Info Syiah

Ringan, Segar dan Mencerahkan

Misteri pengingkaran kematian Rasulullah saw

Posted by infosyiah pada 0, Maret 19, 2007

Misteri pengingkaran kematian Rasulullah saw

Pada akhir dari pelaksanaan haji, haji perpisahan, di Mekkah, di Hadir Khum dan di Madinah sebelum sakitnya, Nabi Muhammad saw di hadapan para sahabatnya berceramah dengan jelas tanpa ditutup-tutupi. Beliau mengatakan dalam waktu tidak lama lagi ia akan meninggalkan kaum muslimin untuk selama-lamanya. Hal mana yang juga telah ditekankan oleh al-Quran bahwa para Nabi juga sama seperti manusia lainnya. Mereka makan, minum, kawin, sakit dan lain-lain.

Ketika melakukan haji perpisahan di tempat melempar batu, Jamarat, beliau berkata: “Pelajari manasik haji dariku! Mungkin, setelah tahun ini aku tidak akan menunaikan haji lagi. Kalian tidak akan melihat aku di tempat ini lagi”.

Ketika kembali dari menunaikan haji, dalam pertemuan besar beliau berkata: “Sudah dekat waktunya aku dipanggil. Aku harus menjawab panggilan Hak”.

Abdullah bin Masud berkata: “Sebulan sebelum meninggal, Nabi memberitahukan kepada kami tentang kematiannya… Kami bertanya: “Kapan kematianmu akan terjadi? Beliau menjawab: “Perpisahan telah dekat dan aku kembali kepada-Nya”.

Ibnu Hajar al-Haitsami berkata: “Ketika Nabi sakit terakhir beliau berkata: “Kematianku telah semakin dekat. Aku telah memberitahukannya kepada kalian. Sudah tidak ada lagi alasan sekaitan dengan masalah ini. Ketahuilah! Aku meninggalkan Kitab Allah dan keluargaku setelah itu akan pergi. Kemudian beliau mengangkat tangan Ali bin Abi Thalib dan berkata: “Ini adalah Ali bin Abi Thalib. Ia senantiasa bersama Quran dan al-Quran senantiasa bersamanya. Keduanya tidak akan terpisahkan hingga hari kiamat dan menemuiku kelak”.

Hari terakhir dari kehidupannya, beliau melakukan salat subuh berjamaah. Setelah itu beliau berkata: “Ayyuhan Nas! Api fitnah telah berkobar. Fitnah seperti belahan ombak di tengah malam yang gelap telah datang”.

Rasulullah meninggal di pangkuan Ali bin Abi Thalib as. Setelah Rasulullah saw meninggal, Imam Ali bin Abi Thalib kemudian mengabarkan kepada mereka yang berada di sana. Kabar kematian Nabi tersebar. Pada waktu itu, Abu bakar berada di sebuah tempat. Ia diberitahu oleh Aisyah tentang kabar kematian Rasulullah saw dan langsung ia menuju rumah Nabi saw.[infosyiah]

149 Tanggapan to “Misteri pengingkaran kematian Rasulullah saw”

  1. ressay said

    kalau bisa dengan mencantumkan rujukannya. mungkin itu yang akan ditanyakan oleh saudara-saudara kita yang belum tau mengenai sejarah itu.

    kalau boleh minta juga, tolong Antum buat tulisan mengenai penolakan Umar terhadap permintaan Nabi ketika beliau sedang menghadapi sakaratul maut. Insya Allah saya muat di buletin saya.

  2. Haji Muhammad Abdullah said

    Assalamualaikum

    BAGIAN PERTAMA

    Masyarakat Madinah terdiri dari ummat Yahudi dan ummat Nasrani sebelum Hijrah. Permusuhan dan kebencian antara ummat Yahudi dengan ummat Nasrani telah mencapai pucaknya; begitu juga perbedaan suku telah memperparah permusuhan dan kebencian tersebut; sehingga perang suadara akan segerat terjadi.

    Nabi Muhammad diundang oleh masyarakat Madinah untuk mencegah perang saudara atau untuk menjaga perdamaian di Madinah. Masyarakat Madinah memilih langsung Nabi Muhammad sebagai Pemimpin Negera (Ulil Amri); walaupun ummat Yahudi dan ummat Nasrani tidak mengakui Muhammad sebagai Rasul/Nabi. PEMILU (Pemilihan Umum) adalah SUNNAH. Madhab Ahlul Bait (Syiah) memperjuangkan PEMILU.

    Nabi Muhammad melakukan musyawarah dengan ummat Yahudi dan ummat Nasrani untuk membuat Undang Undang Dasar yang bernama Piagam Madinah; supaya perdamaian dan keadilan dapat dipertahankan. Musyawarah juga bagian dari Sunnah. Madhab Ahlul Bait (Syiah) juga memperjuangkan MUSYAWARAH.

    Rasulullah memberitahukan kepada para sahabat untuk memilih Ali Ibn Tholib di dalam PEMILU yang akan datang untuk menggantikan dirinya; tetapi PEMILU tidak pernah dilaksanakan; karena minoritas sahabat melakukan KOLUSI.

    Kitab Shohih Bukhari, volume 5 buku 57 no 19; Aisyah melaporkan kasus Saqifa.

    Mayoritas sahabat sedang sibuk melakukan penguburan Rasulullah; tetapi minoritas sahabat merasa negara di dalam keadaan bahaya atau darurat; sehingga minoritas sahabat berkumpul di rumah Bani Saida untuk menentukan pengganti Nabi Muhammad (Khalifah Rasul Allah) tanpa PEMILU.

    Partai Politik Muhajirun (Makkah) mencalonkan Abu Bakr dan Partai Politik Anshor (Madinah) mencalonkan Sa’d Ibn Ubada. Umar Ibn Khattab yang terkenal keras dan berani memaksa Partai Politik Anshor untuk mengakui Abu Bakr sebagai Khalifah. Partai Politik Muhajirun dan Partai Politik Anshor melakukan KOLUSI dan meninggalkan PEMILU. Mayoritas sahabat tidak hadir di dalam KOLUSI untuk menentukan Pemimpin Negara; karena mayoritas sahabat sedang sibuk menguburkan Rasulullah.

    Madhab Ahlul Sunnah (Sunni) memperjuangkan KOLUSI dan menetang PEMILU; karena sistem negara Khalifah Islamiyah yang dibentuk oleh Abu Bakr dan Umar Ibn Khattab adalah Kolusi, Nepotism, Korupsi, Monopoly dan pelanggaran HAM.

    Kitab Nahjul Balaghoh; tentang persyaratan Khalifah, Khotbah no 173

    Imam Ali Ibn Tholib berkata: “Selama hidubku, Pemimpin Negara (kepemimpinan) tidak perlu ditentukan; kecuali semua orang dapat hadir untuk menentukan. Mereka yang telah menetukan telah memaksakan kehendak mereka kepada orang orang yang tidak hadir. Mereka yang hadir tidak dapat menolak dan mereka yang tidak hadit tidak dapat memilih!”

    Banyak pengikut madhab Ahlul Bait (Syiah) yang menolak PEMILU dan MUSYAWARAH; karena mereka tidak pernah membaca Kitab Nahjul Balaghoh dengan teliti.

    Kitab Nahjul Balaghoh; tentang Ash-Shiqshiqiyyah; paragraf ke lima, Khotbah no 3.

    Imam Ali Ibn Tholib berkata: “Saya tidak terkejut ketika masyarakat datang kepadaku; seperti binatang2 buas yang lapar hendak memakan daging dari beberapa penjuru; sehingga Hasan dan Husain terimpit dan bajuku terkoyakan!”

    Imam Ali Ibn Tholib mendapatkan dukungan dari Abu Sufyan untuk mengulingkan Khalifah Islamiyah yang dipimpin oleh Abu Bak. Abu Sufyan adalah wali kota di Makkah dan orang yang terkaya di Makkah; tetapi Abu Sufyan adalah mantan musuh utama Rasulullah; sehingga Ali Ibn Tholib menolak tawaran Abu Sufyan untuk menggulingkan Abu Bakr; supaya Ali Ibn Tholib dapat menjadi Khalifah pertama; walaupun Ali Ibn Tholib mendapatkan suara mayoritas dari para sahabat.

