Surga di bawah telapak kaki ibu

Sayyidah Fathimah a.s. bersabda: “Bersungkemlah terhadap kaki ibu, sesungguhnya surga berada di bawah telapak kakinya”. ”.(Tuhaful Uqul, edisi Persia, terjemah dan tahqiq, Shadeq Hasan Zadeh, Qom, 1385, cet ke 5)[infosyiah]

Tidak membebani suami

Sayyidah Fathimah as berkata kepada Imam Ali as: “Wahai Aba Al-Hasan! Aku malu kepada Tuhanku jika aku membebanimu dengan sesuatu di luar kemampuanmu”. ”(Tuhaful Uqul, edisi Persia, terjemah dan tahqiq, Shadeq Hasan Zadeh, Qom, 1385, cet ke 5)[infosyiah]

Sayyidah Fathimah as berkata kepada Imam Ali as

Sayyidah Fathimah as berkata kepada Imam Ali as: “Jika aku meninggal dunia, maka mandikan, kafani dan salatilah aku. Setela itu, kuburkan aku dan timbunlah kuburanku secara merata, dan duduklah di dekat kepalaku serta perbanyaklah membaca Quran dan doa. Karena saat-saat seperti itu mayit sangat membutuhkan perhatian orang-orang yang masih hidup. Dan aku menyerahkan dirimu kepada Allah swt dan berwasiat kepadamu untuk berlaku baik kepada anak-anakku”.(Tuhaful Uqul, edisi Persia, terjemah dan tahqiq, Shadeq Hasan Zadeh, Qom, 1385, cet ke 5)[infosyiah].

Orang terbaik dan termulia

Sayyidah Fathimah berkata: “Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling baik dan lembut dalam bersikap dengan orang lain. Dan orang termulia di antara kalian adalah yang paling menghormati keluarganya (istri). (Dalail Imamah dan Kanzul Ummal, jilid 7, hal 225)

Pria yang mengakui melakukan zina

Pria yang mengakui melakukan zina

Diriwayatkan dalam buku Man La Yahdhuruhu al-Faqih dalam bab kasus-kasus yang di beri ta’zir, had dan rajam dari Saad bin Tarif dari al-Ashbagh berkata:

“Seorang laki-laki mendatangi Imam Ali as dan berkata: “Saya telah melakukan zina. Sucikan saya!” Imam Ali as menolehkan kepalanya ke arah lain dan tidak memandangnya. Imam Ali as kemudian meminta kepadanya untuk duduk dan kemudian melihat ke arah orang banyak sambil berkata: “Apakah seseorang dari kalian, yang telah melakukan dosa, tidak ada yang mampu menyembunyikan dosanya sebagaimana Allah menutupnutupinya?”

Wanita licik

Wanita licik

Diriwayatkan dari buku al-Kafi dan at-Tahdzib dengan bersanadkan pada Imam Ja’far Shadiq as. Dalam riwayat tersebut Imam Ja’far Shadiq as berkata:

Konspirasi yang terbongkar

Konspirasi yang terbongkar

Diriwayatkan dalam buku al-Kafi, kitab al-Qadha dan al-Ahkam bab an-Nawadir, dan di buku at-Tahdzib bab az-Ziyadat fil al-Qadha dengan bersandarkan pada Zadzan. Ia berkata:

“Ada dua orang yang menitipkan barangnya kepada seorang wanita. Keduanya berkata kepada wanita itu untuk tidak memberikan barang tersebut bila mereka datang sendiri-sendiri. Barang akan diberikan dengan syarat keduanya harus berkumpul. Keduanya kemudian pergi.

Dua ibu satu anak

Dua ibu satu anak

Dalam buku al-Irsyad disebutkan:

“Pada zaman Umar bin Khatthab, ada dua wanita berselisih memperebutkan seorang anak. Kedua wanita itu mengaku seorang ibu atas seorang bayi. Keduanya mengklaim tanpa memiliki bukti dan saksi. Umar bin Khatthab kebingungan untuk memberikan keputusan siapa sebenarnya ibu dari bayi ini. Akhirnya ia terpikir Imam Ali bin Abi Thalib dan membawa perkara ini ke hadapannya untuk dicarikan solusinya.

Antara tuan dan budak

Antara tuan dan budak

Diriwayatkan dari Imam Shadiq as:

“Pada masa pemerintahan Imam Ali as, ada seorang gunung bersama budaknya hendak pergi untuk melakukan haji. Pada suatu ketika, budaknya tidak menuruti perintah. Tuannya kemudian memukulnya. Tapi, budak itu kemudian berkata bahwa engkau bukan tuanku, melainkan aku adalah tuanmu. Dalam perjalanan senantiasa keduanya bertengkar masalah ini. Akhirnya, keduanya sepakat untuk tetap dengan klaimnya hingga sampai ke kota kufah. Setiap keduanya mengatakan kepada lainnya: “Wahai musuh Allah! Aku akan membawamu ke hadapan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.

Ibu yang mengingkari anaknya

Ibu yang mengingkari anaknya

Al-Kulaini meriwayatkan hadis ini di bab Nawadir di akhir kitab Qadha (peradilan) dengan sanad dari ‘Ashim bin Hamzah as-Saluli. Syaikh (at-Thusi) meriwayatkan hadis ini dalam Ziayadat Qadhaya Tahdzibiyah (Tambahan dalam masalah peradilan dari buku Tahdzib) dari Dhamrah bin Hamzah as-Saluli.

Gambaran Wanita dalam hadis Isra’ dan Mi’raj

Gambaran Wanita dalam hadis Isra’ dan Mi’raj

Imam Ali as berkata:

“Saya dan Fathimah menghadap Rasulullah saw dan kami melihat beliau dalam keadaan menangis tersedu-sedu dan kami berkata kepada beliau: “Demi ayah dan ibuku sebagai jaminanmu, apa yang membuat anda menangis tersedu-sedu?”