghakiman bahwa sebuah buku yang berbahasa Arab itu sebagai buku yang berisi kedustaan. Antum sepertinya punya tim bisik-bisik di balik semua ini (maaf bila dianggap buruk sangka).

    Sangat memilukan hati ketika Antum harus mengartikan kata MAHDI dari Imam Mahdi af dengan arti suci dan itu didasarkan pada ucapan orang-orang Irak yang ada di US sebagaimana klaim Antum. Lha, terus bagaimana Antum memahami apa yang ditulis oleh buku-buku seperti yang ditulis oleh Syaikh Shaduq yang nota bene berbahasa Arab? Ini menunjukkan bahwa Antum hanya melakukan copy paste yang tidak berbeda dari cara mazhab takfiri.

    Benar, sangat mungkin Antum melakukan klaim-klaim lagi yang ketika dikejar pasti berkelit ke sana dan ke mari.

    Infosyiah menarik kembali ucapannya untuk menyediakan waktu berdiskusi dengan Pak Haji Abdullah. Bukan karena arogan karena bisa bahasa Arab, tapi Pak Haji Abdullah yang kelihatannya melancong ke sana dan ke mari memberikan titipan bak malaikat kebenaran itu ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Maaf, infosyiah tidak dapat meluangkan waktunya hanya menghadapi klaim pepesan kosong.

    Saran infosyiah kepada Pak Haji Abdullah sebagai saudara sesama muslim, Antum tidak perlu bersikap arogan merasa benar sendiri dengan kemampuan seperti itu. Sebagaimana nasihat Antum bahwa infosyiah perlu belajar lebih banyak lagi dan juga kepada yang lain, Antum juga perlu melakukan up grade agar tidak kelihatan seperti yang ada selama ini.

    Sekali lagi kepada Pak Haji Abdullah, infosyiah meminta maaf tidak dapat memenuhi janjinya untuk terus melanjutkan diskusi ini. Antum silahkan meyakini bahwa infosyiah tidak mengetahui apa-apa dalam hal ini dan menjajakannya ke mana-mana.

    Oh iya, kepada yang ingin melihat diskusi Pak Haji Abdullah dengan tema sama Imam Mahdi af silahkan lihat alamat di bawah ini:
    http://musadiqmarhaban.wordpress.com/2007/03/14/imam-mahdi-dalam-tinjauan-kristologi/#comment-84

    Kepada teman-teman, mohon maaf sebelumnya bila infosyiah tidak dapat melanjutkan diskusi ini. Katakan saja bahwa infosyiah tidak mampu atau agar lebih sedikit berwibawa katakan tidak punya waktu.
    Wassalam

  27. abu fadl said

    Pak Haji yang terhormat,
    Sepertinya Prof Shachedina kembali kepada keyakinan akan keghaiban Imam Mahdi.

    Jika anda ingin memjelaskan tentang klaim anda bahwa Imam ke 12 telah wafat, anda sebaiknya menuliskannya dalam bentuk buku atau dalam situs tersendiri. Bahasan ini menyangkut keyakinan dasar Syiah Imam 12, jadi argumentasi anda harus detail dan kuat. Mungkin anda bisa memulai dengan membuat bantahan terhadap isi tulisannya Syaikh Saduq yang anda anggap tidak benar.

    Dengan hanya tulisan-tulisan pendek spt ini, sulit untuk menerima argumentasi anda karena masih dianggap lemah dalam kualitas keilmiahan. Saya sendiri belum dapat menerima argumentasi anda.

    @infosyiah
    Setuju untuk berhenti membahas topik ini, setelah saya menyadari bahwa topik ini sangat luas dan situs ini tidak cocok untuk pembahasan topik seperti ini.

  28. DObleh Kencono said

    Apapun yang terjadi, Insya Alloh saya mengakui keberadaan Imam Mahdi yang Ghaib dan saya selalu berdoa memohon kepada Alloh dengan bertawasul atas nama Rosulullah saaw, Fatimah Azzahra dan para Imam as. Karena saya merasa tenang dan damai bisa mengenal mereka. Pada taraf inilah akalku mampu mejangkau, kalau toh karena saya mencintai mereka (seperti Alloh telah perintahkan), tetapi masih saja pemahaman saya ini keliru (Jika mungkin ini keliru). Saya berserah diri akan keadilan Alloh dihari kelak.

  29. abu fadl said

    @Dobleh
    Insyaallah saya juga sama.

    Kita harus menghormati pemikiran dan perasaan orang lain dalam rangka terus menajamkan akal dan budi kita. Berdiskusi ilmiah dengan santun adalah salah satu sarana untuk tujuan ini.

  30. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Abu Fadl yang pintar dan yang terhormat

    Ayatullah Muhammad Husain Tabatabi (alm) dari Qumm Iran menulis buku tentang Syi’ah In Islam, Chapter 2 halaman 75

    After martyrdom of Husain, some of the Shi’ite accepted the imamate of Ali Ibn Husain Al Sajjad (Imam Zainal Abidin); while others known as Kisaniyah believed that the third son of Ali Ibn Tholib, Muhammad Hanafiyyah, was the promised Mahdi….

    Terjamah Kasar

    setelah mati SYAHID Imam Husian di Karbala; beberapa pengikut madhab Ahlul Bait (Syi’ah) dari kelompok Syiah Kisaniyah percaya bahwa anaknya Ali Ibn Tholib yang ke tiga yaitu Muhammad Hanafiyyah sebagai Imam Mahdi….

    Jika kita membaca sejarah awal perkembangan Syiah setelah Imam Husain dibunuh di Karbala; Imam Zainal Abidin (Imam ke 4) masih kecil; sehingga Muhammad Hanafiyyah melaksanakan Jihad untuk melawan Muawiyah Ibn Abu Sufyan di pegunungan Radwa di sekitar Madinah Saudi Arabia. Aqidah tentang Imam Mahdi dipergunakan pertama kali oleh Syiah Kisaniyah yang dipimpin oleh Muhammad Hanafiyyah. Muhammad Hanafiyyah adalah anak asli dari Imam Ali Ibn Tholib dari istri yang lain (bukan Fatimah).