    Kitab Nahjul Balaghoh; ketika Rasulullah wafat. Abbas Ibn Abdul Muttolib dan Abu Sufyan ibn Harb mendesak Ali Ibn Tholib untuk menjadi Khalifah pertama, Khotbah no 5

    Imam Ali Ibn Tholib berkata: “Ya masyarakat; jauhilah kejahatan; berpalinglah dari kecurangan dan kesombongan….Jika Aku berbicara untuk berkuasa; kamu akan menuduhkau sebagai orang yang serakah; tetapi jika aku diam; mereka akan mengatakan bahwa aku takut mati. Sesungguhnya anaknya Abu Tholib lebih mengenal kematian dari pada seorang bayi kepada air susu ibunya!”

    Imam Ali Ibn Tholib mendukung Abu Bakr; karena Imam Ali Ibn Tholib hendak menjaga persatuan ummat Islam; tetapi mayoritas sahabat melakukan pemberontakan untuk menggulingkan Abu Bakr dari negara Khalifah Islamiyah sehingga perang saudara di antara ummat Islam tidak dapat dihindarkan di dalam perang Riddah dan perang Yamamah.

    Rasulullah berhasil mencegah perang saudara di antara ummat Yahudi dan ummat Nasrani sebagai penduduk Madinah; tetapi Abu Bakr, Umar Ibn Khattab dan Uthman Ibn Affan meniggalkan AlQuran dan Sunnah; sehingga mereka membentuk sistem negara Khalifah Islamiyah. PEMILU dan MUSYAWARAH tidak dikenal di dalam negara Khalifah Islamiyah; tetapi Kolusi, Nepotism, Korupsi, Monopoly dan pelanggaran HAM adalah sifat sifat negara Khalifah Islamiyah.

  3. Haji Muhammad Abdullah said

    BAGIAN KEDUA

    Nabi Muhammad dan Imam Ali Ibn Tholib memperjuangkan PEMILU (Pemilihan Umum); tetapi banyak pengikut madhab Ahlul Bait (Syiah) yang tidak mengerti perjuangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan Imam Ali Ibn Tholib untuk melaksanakan PEMILU di dalam berbangsa dan bernegara; karena mereka malas membaca AlQuran dengan teliti dan juga tidak pernah membaca Kitab Nahjul Balaghoh.

    Rasulullah berulang-ulang mengingatkan para sahabat untuk memilih Ali Ibn Tholib di dalam PEMILU; tetapi PEMILU tidak pernah dilaksanakan oleh para sahabat; karena Abu Bakr, Umar Ibn Khattab, Sa’d Ibn Ubada dll hendak menggatikan Nabi Muhammad sebagai Pemimpin Negara (Ulil Amri). Mereka melakukan kecurangan dan pelanggaran terhadap kehendak Rasulullah. Kita dapat membandingkan politik setelah Rasulullah wafat dengan politik di Indonesia untuk mengerti perjuangan Nabi Muhammad dan Imam Ali Ibn Tholib.

    Kasus Abu Bakr sama dengan Kasus Soeharto. Soeharto menggantikan President Soekarno tanpa PEMILU. Jendral Soehato didukung oleh ABRI; terutama didukung oleh Angkatan Darat; Soeharto melakukan KOLUSI dengan Partai Politik Golkar; untuk menggantikan President Soekarno. Ketua MPR dari Golkar melakukan KOLUSI dengan beberapa Jendral Angkatan Darat untuk mengangkat Jendral Soeharto sebagai President RI ke dua tanpa PEMILU.

    Kasus Umar Ibn Khattab sama dengan Kasus BJ Habibi. Abu Bakr mengangka Umar Ibn Khattab sebagai wakil; sehingga Umar Ibn Khattab dapat menggantikan Khalifah setelah Abu Bakr wafat. Umar Ibn Khattab adalah pengganti Khalifah (Khalifah Khalifah). Prof DR BJ Habibie adalah wakil President Soeharto; sehingga Prof DR BJ Habibie menjadi President RI ke tiga setelah mengantikan President Soeharto tanpa PEMILU.

    Kasus Uthman Ibn Affan sama dengan kasus Abudrrahman Wahid. Umar Ibn Khattab membuat Majlish Shuro (Partai Politik) untuk menentukan Pemimpin Negara tanpa PEMILU. Majlish Shuro menentukan Uthman Ibn Affan sebagai Khalifah. Prof DR Amien Rais mempelopori Partai2 Politik Islam dan Golkar untuk berkerjasama atau KOLUSI; sehingga Abdurrahman Wahid dapat menggantikan President BJ Habibie sebagai President RI ke empat.

    Kasus Nabi Muhammad dan Imam Ali Ibn Tholib sama dengan Kasus President SBY. Mereka mendapakan suara terbanyak di dalam PEMILU.

    Kitab Nahjul Balaghoh, Khotbah no 164; tetang masyarakat mewakilkan Ali Ibn Tholib untuk menyampaikan protes masyarakat kepada Uthman Ibn Affan

    Ali Ibn Tholib berkata: “Aku mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat; sebagai wakil antara kamu dengan masyarakat…

    Jika kita membaca Kitab Nahjul Balaghoh dengan teliti; kita akan dapat mengambil kesimpulan bahwa perjuangan utama Imam Ali Ibn Tholib adalah mengembalikan Sunnah dan menghilangkan Bidah; karena PEMILU adalah SUNNAH; maka Imam Ali Ibn Tholib memperjuangkan HAM; sehingga semua manusia dapat memilih langsung Pemimpin Negara (Ulil Amri) di dalam PEMILU; tanpa diwakili oleh orang lain atau tanpa diwakili oleh Partai Politik tertentu. Pemimpin Negara (Ulil Amri) harus mendapatkan suara terbanyak di dalam PEMILU.

  4. infosyiah said

    @ Ressay, tanpa memberi janji, Insya Allah akan diusahakan.

    @ Terima kasih banyak Pak Haji Abdullah.
    Semoga Allah menerima usaha Antum ini…
    Terus berkarya…

  5. abu fadl said

    Terimakasih pak haji atas penjelasannya. Sekali lagi, sangat mencerahkan.

    Hikmah yang dapat diambil dari pengangkatan/pencalonan Imam Ali oleh Rasulullah adalah pemimpin haruslah yang seorang yang punya karakter dan keilmuan yang berkualitas. Imam Ali terkenal kualitasnya di antara para sahabat, sampai dapat gelar karamallahu wajhah.

  6. infosyiah said

    Tuh khan Pak Haji, banyak yang merasa tercerahkan…

  7. Andhie said

    Menarik sekali ulasan dari pak haji, kata-katanya memikat dan enak untuk dibaca, tetapi sebaiknya dalam menukil kitab Najhul Balaghah jangan dicampur adukkan dengan pendapat pribadi yang terkesan politis, karena khawatir makna yang terkandung dalam naskah aslinya jadi kabur….wass

  8. Haji Muhammad Abdullah said

    Kepada Ressay yang pintar dan yang terhormat

    Rasulullah berulang-ulang mengingatkan para sahabat untuk memilih langsung Ali Ibn Tholib sebagai Pemimpin Negara (Ulil Amri) melalui PEMILU; karena PEMILU adalah SUNNAH; tetapi para sahabat berkumpul di rumah Aisyah untuk mencegah Ali Ibn Tholib menjadi Ulil Amri (Pemimpin Negara).

    Kecurangan, penipuan, pelanggaran tehadap kehendak Rasulullah; segaja dilakukan oleh para sahabat tertentu; karena mereka hendak merampok hak Ali Ibn Tholib.

