Demo di Indonesia Protes Pers Barat

Demo di Indonesia Protes Pers Barat

Ribuan warga Indonesia menggelar unjuk rasa dalam rangka memprotes penghinaan terhadap Nabi Besar Muhammad Saww yang kembali dilakukan oleh media massa Denmark. Pekan lalu, 17 koran Denmarak kembali memuat karikatur yang melecehkan Rasulullah Saww. Yang lebih mengejutkan, redaktur koran-koran tersebut dalam menjustifikasi pemuatan ulang karikatur penghinaan terhadap Rasulullah Saww menyebutkan, pemublikasian kembali gambar kartun tersebut sengaja dilakukan menyusul tiga rekan mereka diintimidasi oleh muslim radikal. Lebih dari itu, mereka juga menyuarakan kebebasan berpendapat dalam menghina Rasulullah Saww. Seorang pengunjuk rasa yang berdemonstrasi di depan Kedubes Denmark di Jakarta membawa spanduk yang bertuliskan, “Kebebasan Berekspresi Menodai Islam, Hukuman Mati Untuk Penghina Nabi.”

Bersamaan dengan digelarnya unjuk rasa di Indonesia, berbagai demonstrasi yang memprotes pemuatan kembali karikatur Rasulullah Saww oleh media-media massa Denmark, juga digelar di pelbagai negara. Tidak tanggung-tanggung, ummat Islam di Yordania menuntut pemutusan hubungan diplomatik dengan Denmark. Bahkan, mereka menyatakan bahwa pemutusan hubungan diplomatik merupakan langkah minimal yang harus ditempuh.

Reaksi yang sama juga terjadi di Sudan. Ummat Islam di negara ini memprotes keras dan mengecam pemuatan ulang karikataur Rasulullah Saww oleh 17 koran Denmark. Ummat Islam di Azerbeijan juga tak mau ketinggalan dengan saudara-saudara muslim lainnya di pelbagai negara yang memprotes pemublikasian karikatur Rasulullah Saww. Ummat Islam di negeri bekas Rusia ini menyatakan bahwa ketidakpedulian ummat Islam akan menyebabkan para penghina Rasulullah Saww kian congkak dan tak tahu diri. Lebih dari itu, mereka menyebut Imperialisme dan Zionisme sebagai pendukung utama media-media massa anti agama.

Tak diragukan lagi, penghinaan terhadap Rasulullah Saww dan nilai sakral lainnya tak akan dibiarkan oleh ummat Islam. Kali ini, aksi unjuk rasa yang mengecam pemuatan karikatur yang melecehkan Nabi Besar Muhammad Saww, dimulai dari Indonesia, yang kemudian menyebar ke pelbagai penjuru dunia. Hal ini membuktikan bahwa ummat Islam kian waspada dengan konspirasi musuh. Nampaknya, kubu kekufuran sama sekali tidak menyembunyikan politik permusuhannya terhadap ummat Islam. Inilah yang membuat ummat Islam harus menunjukkan solidaritas dan persatuan dalam melawan kubu kekufuran.

Sebelumnya, Salman Rushdie, Nagib Mahfoud dan Taslimah Nasrin juga melakukan penghinaan terhadap Nabi Besar Muhammad Saww. Dalam mereaksi para penista Rasulullah Saww ini, ummat Islam sama sekali tidak bersikap bungkam dalam membela agama mereka. Namun muncul sebuah pertanyaan, bagaimana dengan pertanggungjawaban negara-negara Islam? Apakah sikap negara-negara ini dalam mereaksi penghinaan terhadap Rasululllah Saww?[infosyiah]