    Syi’ah Zaidiyyah, Syiah Ismailiyah, Syiah Druze dan Syiah Syiah yang lain juga mengakui Imam Mahdi yang berbeda. Boleh jadi ada 100 Imam Mahdi

    Syiah Ithna Asyar (12 Imam) adalah Syiah yang termuda atau terakhir dilahirkan, diciptakan, dibuat. Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam) diciptakan, dibuat, ditulis oleh Shaikh Saduq. Shaikh Saduq wafat pada tahun 990 M. Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 M. Syiah Ithna Asyar (12 Imam) sekarang menjadi mayoritas.

    Ayatullah Muhammad Husain Tabatabai (alm) di dalam buku Syi’ah In Islam, Chapter 2 halaman 76 menulis;

    from the seventh Imam to the twelfth imam, whom the majority of the shi’ite believe to be the promised Mahdi, no division of any importance took place within Shi’ism.

    Terjamah kasar

    dari Imam ke 7 sampai Imam ke 12, yang mayoritas Syiah percaya bahwa mereka adadalh Imam Mahdi, tidak ada perbedaan pendapat di antara pengikut2 Syiah Ithna Asyari (12 Imam).

    Shaikh Saduq adalah orang pertama yang manulis bahwa Imam ke 7 (Imam Musa Al Kazim) sampai Imam ke 12 (Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan) adalah Imam Mahdi; sehingga ada 7 orang Imam Mahdi yang diakui oleh pengikut Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam).

    Kita sekarng dapat melihat perdebatan sengit tentang Imam ke 12 (Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan) di antara Ulama Syi’ah tradisional dari Najaf Iraq dan Qumm Iran melawan Ulama Syiah modern misalnya Prof Abdul Aziz Sachedina, Prof DR Fahimi Madani dll.

    Shaikh Saduq menulis tentang Imam ke 12 di dalam buku Kamaaluddin wa tamamun nimah. Shaikh Saduq mengakui sendiri bahwa buku tersebut berdasarkan mimpi, khayalan, harapan dll; bukan berdasarkan fakta; sehingga Ulama Syiah modern tidak mengakui Imam Abdul Qosim Muhammad Ibn Hasan (Imam ke 12) sebagai Fakta Sejarah; tetapi Imam ke 12 sebagai Fiksi, Mitos, Khayalan, Mimpi yang sengaja dikarang oleh Shaikh Saduq.

    Ana menyarankan antum membaca buku “Al Imam Al Mahdi The Just Leader of Humanity” yang ditulis oleh Ayatullah Ibrahim Amini. Ayatullah Ibrahim Amini sebagai pakar tradisonal mempetahankan Imam ke 12 sebagai Fakta Sejarah; tetapi beberapa Ulama Syiah Modern seperti Prof DR Fahimi Madani dan lain lain sebagai pakar2 modern, mereka meragukan, menyangkal, menolak, Imam ke 112 sebagai Fakta Sejarah.

    Kita juga masih inggat perbedaan pendapat Prof DR Nurcholis Majid (alm) sebagai pakar Modern di Indonesia dengan Ulama tradisional; atau perbedaan pendapat di antara Prof DR Ali Syariati (alm) sebagai pakar Modern di Iran dengan Ulama tradisional; termasuk perbedaan pendapat dengan Imam Khomenie; sehingga Prof DR Ali Syariati melarikan diri ke Perancis setelah Revolusi Islam di Iran sehingga Khomeni menjadi Imam di Iran.

    Sekarang kita dapat melihat perbedaan pendapat di antara Prof DR Abdul Aziz Sachadina di USA dengan Ayatullah Ali Sistani di Najaf Iraq.

  31. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Infosyiah yang pintar dan yang terhormat

    Surat2 terbuka yang telah ana tulis untuk Musadiqmarhaban.wordpress.com banyak yang disensor, dihapus, dihilangkan; sehinga para pembaca yang lain tidak dapat mengerti keterangan2 yang telah ana tulis di dalam Musadiqmarhaban.wordpress.com.

    Infosyiah juga sering menghilangkan, menghapus surat surat terbuka yang telah ana tulis disini; sehinga para pembaca yang lain dapat mengambil kesimpulan yang salah.

    Ana mengucapkan terima kasih atas kebaikan hati Redaksi Infosyiah yang telah memberikan izin kepada Haji Muhammad Abdullah menulis disini; tetapi ana memohon surat surat terbuka tersebut tidak disensor, tidak dikurangi, tidak dihapus, tidak diganti; supaya para pembaca yang lain dapat mengerti pendapat ana.

  32. H Muhammad Abdullah said

    Kepada InfoSyi’ah yang pintar dan yang terhormat

    ALQURAN 17:71
    Satu hari (nanti di hari Qiyamah) kami akan panggil semua ummat dengan pemimpinya (IMAM-nya)….

    Banyak pengikut madhab Ahlul Bait (Syi’ah) di Indonesia yang tidak dapat membedakan Imam Mahdi sesuai penafsiran Hadith (Bukhari, Muslim dll) yang diakui oleh Ulama madhab Ahlul Sunnah (Sunnah); dengan Imam Mahdi sesuai penafsiran Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh & Kitab Al Kafi) yang diakui oleh Ulama madhab Ahlul Bait (Syi’ah).

    Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) menafsirkan Imam Mahdi sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh Abu Huriroh di dalam Shohih Muslim, Kitab Iman.

    Abu Huriaroh melaporkah bahwa Nabi Isa Al Masih akan datang kembali ke dunia ini untuk membunuh Dajjal dan menjadi Hakim Agung untuk ummat Islam; kemudian Imam Mahdi akan datang.

    Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) percaya bahwa Imam Mahdi adalah seorang manusia yang akan datang sebagai pemimpin suci.

    Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) percaya bahwa Imam Mahdi akan dipilih untuk semua ummat manusia di dunia setelah Nabi Muhammad wafat; sehingga jumlah Imam Mahdi sangat banyak dan tidak terbatas.

    Madhab Ahlul Sunnah (Sunni) terdiri dari 20-100 kelompok misalnya Wahabi, Salafi dll. Kelompok Imam Syafii, Imam Hanbali, Imam Maliki, Imam Hanafi adalah kelompok madhab Ahlul Sunnah terbesar.