    Umar Ibn Khattab memaksakan para sahabat yang berada di dalam rumah Aisyah; tidak memberikan kertas dan tinta kepada Rasulullah; supaya Rasulullah tidak menulis surat wasiat. Kasus perdebatan para sahabat; ketika Rasulullah memohon Kertas dan Tinta pada saat saat terahir terjadi pada hari Kamis; tertulis di dalam Kitab Shohih Bukhari dan Kitab Shohih Muslim.

    Untuk ana pribadi yang lebih menarik bukan kasus kertas dan tinta; tetapi kasus para pemimpin yang menggantikan Rasulullah akan melakukan kejahatan2 telah dibertahukan oleh Rasulullah sendiri; kepada Abdullah dan Umm Salamah; ketika Rasulullah masih hidub.

    Kitab Shohih Muslim, kitab Imara tentang pemerintahan buku 20 no 4545

    Abdullah melaporkan bahwa Rasulullah berkata: “Para pemimpin setelah saya; akan melakukan kejahatan2 dan kebaikan2!”

    Para sahabat bertanya: “Apakah kami wajib membunuh mereka?”

    Rasulullah berkata: “Janganlah membunuh mereka; selama mereka masih melakukan sholat!”

    Keterangan yang sama dilaporkan oleh Umm Salamah (istri Rasulullah) lebih lengkap pada Kitab Shohih Muslim, Kitab Al Imara no 4545.

    Kita ketahui bahwa Ali Ibn Tholib bekuasa setelah Uthman Ibn Affan terbunuh; sehingga para pemimpin (Khalifah) yang berkuasa setelah Rasulullah adalah Abu Bakr, Umar Ibn Khattab dan Uthman Ibn Affan.

  9. mashur said

    kok begitu yaa…?
    kan sudah terjadi…?
    ini kan menjadi dendam turun temurun ?
    sampai begitukan Imam Ali menginginkan kedudukan ?
    Biarlah Allah yang menghukum, kalau mereka bersalah karena yang berhak menghukum hanya Allah, bukan Rasul bahkan bukan Imam (termasuk Imam Mahdi).
    setelah menjadi khalifah, kenapa beliau tidak membenahi hal-hal terkait, termasuk penyerahan hak waris atas tanah fad’ak kepada ahli warisnya Imam Hasan dan Imam Hussein ?

  10. infosyiah said

    Iya itu kalau ada di tangannya.
    Dia disibukkan oleh konspirasi yang dilakukan oleh Muawiyah yang memunculkan perang Jamal, dengan Khawarij dan Muawiyah.
    Lagi pula tanah itu oleh khalifah-khalifah sebelumnya dianggap milik kaum muslimin dan dibagi-bagikan. Melakukan itu berarti mencari musuh baru.
    Bagaimana Pak Haji Abdullah, perlu ditambahkan?

  11. mashur said

    Apa hanya sesederhana itu alasannya ?
    Bukankah Imam Ali seorang pemberani ? Tahu/ahli Hukum, jenius, masa kacau oleh konspirasi ?
    jadi Imam Ali telah berbuat zholim kan…?
    bagaimana dengan kejadian dimana beliau turut terlibat dalam fitnah terhadap Aisyah yang telah melakukan selingkuh, sehingga turun ayat yang membebaskan Aisyah dari tuduhan dimaksud.
    Jadi Imam Ali tidaklah ma’sum bebas dari dosa ?
    ini polemik sejak 1400 tahun, jangan lihat dari satu sisi, cari kebenaran, demi ukhuwah islamiyah, ok ?

  12. infosyiah said

    Terima kasih atas perhatiannya…
    Anda dan siapa saja tidak perlu khawatir akan keberanian dari Imam Ali as. Sejarah tak terbantahkan telah mencatat itu.
    Kebijakan dan pandangannya yang dalam tidak akan kacau oleh konspirasi. Dia sendiri dalam Nahjul Balaghah menyebutkan bahwa Muawiyah tidak lebih cerdas dari dia. Kelebihan Muawiyah adalah dia menghalalkan segala cara.
    Masalah lainnya lagi adalah Imam Ali as tidak sendiri. Ada masyarakat awam yang menjadi bidikan dari pelaku-pelaku di balik layar konspirasi itu. Jadi, ia tidak pernah merasa takut akan dirinya tapi mengkhawatirkan Islam dan kaum muslimin. Itulah mengapa dia tidak ingin menambah masalah lebih besar dari yang sudah ada.
    Apa masalah Anda dengan Imam Ali as dengan ingin menetapkan bahwa ia telah berbuat zalim?
    Bila Anda meyakini itu, maka keyakinan Ahli Sunah bahwa semua sahabat itu adil menjadi tidak berguna. Dengan menetapkan Imam Ali as sebagai zalim tidak akan menguntungkan Ahli Sunah apa lagi Wahabi.
    Apa lagi memang beliau tidak melakukan kezaliman. Rasulullah saw sendiri telah bersabda: “Ali bersama kebenaran dan kebenaran senantiasa bersamanya”.
    Ketika Anda tidak mampu menetapkan kezaliman Imam Ali as lewat tanah Fadak, lalu lari pada model lain dari usaha menetapkan kezaliman Imam Ali as. Anda menukil sebuah tuduhan tanpa bukti bahwa Imam Ali as turut dalam fitnah seperti yang Anda sebutkan. Ajukan argumentasi Anda dan mari kita diskusikan!!!
    Hadis yang dinukilkan di atas menunjukkan keterjagaan Imam Ali as dari dosa-dosa. Bila Anda terima bahwa Imam Ali as terlibat dalam fitnah itu, maka itu artinya Rasulullah saw berbohong. Dan itu tidak sesuai dengan ayat al-Quran sendiri.
    Bila mencari ukhuwah, maka mari berpegangan dengan Imam Ali as. Dia lah satu-satunya tokoh pemersatu dalam Islam.
    Ditunggu argumentasi Anda mengenai ayat fitnah itu!!!

  13. Sed Hakim said

    Sunggoh luculah macam tulisan Pak Haji itu, mana dia berilmu comment macam itulah. nak dibawa kemana islam ini, janganlah menghina/fitnah kepada Assayidina Ali Ra dan Sahabat yang lain.

  14. mashur said

    ???????
    sulit bos kalau pake emosi.
    saya bukan Wahabi
    keterlibatan fitnah itu saya baca dari Hayyat Muhammad by Hussein M Haekal, Cairo.

  15. wyn Hara said

    gak mutu, semuanya dangkal.

  16. Andhie said

    Menurut kesimpulan dari buku-buku syi’ah, kepemimpinan mutlak jatuh ketangan sahabat Ali bin Abi Thalib setelah rasullallah wafat, jadi yang dikatakan pemimpin negara bukanlah pemimpin umat islam (Amirul Mu’minin).
    Sesuai dengan amanat Rasullallah pada beberapa riwayat hadist yang diyakini oleh kalangan syi’ah sedangkan kalangan suni tidak ada, atau jikapun ada itu sangat sedikit dan dianggap lemah..
    Jadi perselisihan bukan terjadi karena ada pemilu atau tidak, tetapi dalam melaksanakan wasiat rasullallah tersebut…
    Jika pun ada pemilu sesuai dengan alasan logis pak haji, maka jika kita lihat keadaan umat pada waktu itu kemungkinan jika dipikir logis maka sahabat Ali bin Abi Thalib bisa kalah karena banyak dari mereka yang iri dan benci kepada sahabat Ali bin Abi Thalib. Mengapa ?
    Bangsa Arab yang terdiri dari suku-suku dan bangsa-bangsa tentu tak ingin kepemimpinan itu jatuh kepada satu suku dari satu keturunan saja yaitu dari bani Abdul Muthalib..
    Selain itu seorang kesatria medan perang seperti sahabat Ali bin Abi Thalib tentu banyak mengalahkan lawan dan membunuh lawan dalam medan perang, tentu banyak yang menyimpan dendam didalam hati mereka..
    Dan tentu tak ketinggalan kaum munafikin yang sudah tentu tidak ingin sahabat Ali bin Abi Tahalib memimpin umat (Amirul Mu’minin) karena takut akan ketegasan dalam menerapkan hukum dan tanpa kompromi..
    Jadi tidak adanya pemilu bukan alasan dari kalangan Syi’ah tetapi mereka yakin bahwa sahabat Ali bin Abi Thalib memang mendapat wasiat dari Rasullallah atas perintah Allah bawa sahabat Ali bin Abi Thalib lah yang memegang kepemimpinan umat setelah Rasullallah wafat..