    Madhab Ahlul Bait (Syi’ah) juga terdiri dari 20-100 kelompok misalnya Syiah Kisaniyah dengan Muhammad Hanafiyah dan keturunannya sebagai Imam Mahdi, Syiah Ismailiyah dengan Ismail ibn Jafar Shodiq dan keturunannya sebagai Imam Mahdi, Syiah Batinis dengan Ubaydullah dan keturunnya sebagai Imam Mahdi, Syiah Fatimiyyah di Cairo Mesir yang mendirikan Universirat Al Azhar dengan Muhammad dan keturunannya sebagai Imam Mahdi dan Syiah Syiah lainnya.

    Terahir adalah Syi’ah Ithna Asyari yang diciptakan, dikarang, ditulis oleh Shaikh Saduq. Shaikh Saduq menerangakan bahwa Imam Mahdi dimulai dengan Imam ke 7 (Imam Musa Rida) sampai Imam ke 12 (Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan); atau ada 6 orang Imam Mahdi. Imam Mahdi yang terahir akan kembali ke dunia sebagai Imam Al Muntadzar (seorang pemimpin yang ditunggu atau yang dinantikan)

    Imam Ali Ibn Tholib di dalam Kitab Nahjul Balahoh Khotbah no 104 dan Khotbah no 181 dan Khotbah2 yang lain; Imam Ali Ibn Tholib melaporkan bahwa generasi ummat Islam akan terus berganti sampai akhir zaman; begitu juga pemimpim pemimpin (A’immah) akan datang terus menerus.

    Berarti Imam Mahdi bukan satu orang; boleh jadi Imam Mahdi berjumlah 1 juta atau 1 miliyar; karena hanya Allah yang mengetahui jumlah Imam Mahdi.

    Walaupun Allah akan mengutamakan A’immah (pemimpin pemimpin) akan diutamakan dari keturunan Nabi Ibrahim dan/atau Nabi Muhammad; Allah juga memberikan kesempatan untuk ummat Islam atau untuk kita semua menjadikan anak anak kita dan cucu cucu kita sebagai Imam Mahdi, Imam Mahdi, Imam Mahdi, Imam Mahdi….

    ALQURAN 25: 73-74
    73. dan mereka yang diberikan peringatan dengan ayat ayat kami (AlQuran); mereka tidak menghadapi sebagai orang2 yang tuli dan buta.

    74. dan meraka berdoa: “Ya Tuhan kami, berikanlah kami, istri istri dan keturunan keturunan yang dapat menyenangkan hati kami; dan jadikanlah mereka (anak anak dan cucu cucu) sebagai Imam untuk orang orang yang bertaqwa.

    Kesalahan pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) adalah malas membaca AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi) sehingga penafsiran Imam Mahdi diambil dari laporan yang disampaikan oleh Abu Huriroh.

    Padahalah Abu Hurairoh adalah orang yang paling dibenci oleh pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah); karena Abu Hurairoh bekerja untuk Muawiyah Ibn Abu Sufyan. Abu Huriroh dibayar oleh Muawiyah Ibn Abu Sufyan untuk mengarang Hadith2 Palsu untuk mengabadikan kekuasaan Bani Ummayah sampai generasi yang ke 12; sehingga Abu Huriroh menulis tentang 12 Khalifah yang akan berkuasa dengan baik setelah Nabi Muhammad wafat.

  33. abu fadl said

    Tambahan: Segala fitur yang menjadi anugrah Allah kepada manusia, yaitu akal, intuisi, hati nurani dll dimanfaatkan secara maksimal, insyaallah akan mencapai keyakinan yang hakiki thd hal-hal yang ghaib.

    Bukankan Allah telah berjanji kepada hambanya yang bersungguh-sungguh di jalan-Nya untuk memberi petunjuk?

  34. infosyiah said

    Pak Haji Abdullah,
    Anda selain suka membodoh-bodohi orang, menganggap benar diri sendiri, memutarbalikkan fakta dan lain-lain, ternyata punya senjata terakhir.
    Bahwa kita berbeda pendapat itu benar. Tapi infosyiah melakukan pengeditan terhadap tulisan Anda adalah sebuah kebohongan yang nyata.
    Selama ini infosyiah hanya melakukan beberapa kali pengeditan karena penggunaan bahasanya terlalu kasar dan penyebutan nama orang. Dan itu bukan tulisan Anda. Anda tidak perlu merasa kegeeran dalam masalah ini. Infosyiah sudah membuktikan dengan membuat blog dan itu berarti punya kepercayaan diri dan berusaha obyektif dan jujur.

    Pak Haji Abdullah,
    Melihat tulisan-tulisan Anda dengan mudah orang dapat membaca karakter Anda. Memang usaha untuk menggembosi Syiah banyak sekali caranya. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan Syiah Takfiri seperti yang Anda tunjukkan selama ini dengan memberikan komentar dan tanggapan di mana-mana.
    Ketika usaha dari luar untuk membuktikan Syiah juga sama dengan lainnya dalam hal takfiri tidak berhasil, maka jalan terbaik adalah dengan menggembosinya dari dalam.
    Sayangnya, Anda salah menilai ini. Mungkin untuk mereka yang baru mengenal Syiah akan mengangguk-anggukan kepalanya. Tapi orang yang cukup mempelajari Syiah tahu seberapa jauh pandangan Anda. Terutama ketika Anda melakukan diskusi.