  17. infosyiah said

    @ Mashur, itu berati ada pendapat yang seperti itu, dan ada pendapat yang tidak meyakini itu. Begitu saja dan sederhana masalahnya. Tinggal yang perlu dilakukan adalah menimbang arguementasinya…
    Terserah Anda, apakah Wahabi atau bukan. infosyiah hanya menyebutkan.

    @ Andhie, Anda lupa bahwa julukan paling masyhur dari Imam Ali bin Abi Thalb adalah Amirul Mukminin.

  18. audi said

    Amirul mukminin = pemimpin negara (muslimin)
    kecuali penganut SEKULER

  19. infosyiah said

    Salam taaruf Audi…
    KAta Amirul Mukminin punya dua makna. Makna di zaman itu, dan satuny alagi sebagai sebuah istilah politik sebagai pemimpin negara.
    Pada masa itu, kata Amirul Mukminin dipakai lebih umum; untuk masalah spiritual dan sosial politk.
    Coba telaah lagi…

  20. infosyiah said

    Salam taaruf Audi…
    Kata Amirul Mukminin punya dua makna. Makna di zaman itu, dan satunya lagi sebagai sebuah istilah politik sebagai pemimpin negara, sebagamana lazimnya sekarang.
    Pada masa itu, kata Amirul Mukminin dipakai lebih umum; untuk masalah spiritual dan sosial politk.
    Coba telaah lagi…

  21. audi said

    maaf saya bingung, arah statement/pendapat antum.

  22. Andhie said

    @Mansur
    Saya kira tentang permasalahan siti aisah, itu merupakan pendapat sahabat Ali bin Abi Thalib dan sahabat Ali bin Abi Thalib tidak menyatakan bahwa siti aisah telah melakukan penyelewengan.
    Dan disitu awal mula permusuhan antara Siti Aisah dan sahabat Ali bin Abi Thalib

    @Audi
    Terima kasih atas penjelasannya, tetapi yang jadi permasalahan adalah pendapat dari pak haji tentang pemilu dalam kepemimpinan seperti uraian pak haji

  23. azaz said

    ..kebetulan saya lihat komentar-komentar di atas.Ana mau mengingatkan,berhati-hati lah,anda-anda sedang membicarakan orang penting yang dekat dengan Nabi Muhammad.semua kan berangkat dari asumsi dan pengaruh dogma masing-masing kelompok…kita tidak tahu kebenarannya 100%!
    ada yang vulgar menjelek-jelekan sahabat nabi,Nabi muahammad tentu tidak akan rela sahabat-sahabatnya dilecehkan.bagaimana jika sahabat dekat anda yang anda sayangi dilecehkan orang??
    terus terang saya orang sunni,tapi saya tidak menjelekkan Imam Ali,itulah amannya saya ,tapi anda,menjelek2an Abu Bakar dll,bagaimana jika anda keliru??apakah anda yakin 100% thdp keyakinan anda?berdasarkan penelitiankah?.studi banding? atau doktrin sepihak dan emosional??
    saya yakin kita tidak terjamin 100% benar,hanya keyakinan buta!
    jadi cari amannya,bagaimana jika kita keliru: jika saya keliru,saya tidak merusak kehormatan seseorang,apalagi orang suci seperti Imam Ali….Tapi jika anda keliru…anda telah menzolimi umat terbaik…sahabat nabi Muhammad.SAW….yang Alloh dan nabi dan Imam Ali sendiri tidak akan rido…..karena anda telah berbuat taqlid buta ,tidak mau meneliti….ya ini juga buat anda juga! selamat buat anda,celaka buat anda.

  24. …waduh ngeri baca uraian pak haji.ternyata saya benar,kalau prinsip agama bagi Syi ah adalah Imamah dgan mengorbankan tauhid.
    sekarang taruh begini saja,jika kita tidak berimam apakah akan membuat kita keluar dari islam,cari di Al Qur an,..ternyata tidak.tapi jika kita tidak bertauhid atau merusak tauhid,kita riskan keluar dari islam walaupun kita memakai simbol agama,mengerjakan sholat dan amal2 lainnya,,ini membuktikan kalau tauhid adalah sebagai prinsip agama.dalam al Qur an,Allah mengancam akan menghapus amal para Nabi jika melakukan kesyirikan,(apalagi kita)..syirik itu kan opposite-nya tauhid, jadi oppasite/lawan syirik itu mrpkn hal yang sangat vital ,syirik itu mensejajarkan Allah dengan yang lain,walaupun dengan Imam Ali,Nabi Muhammad bahkan dengan malaikat sekalipun.kita tahu orang kristen menyejajarkan Allah dengan malaikat Jibril AS,yang mereka sebut roh kudus.
    Ingat terjadinya syirik itu rentan akibat perbuatan pro yang berlebihan pada orang2 suci,orang2 kristen keluar dari keimanan sejati Islamnya nabi Isa,karena mensejajarkan beliau As dgn Allah sehingga diminta/dido’ai,atau ke bawah2nya para saint(orang suci) saint,Angel…St.maria dan santo2 lainnya.
    jadi,berhati-hatilah….
    huh….selalu saja panjang..maaf.

  25. Haji Muhammad Abdullah said

    Kepada Sed Hakim yang pintar dan yang terhormat

    Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) menggunkan Kutub Sihah Sittah (Bukhari, Muslim, Tarmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud, Nasaii) sebagai sumber Hadith. Ulama madhab Ahlul Sunnah (Sunni) telah mengakui Kutub Sihah Sittah (Bukhari, Muslim, Tarmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud dan Nasaii) sejak 1200 tahun yang lalu sebagai Hadith yang benar dan Hadith yang tidak diragukan lagi keasliannya.

    Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) menggunakan Kutub Sihah Sittah untuk melihat fakta yang tertulis di dalam Kutub Sihah Sittah; sehingga pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) dapat mempelajarai kesalahan2 atau kejahatan2 yang pernah dilakukan oleh para sahabat misalnya Abu Bakr, Umar Ibn Khattab, Uthman Ibn Affan dan Aisyah.

    BINATANG TIDAK AKAN JATUH KE DALAM LUBANG YANG SAMA UNTUK KEDUA KALINYA.

    Ummat Islam merupakan ummat yang termiskin, tertinggal, terbodoh di dunia ini misalnya Indonesia, Bangladesh, Pakistan, Mesir, Yaman, Jordania dll; jika kita bandingkan kepada ummat Nasrani misalnya AS, Inggris, Perancis, Jerman dll; atau ummat Yahudi misalnya Isreal, AS; atau ummat Budha misalnya Jepang dan Korea.

    Allah tidak akan merubah nasib manusia kepada nasib yang lebih baik; sebelum ummat Islam berusah merubah nasib mereka sendiri. Ummat Islam tidak akan dapat merubah nasib mereka sendiri; sebelum mereka mengetahui kesalahan2 yang pernah dilakukan oleh ummat Islam terdahulu; atau generasi2 awal ummat Islam misalnya Abu Bakr, Umar Ibn Khattab, Uthman Ibn Affan, Aisyah, Muawiyah, Yazid dll.

    Kesalahan2 dan kejahatan2 mereka akan dijadikan pelajaran berharga untuk pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah); sehingga pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) tidak akan melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang; supaya ummat Islam tidak terus menerus menderita akibat Pemerintahan yang bertindak sewenang-wenang menindas rakyatnya sendiri. Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) tidak bermaksut menghina atau menyebarkan fitnah kepada para sahabat dan para tabiin; tetapi bermaksut mempelajari kesalahan2 dan kejahatan2 mereka yang tertulis di dalam Kutub Sihah Sittah.

    Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) rajin memuji para sahabat dan para tabiin; sehingga mereka tidak dapat melihat kesalahan2 dan kejahatan2 yang pernah dilakukan oleh para sahabat dan para tabiin. Padahal semua pujian hanya dimiliki oleh Allah; baca Surah Al Fatiha.

    Ummat Nasrani juga rajin memuji Nabi Isa Al Masih; sehingga ummat Nasrani telah dikafirkan oleh Allah. Kesalahan pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) sama dengan kesalahan ummat Nasrani. Mereka rajin memuji para sahabat dan para tabiin; sehingga kesalahan2 dan kejahatan2 yang pernah dilakukan oleh Abu Bakr, Umar Ibn Khattab, Uthman Ibn Affan dan Aisyah selalu disembunyikan atau ditutup-tutupi.

  26. Haji Muhammad Abdullah said

    Kepada Mashur yang pintar dan yang terhormat

    ALQURAN 2:180
    diwajikan kepada kamu; jika seorang di antara kamu kedatangan tanda tanda maut; untuk membuat surat wasiat….

    Rasulullah berada di dalam rumah Aisyah ketika datang tanda tanda maut. Dia hendak membuat surat wasiat; tetapi Umar Ibn Khattab mencegah Rasulullah; dengan alasan AlQuran sudah cukup untuk ummat Islam; baca Kitab Shohih Bukhari dan Kitab Shohih Muslim

    KItab Shohih Muslim, Kitab Wasiyyah buku 13 no 4014, 4015, 4016

    Ibn Abbas melaporkan: “Pada hari kamis, Rasulullah kedatangan tanda tanda maut; sehingga Rasulullah memohon kertas dan pena dari para sahabat; tetapi Umar Ibn Khattab berkata bahwa AlQuran telah cukup untuk ummat Islam; sehingga Rasulullah tidak perlu membuat surat wasiat. Para sahabat berdebat dengan keras di dalam kamar Rasulullah; karena ada sahabat2 yang menghendaki Rasulullah membuat Surat Wasiat; tetapi sahabat2 lain tidak menghendaki Rasulullah membuat Surat Wasiat.

    Perdebatan di antara para sahabat dengan suara yang keras membuat Rasulullah kehilangan kesadaran; tetapi Rasulullah sempat mengusir para sahabat untuk keluar dari kamar; sebelum dia kehilangan kesadaran!” SEKIAN

    ALQURAN 49:2
    Hai orang orang yang beriman; janganlah kamu meninggikan suara kamu lebih tinggi dari pada suara Nabi….

    Umar Ibn Khattab dan Abu Bakr mencegah Rasulullah membuat Surat Wasiat. Padahal kewajiban ummat Islam; termasuk kewajiban Rasulullah untuk membuat Surat Wasiat sesuai dengan perintah AlQuran.

    Umar Ibn Khattab dan Abu Bakr berdebat dengan beberapa sahabat yang lain di depan Rasulullah dengan suara yang keras; sehingga Rasulullah mengusir mereka keluar dari kamarnya.

    Perbuatan Umar Ibn Khattab dan Abu Bakr mencegah Rasulullah menulis surat wasiat dan berdebat dengan suara yang keras berarti mereka tidak menghormati Nabi Muhammad; atau berarti mereka tidak mengerti AlQuran; karena kedua perintah yang tertulis di dalam AlQuran dilanggar oleh mereka.

    Baca juga Kitab Shohih Bukhari tentang saat saat terahir menhadapi maut; Rasulullah memohon kertas dan tinta untuk membuat Surat Wasiat; supaya keterangan tentang surat wasiat lebih lengkap; sehingga antum dapat mengerti surat terbuka ini.

    Para sahabat tertentu sengaja mencegah Rasulullah menulis Surat Wasiat; sehingga Ali Ibn Tholib tidak dapat menjadi Pemimpin Negara (Ulil Amri) setelah Rasullulah wafat.

    Konspirasi (kecurangan dan kejahatan) dan Kolusi terjadi sejak tanda tanda maut datang kepada Rasulullah di rumah Aisyah.

  27. infosyiah said

    @ Audi, infosyiah mencoba mengajak melihat kata Amirul Mukmin tidak hanya berarti kepala negara tapi juga sekaligus pemimpin spiritual.

    @ Azaz, bila Anda tidak mampu berdiskusi ilmiah, maka katakan saja. Infosyiah siap menerima kritikan tapi dengan argumentasi. Apa yang dibahas, murni urusan ilmiah berdasarkan data atau tidak. Keyakinan? Itu urusan masing-masing mau percaya atau tidak. Tidak perlu nakut-nakuti kayak Wahabi gitulah, sudah basi.
    Tidak ada yang menjelek-jelekkan. Yang ada adalah membeberkan data. Bahwa bila Anda atau siapa saja merasa itu dijelekkan, itu murni urusan pribadi. Toh data telah disebutkan. Silahkan ajukan argumentasi pembanding.
    Sederhana…

    @ Nuryadi Asgor, Anda masih seperti kembali kekanak-kanakan. Di dalam sebuah ajaran manapun setiap pengikut punya cara pandang sendiri-sendiri terhadap masalah. Mengapa masih saja memaksakan dengan menjustifikasi satu untuk menggeneralkan klaim. Gak usah pakai politik belah bambu begitulah…
    Infosyiah telah memberikan pendapatnya. Saat ini, Anda belum juga memberikan tanggapan. Akhirnya datang Pak Haji kita, akhirnya balik lagi bahasannya.
    Jadi tidak ada itu, mengutamakan Imamah dan mengorbankan tauhid. Karena sebuah Imamah tanpa tauhid apa gunanya? Bila ada konsep Imamah yang bertentangan dengan tauhid, maka konsep itu tidak bisa diterima. Ini kaidah umumnya. Bila ditemukan kasus yang menunjukkan seakan-akan ada konsep Imamah menerjang batas-batas tauhid seperti kelompok Ghuluw, maka mereka harus disingkirkan dan dianggap kafir. Ini prinsip tauhid Syiah. Bila ada ungkapan-ungkapan yang kelihatannya menggeser tauhid, tapi masih bisa ditakwilkan, maka yang dilakukan adalah ditakwil.
    Hampir sama dengan menghadapi ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Quran.

  28. azaz said

    @ info Syiah,
    anda berbicara tentang diskusi ilmiah,tapi anda bilang berdasarkan data atau tidak?? diskusi apa tanpa data,..ngelantur??
    tidak ada yang basi dalam masalah agama,apalagi aqidah!kalau begitu ana bisa bilang klaim cinta ahlu bait juga basi dong!!
    terlihat anda sendiri tidak bisa bersidkusi ilmiah.

    @pak haji,
    tanpa mengurangi rasa hormat ana,kalau memang yang terjadi seperti yang bapak ceritakan masa Allah ,atau nabi atau Imam Ali membiarkan hal itu terjadi?apakah karena mereka lemah??sebenarnya,Nabi berwasiat,dengan perkataan:”jika kalian memilih Abu Bakar maka kalian akan mendapatkan seseorang yangdemikian….
    jika kalian memilih Ali,kalian akan mendapatkan orang yang berilmu…jika memilih Utsman demikian…jika memilih Umar demikian….(Ensiklopedi Sunni-Syiah,AS Salus,jilid pertama),jadi Nabi tidak memaksakan seseorang tertentu.dan kaum muslimin memilih Abu Bakar sebagai sahabat terdekatnya dan lebih sepuh,kenapa tidak memilih Imam Ali,karena Imam Ali relatif lebih muda dan lagi Imam Ali tidak sehaus kekuasaan seperti yang anda bayangkan.
    bahkan Imam Ali sangat zuhud terhadap kekuasaan.sebanarnya anda tidak sedang membela Ali dan Ahli bait tapi malah mencitrakannya dengan gambaran buruk sebagai seorang yang ingin tampil di tampuk kekuasaan.
    hati-hati,jangan2 Imam Ali dan Ahli bait sendiri akan mengingkari kalian kelak…

  29. infosyiah said

    @ Azaz, Anda ingin berdiskusi tapi memperkenalkan diri ke infosyiah sebagai http://www.infosyiah.wordpress.com. Apa maksudnya?
    Begitukah seorang muslim?
    Anda tidak perlu khawatir, infosyiah secara jelas menyebut dirinya sebagai Syiah. Dan tidak akan melakukan sensor seperti yang dilakukan oleh situs-situs Wahabi.
    Wah, klaim gaya Wahabi, akhirnya ribut tuduh-tuduhan. Begitulah khas gaya Wahabi dalam berdiskusi.