    Infosyiah mengajak Anda diskusi karena merasa punya kemampuan dan tidak perlu melakukan apa yang Anda tuduhkan itu. Alih-alih menyebutkan mana yang infosyiah rubah, hilangkan dll, Anda merasa cukup dengan memojokkan orang lain dengan klaim besar.
    Kalau Anda merasa benar, tuliskan klarifikasi tentang makna dari Mahdi dalam masalah Imam Mahdi af. Anda berani?
    Atau jangan-jangan Anda akan mengatakan bahwa itu saudara Musadiq Marhaban yang menuliskannya dan bukan tulisan Anda sama sekali. Atau katakanlah ketika Anda mengatakan bahwa Syaikh Shaduq ra tidak maksum dan sejarah tidak pasi lantas Anda berargumentasi lewat sejarah juga dan seakan-akan pemahaman Anda adalah pasti benarnya merupakan kata-kata dan argumentasi yang dikarang sendiri oleh infosyiah?
    Pak Haji Abdullah,
    Kebohongan Anda ini akan terus Anda tutupi dengan kebohongan lain. Akhirnya, setiap kali terdesak di mana-mana, klaim terakhir Anda adalah tulisan dan tanggapan Anda telah disensor atau diubah.
    Satu-satunya yang melakukan klaim bahwa infosyiah melakukan pengeditan hanya Anda, itupun setelah terdesak dalam diskusi terbuka.
    Sayang Pak Haji,

  35. Sepertinya, Pak haji ini perlu ruang untuk mengekspresikan pemikirannya. Bagaimana kalau Pak haji Buat buku saja yang judulnya “Studi kritis pemahaman Syiah tentang kedatangan Imam mahdi” atau apa sajalah tentang pemahaman Pak Haji. Begitu kali…. setelah selesai ngetiknya, kirim saja ke sini nih….http://pakdenono.com, biar semua orang bebas download gratis lagi…Soalnya, sepertinya, disamping spacenya terbatas…. Pak Haji dalam memberi penjelasan kurang systematis. Penjelasannya ngalor-ngidul tak terarah, menambah bingungnya pembaca khususnya saya. Saya yakin tujuan pak Haji bukan untuk menambah bingung para pembacanya kan… penulis yang baik adalah penulis yang mampu menjelaskan pemikirannya secara jelas… jadi argumennya harus lugas, tegas dan terpercaya. Setelah jadi bukunya, saya juga penasaran dengan apa yang dipahami Pak Haji. Saya bersedia membacanya….Insya Alloh jika assignment saya tak menghabiskan waktu saya.

  36. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Abu Fadl yang pintar dan yang terhormat

    Madhab Ahlul Sunnah (Sunni) kurang lebih terbagi ke dalam 5-70 kelompok misalnya kelompok Wahabi, kelompok Salafi dll. Kelompok madhab yang terbesar adalah Imam Hanbali, Imam Maliki, Imam Hanafi dan Imam Syafii.

    Aqidah, penafsiran, pemahaman bangsa Indonesia dan bangsa Mesir dipengaruhi oleh Imam Syafii. Buku2 yang ditulis oleh Imam Syafii dijadikan kitab rujukan untuk bangsa Indonesia dan bangsa Mesir. Mohon maaf, ana lupa nama buku2 yang ditulis oleh Imam Syafii

    Madhab Ahlul Bait (Syi’ah) juga terbagi ke dalam 5-70 kelompok misalnya Syiah Kisaniyyah, Syi’ah Bataniyyah, Syiah Fatimiyyah di Mesir yang membangun Universitas Al Azhar dan kelompok2 Syiah yang lain. Ayatullah Muhammad Husain Tabatabai menuli hampir semua kelompok Syiah di dalam buku Syi’ah In Islam; begitu juga Prof DR Moojan Momen hampir semua kelompok Syiah di dalam buku An Introduction to Shi’i Islam.

    Sekarang kita dapat melihat 4-5 kelompok Syi’ah yang masih hidub yaitu Syi’ah Zadiyyah di Yaman, Syi’ah Ismailiyyah di Eropa, Syi’ah Druze di Lebanon dan Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam) di Iran, Iraq, Lebanon dll.

    Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam) adalah kelompok yang termuda. Syi’ah Ithna Asyar ditulis, diciptakan, dibentuk oleh Shaikh Saduq. Shaikh Saduq wafat pada tahun 990 M. Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 M.

    Imam Khomeini (alm) dari Iran menulis buku Tahril Al Wasilah, pada halaman 30 dengan judul

    A Short History of Jurisprudence and Ijtihad.

    Imam Khomeini: “From the 3rd century after Hijrah, the work of seriously collecting and classifying the traditions by great Shi’ite Ulama began, the most important of which are the early four Shi’ite books

    1. Al Kafi by Muhammad Ibn Yaqub Kulayni
    2. Man la yahduruhul Faqih bany Shaikh Saduq (990 M)
    3. Al Tahdhib by Shaikh Tusi (1070 M)
    4. Al Istibar by Shikh Tusi (1070 M)

    Terjamahan kasar yang ditulis oleh Imam Khomeini

    Judu buku: “Sejarah pendek tentang Fiqih (hukum) dan Ijtihad”

    Imam Khomeini (alm) berkata: ” sejak 300 tahun setelah Hijrah, pekerjaan untuk mengumpulkan tradisi (para Imam) dimulai oleh Ulama Syiah Ithna Asyar (12 Imam); buku2 awal yang paling utama (yang paling penting) ada 4 buku yaitu

    1. Kitab Al Kafi yang ditulis oleh Muhammad Ibn Yaqub Kulayni
    2. Kitab Man la yahduruhul faqih yang ditulis oleh Shaikh Saduq (wafat 990 M)
    3. Kitab Al Tahdhib yang ditulis oleh Shaikh Tusi (wafat 1070 M)
    4. Kitab Al Istibar oleh Shaikh Tusi (wafat 1070 M)

    Antum dapat membaca langsung dari Kitab Tahrir Wasilah yang ditulis oleh Imam Khomeini (alm) di perpustakaan Fakultas Bahasa Inggris di IAIN Jakarta, dan/atau di perpustakaan Masjid Pondok Indah di Jakarta.

    Ana telah menyumbangkan buku Tahril Wasilah yang ditulis oleh Imam Khomenini (alm) kepada perpustakaan Masjid Pondok Indah; dan juga kepada perpustakaan Fakultas Bahasa Inggris perpustakaan IAIN Jakarta.

    Ulama Syiah Ithna Asyar (12 Imam) yang tradisional di Najaf Iraq dan Qumm Iran menerima semua buku yang dikarang oleh Shaikh Saduq.

    Ulama Syiah Ithna Asyar (12 Imam) yang modern di USA, Canada, Eropa berani mempertanyakan, menyangsikan, meragukan, menyangkal buku2 yang dikarang oleh Shaikh Saduq;

    sehingga terjadi perdebatan, perselisihan, perbedaan pendapat diantara Ulama Syiah Ithna Asyar (12 Imam) yang tradisional dengan Ulama Syiah Ithna Asyar (12 Imam) yang modern misalnya kasus buku Kamaaluddin wa tamamun nimah tentang Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) antara Prof DR Abdul Aziz Sachedina dengan Ayatullah Ali Sistani; atau antara Prof DR Fahimi Madani dengan Ayatullah Ibrahim Amini.

    Kita dapat membaca perdebatan tentagn Imam ke 12 antara Prof DR Fahimi Madani dengan Ayatullah Ibrahim Amini di dalam buku Al Imam Al Mahdi The just leader of humanity.

  37. H Muhammad Abdullah said

    Kepada Dobleh Kencono yang pintar dan yang terhormat

    Ana bukan penulis yang baik; sehingga ana tidak dapat menulis buku tenang Imam & A’immah dengan baik; tetapi ana mencoba untuk menerangkan tentang Imam & A’immah dengan cara diskusi dan dialog; supaya pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) dapat mengerti tentang Imam & A’immah sesuai dengan AlQuran dan Hadith yang diakui oleh Ulama madhab Ahlul Bait (Syi’ah).

    Imam (pemimpin) dan A’immah (pemimpin pemimpin) adalah bagian dari Rukun Iman madhab Ahlul Bait (Syi’ah); karena kosa kata Imam & A’immah tertulis di dalam AlQuran dan Hadith

    Kita harus membaca AlQuran dengan teliti untuk mengerti tentang Imam dan A’immah; kemudian kita juga membaca Hadith untuk mengerti Imam & A’immah.

    Hadith yang dipergunakan oleh pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) berbeda dengan Hadith yang dipergunakan oleh pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah). Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) mempergunakan Kutub Sihah Sittah (Bukhari, Muslim, Tarmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud dan Nasaii) sebagai kitab rujukan tentang Ahadith. Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) menggunakan Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi sebagai kitab rujukan.

    Kita harus dapat membedakan keterangan2 tentang Imam & A’immah dari Bukhari, Muslim, Tarmidzi dll; atau dari Hadith yang diakui oleh Ulama madhab Ahlul Sunnah (Sunni); dengan keterangan2 tentang Imam & A’immah dari Nahjul Balaghoh dan Al Kafi; atau dari Hadith yang diakui oleh Ulama madhab Ahlul Bait (Syi’ah).

    Imam Abu Muhammad Hasan Ibn Ali disingkat Imam Hasan Askari (Imam ke 11) dan keluarganya dimasukan kedalam penjara di dalam tahanan rumah di kota yang bernama Samara oleh Khalifah Mu’tamid. Samara sekarang bagian wilayah dari negara Russia. Imam Hasan Askari (Imam ke 11) dan keluarganya dibunuh dengan racun atau sengaja dihilangkan oleh Khalifah yang berkuasa pada bulan Desember tahun 873.

    Kurang lebih 50-70 tahun setelah Imam Hasan Askari (Imam ke 11) dibunuh Shaikh Saduq mencoba menulis buku tentang Imam Ali (Imam pertama) sampai Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan Al Askari (Imam ke 12).

    Shaikh Saduq adalah pendiri, pencipta, pembuat madhab Syiah Ithna Asyar (12 Imam); karena buku2 yang dikarang oleh Shaikh Saduq menjadi buku2 utama yang diajarkan di semua Hauza (pesantren) di Iran.

    Shaikh Saduq menulis tentang Imam Abul Qosim Muhammad Ibn Hasan (Imam ke 12) berdasarkan mimpi, khayalan atau harapan di dalam buku Kamaaluddin wa tamamun nimah. Shaikh Saduq tidak pernah bertemu langsung dengan Imam ke 11 dan Imam ke 12. Buku biography tentang Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) yang ditulis oleh Shiakh Saduq berdasarkan cerita2, gossip2, kisah2 yang beredar di masyarakat Iran; bukan berdasarkan fakta.

    Shaikh Saduq pernah bermimpi bahwa Imam ke 12 datang kepada Shaikh Saduq. Imam ke 12 harus menghilang dan kembali di akhir zaman untuk melawan kejahatan; setelah kejahatan dikalahkan; Imam akan menegakan keadilan di muka bumi. Imam ke 12 akan mengirimkan wakil yang bernama Uthman Al Amri kepada pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) sebagai pemberi petunjuk selama Imam ke 12 di dalam persembunyian.

    Mayoritas Ulama madhab Ahlul Bait (Syi’ah) mendapatkan pendidikan tradisional di Najaf Iraq dan Qumm Iran. Mereka menerima kisah2, cerita2, dongeng2 yang dikanrang oleh Shaikh Saduq tentang Imam ke 12 dengan Taqlid buta.

    Minorita Ulama madhab Ahlul bait (Syi’ah) mendapatkan pendidikan modern bermula dari Najaf Iraq dan Qumm Iran dan berakhir dari Univeristas2 di USA, Canada, Inggris, Perancis dll. Mereka dapat berfikir dengan rational atau mereka menggunakan logika (akal sehat) untuk menerima pendapat2 Shaikh Saduq atau menolak pendapat2 Shaikh Saduq misalnya

    Prof DR Ali Syariati (alm) menolak kisah2, cerita2, dongeng2 tentang Imam ke 12 yang tertulis di dalam Kitab Kamaaludin wa tamamun nimah yang dikarang oleh Shaikh Saduq. Prof DR Ali Syariati (alm) berpendapat bahwa Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan adalah TOKOH FIKTIF yang sengaja dikarang oleh Shaikh Saduq; walaupun Prof DR Ali Syariati (alm) mengakui bahwa banyak Imam Mahdi yang akan dikirimkan oleh Allah kepada ummat Islam. Semua Imam Mahdi adalah pembaharu; sehingga agama Islam dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

    Prof DR Ali Syariati (alm) harus melarikan diri keluar dari Iran; karena pendapat Prof DR Ali Syariati (alm) bertentangan dengan pendapat2 Ulama tradisional di Iran. Prof DR Ali Syariati (alm) meninggal dunia di Perancis.

    Prof DR Abdul Aziz Sachadina mendapatkan pendidikan agama Islam dari India dan Iran; kemdian dia mendapatkan gelar Prof DR dari univeristas di Canada. Prof DR Abdul Aziz Sachadina juga meragukan kebenaran Kitab Kamaaluddin wa tamamun nimah yang dikarang oleh Shaikh Saduq; sehingga terjadi perbedaan pendapat, perselisihan, perdebatan di antara Prof DR Abdul Aziz Sachadina dengan ayatullah Ali Sistani di Najaf Iraq.