  30. Haji Muhammad Abdullah said

    Kepada Azaz yang pintar dan yang terhormat

    ALQURAN 4:59
    Hai orang2 yang beriman; taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amri (Pemimpin Negara) di antara kamu; jika kamu berbeda pendapat; maka kembalikanlah kepada Allah (AlQuran) dan Rasul (Hadith/Sunnah); jika kamu benar2 beriman kepada Allah dan hari kemudian; karena yang demikian lebih utama dan lebih baik untuk kamu (ummat Islam).

    Ana berusaha menggunakan AlQuran dan Hadith untuk mencari titik temu antara SUNNI & SYIAH. Semua ketarangan yang telah ana tulis disini; berdasarkan AlQuran dan Hadith; bukan berdasarkan pendapat2 Ulama; supaya ana dapat menghilangkan gossip dan kebohongan. Antum dapat melakukan CHEK dan RECHEK di dalam Kutub Sihah Sittah (Bukhari, Muslim, Tarmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud dan Nasaii). Kutub Sihah Sittah telah diakui kebenarannya dan keasliannya sebagai Hadith oleh Ulama madhab Ahlul Sunnah (Sunni) sejak 1200 tahun yang lalu.

    Perselisihan, perdebatan, perbedaan pendapat di antara sahabat terjadi setelah Nabi Muhammad wafat; sehingga para sahabat terpecah menjadi dua golongan yaitu SUNNI & SYIAH. Pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) memperjuangkan AlQuran dan Sunnah. Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) memperjuangkan sistem negara Khalifah Islamiyah yang diciptakan oleh Abu Bakr & Umar Ibn Khattab

    Sistem negara Khalifah Islamiyah tidak mengenal PEMILU; tetapi sistem negara Khalifah Islamiyah memperjuangkan Kolusi, Nepotism, Korupis, Monopoly dan pelanggaran HAM.

    Ali Ibn Tholib dan mayoritas para sahabat sedang sibuk mengurus pemakaman, penguburan Rasulullah; tetapi Abu Bakr, Umar Ibn Khattab dan minoritas sahabat sibuk menentukan pengganti Nabi Muhammad di rumah Bani Saida tanpa PEMILU.

    Kitab Shohih Bukhari, Kitab As-sahabah volume 5 buku 57 no 19

    Aisyah melaporkan bahwa pada hari Jumad berita kematiaan Rasulullah telah menyebar ke masyarakat; tetapi Umar Ibn Khattab marah besar; dan Umar Ibn Khattab mengancam untuk menghukum dengan keras mereka yang menyebarkan berita kematian Rasullullah. Abu Bakr datang menghentikan Umar Ibn Khattab dan Abu Bakr mengumumkan bahwa Rasullulah telah wafat. Baransiapa yang menyembah Rasulullah; maka Rasulullah telah wafat. Barangsiapa yang menyembah Allah; maka Allah tidak pernah mati.

    PERTANYAAN
    Kenapa Umar Ibn Khattab mencegah berita kematian Rasulullah menyebar ke masyarakat; padahal Umar Ibn Khattab beada di dalam rumah Aisyah; pada saat saat terahir?

    TANGGAPAN
    Karena Rasulullah menyuruh masyarakat untuk memilih langsung Ali Ibn Tholib di dalam PEMILU sebagai Pemimpin Negara (Ulil Amri). PEMILU harus dihentikan segera; supaya KOLUSI (kecurangan, kejahatan, penipuan) dapat dilaksanakan oleh mereka yang hendak merebut hak yang dimiliki oleh Ali Ibn Tholib.

  31. Haji Muhammad Abdullah said

    Kepada Andhie yang terhormat dan yang pintar

    Antum tidak akan pernah mengerti madhab Ahlul Bait (Syiah); sebelum antum mempelajari Kitab Nahjul Balaghoh; walaupun antum mengakui sebagai seorang muslim yang mengikuti madhab Ahlul Bait (Syiah).

    PEMILU adalah SUNNAH; sehingga Imam Ali Ibn Tholib memperjuangkan PEMILU. Imam Ali Ibn Tholib menolak menjadi Pemimpin Negara (Ulil Amri) berulang-ulang; sebelum dia mendapatkan suara mayoritas atau suara terbanyak.

    Kitab Nahjul Balaghoh Khotab no 91; ketika masyarakat mulai memilih Ali Ibn Tholib; setelah Uthman Ibn Affan terbunuh.

    Imam Ali Ibn Tholib berkata: “Tinggalkan aku sendiri; dan pilihlah orang lain…..karena saya lebih baik menjadi penasihat dari pada menjadi Pemimpin Negara!”

    Jika kita membaca Kitab Nahjul Balaghoh dengan teliti; kita akan dapat membaca bahwa Imam Ali Ibn Tholib terus menerus menolak untuk menjadi Pemimpin Negara (Ulil Amri); sebelum Imam Ali Ibn Tholib mendapatkan suara mayoritas atau suara terbanyak di dalam PEMILU.

    Jihad dan Siyasyah (politik) adalah bagian dari Rukun Iman madhab Ahlul Bait (Syiah). Imam Husain diundang oleh masyarakat Kufa; karena mereka hendak memilih langsung Imam Husain sebagai Pemimpin Negara (Ulil Amri); tetapi masyarakat Kufa tidak berani melakukan Jihad untuk membela Imam Husain di Karbala; kecuali seorang yang bernama Hurr.

    Yazid Ibn Muawiyah mengirimkan pasukan tempur untuk mencegah Imam Husain tiba di Kufa; karena Yazid Ibn Muawiyah takut dan Khawatir Imam Husain akan dapat menggantikan Gubernur Kufa yang bernama Ubaidillah Ibn Ziyad di dalam PEMILU. Ubaidillah Ibn Ziyad dan Muawiyah Ibn Muawiyah adalah keluarga besar Bani Umayyah; sehingga sistem negara Khalifah Islamiyah tidak mengenal PEMILU.

    Imam Khomieni (alm) memperjuangkan PEMILU di Iran dengan cara menggulingkan Raja Reza Pahlevi; begitu juga Imam Musa As Sadr (alm) memperjuangkan PEMILU di Lebanon; karena muslim & muslimah yang mengikuti madhab Ahlul Bait (Syiah) tidak memiliki suara di dalam PEMILU di Lebanon.

  32. Thoha said

    – Sungguh aneh dan naif pendapat Pak Haji;
    – Hendaknya mengkaji kaji/telaah sanad sejarah jangan hanya dari satu sisi (hanya menurut buku-2 Syi’ah atau hanya menurut buku-2 Sunni saja)
    – Hati-2 dalam menggunakan Hujjah terutama Al Qur’an.
    – Pemikir-pemikir syi’ah sejak dahulu sampai sekarang memang bagus-2 namun sama sekali tidak menyentuh ke-syi’ahan ( syariah dll terkait dien)
    – Ana pernah belajar syi’ah di Bangil (sebentar), Isfahan (2 thn), Beirut (6 bulan) namun saya tidak tertarik lagi sebagaimana waktu mendalami syi’ah di Indonesia. Selanjutnya saya belajar di Tarim, Hadhramaut, Yaman, disini saya belajar Sunni dari ulama ulama keturunan ahlul bait yang juga membandingkan faham syiah dengan segudang buku-2 Syi’ah, faham Wahabi, dan faham-faham lainnya ( 4 Mazhab), disinilah saya menemukan cara mempelajari islam yang baik dan benar sehingga saya menemukan rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah SAW serta para Sahabat, Salafus Shalihin.

  33. nuryadi asgor said

    kang Toha baru masuk ya..?
    1.saya tertarik dengan pengalaman 2 anda,bisa jelaskan bagaimana cara mempelajari islam yang baik dan benar itu..?
    2. jadi ada ya, sunni yang keturunan2 ahlu bayt juga….??
    3.gimana perbandingan faham Syiah,wahabi,dan mazhab2 lain itu,bisa dijelaskan dikit..?
    jazakallahu khoir….

  34. Haji Muhammad Abdullah said

    Kepada Thoha yang pintar dan yang terhormat

    Semua surat tebuka yang telah ana tulis disini didukung oleh AlQuran dan Hadith; tetapi surat terbuka yang Thoha tulis disini merupakan pendapat pribadi yang tidak memiliki kekuatan; karena tidak didukung oleh AlQuran dan Hadith; sehingga pendapat2 pribadi Thoha disini merupakan dugaan, Khayalan, prasangka, mimpi di siang hari, gossip dll. Murid murid SD (Sekolah Dasar) juga dapat memberikan pendapat tanpa didukung oleh AlQuran dan Hadith; seperti pendapat2 pribadi Thoha disini.

    ALQURAN 25:52
    Janganlah kamu mengikuti orang2 Kafir dan laksanakanlah Jihad terhadapa mereka dengan AlQuran dengan Jihad yang baik dan benar.

    Jihad dan Siyasyah (politik) adalah bagian dari Rukun Islam Madhab Ahlul Bait (Syiah); tetapi Jihad dan Siyasyah (politk) bukan bagian dari Rukun Islam Madhab Ahlul Sunnah (Sunni); sehingga pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) tidak mengerti tentang madhab Ahlul Bait (Syiah) dengan baik dan benar misalnya pendapat2 Thoha.

    ALQURAN 4:84
    maka kobarkanlah semangat para mukmin (untuk melaksanakan Jihad)

    Jika kita mendengarkan Khotab Khotbah sebelum Sholat Jumad yang dilaskanakan di dalam masjid2 yang dimiliki oleh pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) di dunia misalnya Iran, Iraq, Lebanon, USA , Canada, Eropa dll; kita akan mudah mengarkan Khotbah tentang Jihad dan Siyasyah (politik) diterangkan dengan baik terus menerus; karena para Imam (Ali Ibn Tholib, Hasan, Husain dll) terlibat di dalam Jihad dan politik (Siyasyah) sehingga semua Imam mati dibunuh atau mati diracuni di dalam penjara.

    ALQURAN 29:69
    dan mereka yang melaksanakan Jihad untuk mencari (keridhoan) kami, Kami benar benar akan memberikan petunjuk untuk mereka; dan sesungguhnya Allah berserta mereka yang melakukan kebaikan2.

    Thoha tidak pernah belajar madhab Ahlul Bait (Syiah); karena dia tidak mengenal perjuangan para Imam. Semua Imam melaksanakan Jihad dan menempuh jalur politik (Jihad) untuk menegakan Syariat Islam. Atau boleh jadi Thoha belum belajar madhab Ahlul Bait (Syiah) sampai tinggkat tinggi sehingga Thoha tidak mengerti tentang madhab Ahlul Bait (Syiah) dengan baik dan benar. Ana menyarankan Thoha membaca buku2 politik yang dikarang oleh pakar2 madhab Ahlul Bait (Syiah) misalnya Islam and Revolution oleh Imam Khomeni atau What to be done in Politik oleh Prof DR Ali Syariati (alm) dan/atau buku2 politik lain yang dikarang oleh pakar2 madhab Ahlul Bait (Syiah)

    Tidak mungkin ada satu masjid yang dimiliki oleh pengikut madhab Ahlul Bait (Syiah) yang tidak pernah membicarakan politik (Siyasyah) dan Jihad. Siyasyah (politik) dan Jihad telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad & para Imam (Ali Ibn Tholib, Hasan, Husain, Zainal Abidin, Muhammad Baqir, Jaffar Shodiq dll); sehingga Jihad dan Siyasyah (politik) selalu dibahas, diterangkan, dibicarakan di dalam Masjid2, Madrasah2, Universitas2 yang dimiliki oleh pengikut2 madhab Ahlul Bait (Syiah) di dunia; terutama perjuangan Imam Ali Ibn Tholib dan Imam Husain ibn Ali.

    Ummat Islam di Indonensia dapat mengambil pelajaran dari perjuangan Nabi Muhammad, Ali Ibn Tholb, Hasan dan Husain; supaya PEMILU dilaksanakan di Indonesia dengan jujur, adil, bebas dan rahasia; karena PEMILU belum dilaksanakan 100% di Indonesia.

    Banyak Koruptor yang masuk ke dalam Partai2 Politik untuk menjadi anggota2 Parlement (DPR, DPRD, Menteri2 Negara dll) dengan cara memberikan sumbangan kepada Partai Politik tertentu. Bangsa Indonesia belum dapat memilih langsung anggota2 DPR, anggota2 DPRD, Gubernur, Wali Kota dll. Polisi RI tidak dapat memeriksa anggota2 Parlement atau Mentri2 Negara yang diduga dan yang disangka terlibat kejahatan Korupsi, Kolusi, Nepotism, Monopoly dan pelanggaran HAM; tanpa persetujuan (izin) dari President RI.

    Tidak ada President RI yang pernah memberikan persetujuan (izin) kepada POLISI RI untuk memeriksa tersangka pelaku kejahatan Korupsi, Kolusi, Nepotism, Monopoly dan pelanggaran HAM; kecuali President Abdurrahman Wahid.

    Pengikut2 madhab Ahlul Sunnah (Sunni) misalnya Thoha akan terkejut atau akan heran membaca surat terbuka ini; karena Jihad dan politik (Siyasyah) bukan bagian dari Rukun Islam madhab Ahlul Sunnah (Sunni).

  35. yarghi said

    buat para saudara syiah semua…
    mengapa kalian menolak kepemimpinan dari 3 khalifah pertama Abu bakar, umar dan utsman padahal mereka semua adalah sahabat terdekat dari rasullulah yang malah dijamin surga termasuk ali bin abi thalib
    selama masa kepemimpinan 3 halifah tersebut ali sangat mendukung pemerintahan mereka tidak ada pembangkangan sedikitpun dari ali
    INGAT !!!!!!! Saudara muslimku
    Abu bakar, Umar,Ustman dan Ali adalah sahabat Utama Rasullulah yang diantara mereka semua TIDAK ADA pertentangan sama sekali
    Ali sendiri yang jadi imam kalian hai para syiah TIDAK PERNAH BERKATA sekalipun untuk menolak dan memusuhi dan menghimpun kekuatan untuk berontak karena TIDAK ADA yang salah dalam kepemimpinan mereka KARENA BILAPUN ADA PENYIMPANGAN AQIDAH dari mereka sudah dipastikan ALI BIN ABI THALIB sebagai orang yang kualitas keimanannya tidak diragukan lagi akan bertindak sebagaimana Ali terhadap Muawiyyah.
    Untuk itu wahai saudaraku para Syiah… ALI BIN ABI THALIB yang dijadikan kalian sebagai panutan tidak memusuhi para 3 khalifah pertama TETAPI MENGAPA????? kalian mendiskreditkan mereka???????
    SEKALI LAGI INGAT wahai saudaraku para syiah
    bersikaplah kritis terhadap sejarah islam bagaimana bisa sampai terjadi Syiah itu sendiri
    Syiah pada mulanya gerakan politik pendukung ALI BIN ABI THALIB yang ditunggangi beberapa pihak untuk mengadu domba sesama UMAT ISLAM dimana pihak tersebut adalah beberapa kelompok YAHUDI yang tidak senang akan kemajuan islam pada saat itu.
    Mereka membuat cerita-cerita palsu mengenai para sahabat rasul bahkan ada beberapa hadist Rasullulah yang palsu dimana perawinya adalah orang YAHUDI,
    mereka mengubah sejarah, cerita ataupunn usaha lainnya karena hal itu bukan merupakan sifat yang aneh dari para yahudi bukankah telah kita ketahui kitab mereka sediripun TAURAT telah dirubah mereka untuk KEPENTINGAN POLITIK.
    WAHAI PARA SAUDARAKU SYIAH….
    gerakan syiah adalah gerakan politik yang ALI sendiri tidak menginginkannya TETAPI KENAPA SYIAH MENJADI ALIRAN SEMPALAN ISLAM YANG MEMPUNYAI KITAB SEDIRI DI LUAR AL QURAN DAN HADIST DIJADIKAN PEGANGAN KALIAN???????