    Ayatullah Ali Sistani dilahirkan di Iran; dia mendapatkan pendidikan awal dari pesantren2 (hauza) di Iran sebelum Ayatullah Ali Sistani melanjutkan pendidikan ke Najaf Iraq.

    Prof DR Fahimi Madani juga tidak setuju dengan keterangan tentang Imam ke 12 yang tertulis di dalam Kitab Kamaaluddin wa tamamun nimah; seingga Prof DR Fahimi Madani berdebat, berbeda pendapat, berselisih dengan Ayatullah Ibrahim Amini.

    Perlu antum ketahui bawha di dalam kelompok madhab Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam) masih terjadi perbedaan pendapat, perselisihan, perdebatan di antara Ulama modern melawan Ulama tradisional tentang Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) misalnya

    1. Apakah Imam ke 12 tokoh fiktif atau fakta sejarah?

    2. Bagaimana Imam ke 12 memberikan petunjuk kepada pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) melalui wakil wakil yang diakui oleh Imam ke 12?

    3. Ketika negara2 muslim dijajah oleh Inggris, Perancis, Belanda, Portugal dll selama 200 tahun sampai 500 tahun misalnya Indonesia dijajah Portugal dan Belanda selama 350 tahun; Imam ke 12 tidak muncul untuk menghilangkan kejahatan dan menegakan keadilan?

    4. Apakah Imam ke 12 sama dengan Iblis yang diperpanjang umurnya oleh Allah sampai akhir zaman?

    5. Masih banyak pertanyaan lain yang diajukan oleh Ulama modern tentang Imam ke 12 yang tertulis di dalam Kitab Kamaaluddin wa tamamun nimah oleh Shaikh Saduq.

    Ana tidak membela Ulama Syiah Ithna Asyar (12 Imam) yang medapatkan pendidikan tradisional.

    Ana juga tidak membela Ulam Syiah Ithna Asyar (12 Imam) yang mendapatkan pendidikan modern.

    Ana hanya mengajak para pengikut madhab Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam) untuk kembali mengikuti AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi); bukan mengikuti pendapat2 Shaikh Saduq; di dalam kasus Imam & A’immah; supaya pengikut2 madhab Syi’ah Ithna Asyar dapat selalu berada di dalam kebenaran; sesuai dengan Islam yang diajarkan oleh Rasulullah dan Ahlul Bait (Ali, Fatimah, Hasan dan Husain).

    Catatan Kaki;

    Karena kebodohan ana; Haji Muhammad Abdullah memohon bantuan dari Dobleh Kencono untuk menulis kembali semua surat terbuka yang telah ana sampaikan di forum ini.

  38. abu fadl said

    Pak Haji yang baik, pintar dan terhormat.

    Terimakasih atas uraian tentang khazanah (sejarah & literatur) Syiah.

    Berdasarkan tulisan anda, saya menangkap ada dua poin utama yang menjadikan anda berkesimpulan bahwa Imam 12 telah wafat:

    1. Ayat Quran dan Najhul Balaghah menyiratkan tidak ada Imam Mahdi Akhir Zaman (Universal). Teks agama hanya menyebutkan adanya Imam-imam (mahdi lokal dan temporal) yang jumlahnya tidak terbatas.

    Tentang Mahdi lokal setelah Imam ke 12 (atau dalam tradisi Sunni disebut mujadid/pemurni doktrin agama). Saya bisa terima tentang ini berdasarkan adanya figur-figur spt Mulla Sadra, Imam Khomeini, Imam Musa Sadr dll.

    Tentang Mahdi Universal (Imam ke 12), argumentasi anda masih lemah. Anda hanya menyebutkan bahwa cerita keghaiban Imam ke 12 berawal dari Syaikh Saduq. Saya sendiri belum mengetahui dan membaca kitab Syaikh Saduq. Jadi saya tidak tahu jelas duduk perkaranya. Anda perlu membuat tulisan yang membantah satu-persatu argumentasi Syaikh Saduq, ini yang belum anda lakukan.

    Saya sendiri, bisa menerima penjelasan tentang keghaiban Imam ke 12 dari Bukunya Ayatullah Amini.

    2. Dari segi waktu bahwa Syaikh Saduq hidup pada era 300 Hijriah setelah Rasulullah Saww. Ini tidak bisa jadi argumentasi kuat karena bisa saja Syaikh Saduq yang mendokumentasikan doktrin Imam Mahdi berdasarkan penjelasan Imam-Imam Suci. Jadi bukan artinya Syaikh Saduq ini yang membuat doktrin tentang Imam Mahdi.

    3. Dari kenyataan bahwa ada beberapa faksi Syiah dan masing-masing faksi punya doktrin sendiri. Ini juga tidak memberikan argumentasi yang kuat. Faksi faksi Syiah mungkin saja terbentuk karena kondisi geografis dan pengaruh lokal. Sementara itu doktrin Messianisme (Mahdi-isme) ada di hampir semua agama dan kepercayaan, jadi mungkin saja ada proses adaptasi doktrin di setiap faksi, sehingga akhirnya ada perbedaan di masing-masing faksi. Dalam perkembangannya, semua doktrin yang ada akan dibandingkan dan hanya doktrin yang punya dasar argumentasi teologis yang kuat yang bisa bertahan. Saya berkesimpulan Syiah Itsna Atsari dan doktrin keghaiban Imam ke-12 yang bertahan karena punya dasar teologi yang kuat.

    Akhirul kalam, saya setuju dengan usulan Dobleh untuk anda menuangkan pemikiran anda dalam sebuah buku atau di-postingkan dalam situs (blog) tersendiri.

  39. Untuk Pak Haji yang baik dan pintar

    Assalamu’alaikum

    Itu dia Pak haji yang saya ingin tahu, argumen Pak Haji yang mengatakan banyak Ulama-Ulama Tradisional Syi’ah (yang umumnya Beliau adalah lulusan dari Najaf dan Qum, such as Imam Khomeini)percaya tentang Imam Mahdi yang notabene hanya berdasar pada mimpi shaikh Saduq.

    Bagaimana bisa Beliau (sebagian besar para ulama Qum dan Najaf) meyakini akan datangnya Imam Al Mahdi cuma berdasarkan mimpinya Shaikh Saduq???

    Pak Haji harus melakukan penelitian apa benar Beliau (contoh saja, Imam Khomeini) meyakini akan munculnya Imam mahdi cuma berdasarkan pada mimpinya Shaikh Saduq??? Dalilnya apa, sumber pustakanya darimana….

    Bagaimana para doktor (lulusan Canada dan Perancis)tersebut tidak percaya akan munculnya imam Mahdi???
    Dalilnya apa, sumber pustakanya darimana……..

    Itu yang harus Pak Haji investigasi. Dalil-dalilnya bagaimana, baik dari Al-Qur’an maupun riwayat-riwayat yang bisa dipertanggung jawabkan.

    Dengan membandingkan antara yang pro dan kontra akan munculnya Imam Mahdi. Pak Haji bisa menarik kesimpulan yang mana yang lebih mendekati bisikan hati nurani kita.

    Untuk itu, pak haji butuh ruang yang lebih luas. Tulislah sebuah buku tang membahas tentang itu. Kalau studi kritis Pak haji ini memang berdasar pada suatu penelitian dan investigasi yang sangat mendalam…. wah…. akan sangat bagus sekali….. tulislah secara sistematis, biar pembacanya menikmati alur pola pikir Pak haji. Jangan ditulis dengan cara yang saat ini Pak haji nulis, membosankan dan tak systematis, pembahasannyapun ngalor-ngidul tak terarah… dalil argumennyapun tak tajam dan kurang bisa diterima oleh akal. Islilah kerennya kurang berbobot akademis…. maap ya pak haji saya to the point mengungkapkan kritik saya terhadap buah pena Pak Haji. Maklum saya orang akademisi hanya menaggapi pemikiran-pemikiran yang ilmiah.

    Maaf sekali lagi…
    Wassalamu’alaikum wr. wb

  40. Haji Muhammad Abdullah said

    Kepada DoBleh Kencono yang pintar dan yang terhormat

    ALQURAN 17:71
    Satu hari (nanti di hari Qiyamah); kami akan panggil semua ummat dengan pemimpinnya (Imam-nya)…

    Imam & A’immah merupakan Rukun Iman madhab Ahlul Bait (Syi’ah); karena Imam & A’immah tertulis di dalam AlQuran dan Hadith. Kita harus kembali kepada AlQuran dan Hadith (Kitab Nahjul Balaghoh dan Kitab Al Kafi).

    ALQURAN 46:12
    dan sebelum AlQuran telah ada kitab Musa sebagai IMAM dan rahmat

    ALQURAN 11:17
    dan sebelum AlQuran telah ada kitab Musa sebagai IMAM dan rahmat.

    Allah memberikan kebebasan kepada semua manusia untuk memilih Imam. Imam yang paling utama untuk ummat Islam adalah AlQuran; karena AlQuran adalah perkataan Allah; sehingga ummat Islam sebagai budak budak yang dimiliki oleh Tuhan (Abidullah) harus menjadi Allah sebagai penyelamat, penolong, pelindung di dunia ini; terutama di hari Qiyammat nanti; atau hanya Allah yang dapat memberikan Syafaat di hari Qiyammat nanti.

    Imam Ali Ibn Tholib berkata bahwa hanya Allah yang dapat memberikan syafaat tertulis di dalam Kitab Nahjul Balaghoh, Khotbah no 176

    Imam Ali Ibn Tholib juga berkata bahwa AlQuran adalah Imam utama atau Imam yang paling penting untuk pengikut pengikutnya tertulis di dalam Kitab Nahjul Balaghoh tertulis di dalam Kitab Nahjul Balaghoh Khotbah no 15, no 146 dan no 175.

    ALQURAN 32:24
    dan kami jadikan mereka sebagai pemimpin pemimpin (A’immah) yang memberikan petunjuk dengan peringtah kami dengan sabar; dan mereka menyakini ayat ayat kami.

    Allah adalah Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang; sehingga Allah memilih keturunan2 dari Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad sebagai Imam Mahdi, Imam Mahdi, Imam Mahdi…; untuk mengajarkan AlQuran kepada ummat Islam dengan penafsiran baru sehingga agama Islam dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

    ALQURAN 21:73
    dan kami jadikan mereka sebagai pemimpin pemimpin (A’immah) yang memberikan petunjuk dengan perintah kami (AlQuran); dan kami wahyukan kepada mereka untuk melakukan kebaikan2, mendirikan sholat, membayar zakat dan mereka selalu menyembah kepada Allah.

    A’immah akan selalu datang kepada generasi2 orang2 yang beriman untuk memberikan petujuk dengan perintah Allah (AlQuran). Boleh jadi ada satu juta Imam Mahdi atau satu miliyar Imam Mahdi

    Imam Ali Ibn Tholib mengatakan bahwa generasi manusia akan terus diganti dengan generasi baru sampai akhir zaman; semua generasi akan selalu diberikan Imam oleh Allah; karena Imam akan mengajarkan manusia ayat ayat Tuhan; supaya manusia mengenal Allah tertulis di dalam Kitab Nahjul Balaghoh Khotbah no 151

    ALQURAN 25:73-74
    73. dan orang orang yang jika diberikan peringatan dengan ayat ayat Tuhan; mereka tidak akan menghadapinya seperti orang2 buta dan tuli

    74. dan mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, berikanlah kami, istri istri dan keturunan2 yang menyenangkan hati kami; dan jadikanlah mereka (keturunan2 kami) sebagai pemimpin pemimpin (A’immah) untuk orang orang yang bertaqwa.

    Muslim & muslimah yang mengikuti madhab Ahlul Bait (Syi’ah) telah di-diskriminasi, diperkosa, disiksa, dibunuh oleh orang2 tertentu dari pengikut madhab Ahlul Sunnah (Sunni) yang tidak bertanggung jawab.

    Walaupun keturunan2 Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad mendapatkan prioritas utama; tetapi Allah telah mengajarkan kita untuk berdoa supaya anak anak kita dan cucu cucu kita dijadikan sebagai pemimpin pemimpin (A’immah).

    PERTANYAAN

    Kenapa kita tidak mendoakan anak anak kita dan cucu cucu kita menjadi A’immah untuk bangsa Indonesia; supaya mereka menyebarkan madhab Ahlul Bait (Syi’ah) di Indonesia; supaya madhab Ahlul Bait (Syi’ah) menjadi mayoritas seperti di Iran dan Iraq?

  41. Haji Muhammad Abdullah said

    Kepada DObleh Kencono yang pintar dan yang terhormat

    Penafsiran, pendapat, pemahaman tentang Imam Mahdi berbeda di antara pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) dengan pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni)

    Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) percaya keterangan tentang Imam Mahdi yang disampaikan oleh Abu Hurairoh yang tertulis di dalam Shohih Muslim, Kitab Iman

    Abu Hurairoh melaporkan bahwa di akhir zaman; Dajjal akan menyebarkan ajaran sesat; sehingga banyak ummat Islam yang tersesat; kemuadian Nabi Isa Al Masih akan datang untuk membunuh babi, menghancurkan salib dan juga membunuh Dajjal. Nabi Isa Al Masih akan menjadi hakim agung dan Imam Mahdi akan muncul.

    Marilah kita meninggalkan penafsiran yang dilaporkan oleh Abu Hurairoh; karena Abu Hurairoh tidak disukai di dalam kelopok pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah); karena Abu Hurairoh bekerja untuk Muawiyah ibn Abu Sufyan. Abu Hurairoh banyak menulis Hadith Palsu untuk mengabadikan kekuasaan Bani Umayyah.

    Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syi’ah) percaya bahwa Imam Mahdi bukan satu orang; tetapi semua keturunan dari Imam Ali Ibn Tholib adalah Imam Mahdi, Imam Mahdi, Imam Mahdi.

    Pengikut madhab Syi’ah Kisaniyyah percaya bahwa Muhammad Hanafiyyah adalah Imam Mahdi; karena setelah Imam Husian dibunuh di Karbala Muhammad Hanfiyyah melanjutkan perlawanan terhadap Muawiyah ibn Abu Sufyan. Muhammad Hanfiyyah adalah anak asli Imam Ali Ibn Tholib diri istri yang lain (bukan Fatimah); baca buku Syi’ah in Islam oleh Ayatullah Muhammad Husian Tabatabai

    Begitu juga kelompok Syi’ah Zaidiyyah, kelompok Syi’ah Ismailiyyah dan kelompok Syi’ah Syi’ah yang lain. Mereka juga memiliki banyak Imam Mahdi dari keturunan Imam Ali Ibn Tholib; baca buku Syi’ah in Islam oleh Ayatullah Muhammad Husain Tabatabai

    Shaikh Saduq adalah pendiri, pencipta, penulis madhab Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam). Sahikh Saduq memberikan gelar Imam Mahdi dari Imam Musa Ibn Jafar Shodiq (Imam ke 7) sampai Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12).

    Jihad dan Siyasyah (politik) adalah bagian dari Rukun Islam madhab Ahlul Bait (Syi’ah); sehingga semua Imam dibunuh atau diracuni oleh Khalifah yang berkuasa. Semua Imam sengaja dihilangkan oleh Khalifah; supaya tidak ada Imam yang dapat menghalangi, menghambat, mencegah Khalifah yang bertindak sewenang-wenang menindas rakyatnya sendiri.

    Imam Hasan Askari (Imam ke 11) dan keluaraganya dimasukan kedalam tahanan rumah; atau dipenjarakan di dalam rumah oleh Khalifah Mu’tamid di kota yang bernama Samara.

    Khalifah Mu’tamid bertangung jawab atas kematian Imam Hasan Askari (Imam ke 11); dan kematian semua anggota keluarganya Imam Hasan Askari (Imam ke 11). Ulama berpendapat Imam Hasan Askari (Imam ke 11) dan keluarganya diracuni oleh orang2 tertentu yang bekerja untuk Khalifah.

    Kurang lebih 100 tahun setelah pembunuhan, pembantaian, penghilangan Imam Hasan Askari (Imam ke 11) dan keluarganya; Shikah Saduq bermimpi.

    Shaikh Saduq di dalam mimpi berdialo dengan Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12). Imam ke 12 di dalam alam Ghaib; tetapi Imam ke 12 akan mengirim wakil wakil misalnya Uthman Al Amri dll kepada pengikut-pengikutnya untuk membimbing mereka. Kasus ini disebut Ghaib Shogir

    Setelah wakil wakil yang diakui oleh Imam ke 12 menininggal dunia; hubungan Imam ke 12 dengan pengikut-pengikutnya terputus. Imam ke 12 akan kembali dari alam Ghaib di akhir zaman untuk menggulingkan Khalifa; atau menggulingkan Pemerintahan yang menindas rakyatnya sendiri; karena Pemerintah tersebut bertindak sewenang-wenang; dan Imam ke 12 akan mengegakan keadilan di muka bumi. Kasus penantian Imam 12; atau penungguan Imam ke 12 ini disebut Ghaib Kabir.

    Imam Abdul Qosim Muhammad ibn Hasan (Imam ke 12) diberikan nama Al Imam Al Mutadzar (seorang pemimpin yang ditunggu atau yang dinantikan) oleh Shaikh Saduq di dalam buku Kamaaluddin wa tamamun nimah.

    Pakar2 madhab Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam) yang tradisional dapat menerima buku Kamaaluddin wa tamamun nimah yang dikarang oleh Shaikh Saduq dengan keyakinan 100%

    Pakar2 madhab Syi’ah Ithna Asyar (12 Imam) yang modern TIDAK dapat menerima buku Kamaluddi wa tamamun nimah yang dikanrang oleh Shikah Saqud dengan keyakinan 100%

    PERTANYAAN

    Apakah seorang Imam yang telah wafat; sehingga dia berada di alam Ghaib dapat kembali di akhir zaman untuk menggulingkan pemerintahan bertindak sewenang-wenang yang menindas rakyatnya sendiri; sehingga Imam tersebut dapat menegakan keadilan?

Tinggalkan Balasan ke H Muhammad Abdullah Batalkan balasan