    terima kasih
    wassalamualaikum wr wb

    Saya tunggu jawaban dari para syiah tentang pemikiran saya ini di sheva2_aimar@yahoo.com

  36. Kawkab said

    Saya yakin, Pak haji bukan Shi’i. tapi dari tulisan-2nya secara sadar dia membuka orang untuk berfikir ulang tentang faham Syi’ah dengan harapan memancing reaksi.

  37. nasir said

    Apakah anda sudah menemukan Tuhan yang sesungguhnya ?
    Tanyakan pada hati anda apakah selama ini Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan imajinasi ?
    Mari kita bermunajad pada tengah malam yang hening dengan fikiran dan hati yang bersih/ikhlas agar kita mendapat petunjuk dari Allah SWT atas kebenaran hakiki dan kita mendapat hidayah dan hikmah.

  38. nasir said

    Tak ada gunanya mendeskriditkan apalagi mencaci Sahabat-Sahabat Rasulullah SAW, bahkan tak ada gunanya pula mencaci maki musuh-musuh Rasulullah SAW yang telah menzholimi beliau (Abu Jahal, Abu Lahab, Umayah dll moyang kafir Quraisy).

  39. nasir said

    Mas Thoha, kaifa khalak ?
    cerita dong diskusi dengan Hassan Asegaf di Beirut ?

  40. nuryadi asgor said

    benarkah Pak Haji seperti yang dikatakan saudara kawkab??

  41. abu fadl said

    Sepertinya pak haji adalah Syi’i. Saya pernah mengikuti diskusi beliau di myquran.org, dan beliau disana berargumentasi membela Syiah.

    Dalam Syiah memang ada variasi pemahaman, seperti dulu Ali Syariati pernah memberi label: Syiah Merah (Reformis) dan Syiah Hitam (Tradisional). Tidak terpolitisir dan menjadi pertentangan tajam karena tradisi intelektual yang kental dalam kaum Syiah.

  42. infosyiah said

    @ Yarghi, Syiah menolak kekhalifahan mereka dalam konteks khalifah Allah dan bukan sebagai khalifah historikal.
    Kalau cuma isu bahwa Syiah dari Yahudi itu sudah lama dan telah selesai. Coba baca buku-buku Syiah Anda dapat jawabnya.

    @Kawkab, dalam Syiah, untuk hal-hal yang bukan termasuk usuluddin, masih terbuka ruang untuk sebuah penafsiran lain.

    @Nasir, setuju…

  43. Yarghi said

    Yang terhormat Haji Muhammad Abdullah dan para Syiah Semua……

    Kemunculan Syiah dimulai ketika munculnya seorang Yahudi dari yaman bernama Abdullah bin Saba’yang berpura2 masuk islam dan berpura2 mencintai Ahlul bait Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam, bersikap berlebihan terhadap Ali bin Abi Tolib Rodhiallahu Anhu, mendakwakan bahwa Nabi telah mewasiatkan kepada Ali bin Abi Tolib untuk menjadi khalifah setelah wafatnya nabi lalu menganggapnya sebagai Tuhan, hal ini diakui oleh buku2 syiah.

    Dalam buku Al Maqolat wal Firoq hal 10-21 : Al Qummi mengakui keberadannya dan menganggap ibnu saba’ sebagai orang pertama yang mengatakan bahwa nabi telah mewasiatkan kepada Ali untuk menjadi imam , bahwa Ali akan kembali lagi ke dunia setelah wafat, dan orang pertama yang memulai mencela dan memaki Abu Bakar, Umar, Utsman dan seluruh sahabat nabi. Hal ini seperti dikemukakan Naubakhti dalam bukunya Firoqusyi’ah hal 19-20. Al Kisyi juga mengemukakan hal yang sama dalam bukunya Rijalul Kisyi hal 106-108. pengakuan adalah bukti yang terkuat dan mereka adalah pemuka ulama rofidhoh.

    Sebab penamaan mereka dengan Syi’ah Itsna asyriyyah.(dua belas)
    Dari 12 imam yang dianggap imam oleh Rofidhoh sbb:
    Ali bin Abi Tolib Rodhiyallahu Anhu yang mereka juluki dengan Al Murtadho, khulafa Rosyidin ke 4, menantu Rasululah saw, mati dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljim si Khawarij di masjid Kufah tahun 17 Romadhon 40 H.
    Hasan bin Ali Radhiyallahu Anhuma yang dijuluki almujtaba.
    Husein bin Ali Radhiyalahu Anhuma yang dijuluki syahid.
    Ali Zainal Abidin bin Husein (80-122) yang dijuluki Al sajjad.
    Muhammad Al baqir bin Ali Zainal Abidin (meninggal th 114 H) yang dijuluki Al Baqir.
    Ja’far Assodiq bin Muhammad Al Baqir (meninggal th 148 H) dijuluki Assodiq.
    Musa Al Kazim bin Ja’far Assodiq (meninggal th 183 H) dijuluki Al Kazim.
    Ali Arridho bin Musa AL Kazim (meninggal th 203 H)dijuluki Arrodhiy.
    Muhammad Al Jawwad bin Ali Arridho (195 H-226H)dijuluki Attaqiy.
    Ali Al Hadi bin Muhammad Al Jawad (212-254 H) dijuluki Annaqiy.
    Hasan Al Askari bin Al Alhadi (232-260 H) dijuluki Azzakiy.
    Muhammad Al Mahdiy bin Hasan Al Askari, tidak diketahui kapan dilahirkan, ada yang berpendapat bahwa dia belum mati tapi menghilang di sirdaab. Dijuluki sebagai Alhujjah yang ditunggu2 dan kita Ahlussunnah menjulukinya dengan mahdi palsu.
    Mereka menyangka bahwa Imam mahdi tersebut telah menghilang di sebuah lobang di rumah ayahnya di Samurra’ di Irak dan tidak pernah keluar lagi. Terjadi perselisihan mengenai waktu menghilangnya mahdi tersebut. Ada yang berpendapat dia berumur 4 tahun saat menghilang, ada yang berpendapat bahwa diamenghilang umur 8 tahun. Tetapi kebanyakan peneliti dan ulama berpendapat bahwa imam ke dua belas tersebut meamng tidak pernah ada, hanya merupakan karangan orang syi’ah saja.
    Sebab Penamaan mereka sebagai Rofidhi
    Kata Rofdh secara bahasa memiliki makna menolak.[1]
    Rafidhoh secara istilah bermakna: sebuah firqoh(kelompok) yang menyatakan diri mendukung dan cinta ahlul bait nabi Sallalahu Alaihi Wasallam dengan memusuhi Abu Bakar dan Umar serta para sahabat kecuali beberapa orang, mengkafirkan mereka dan mencela/memaki para sahabat.
    Imam Ahmad bin Hambal berkata Rofidhoh adalah mereka yang memusuhi sahabat nabi Sallalahu Alaihi Wasallam, yang memaki2 dan menghina mereka.[2] Abdullah bin Ahmad berkata : “aku bertanya kepada ayahku tentang Rofidhoh maka dia menjawab bahwa mereka adalah yang memaki Abu Bakar dan Umar.”[3]

    Imam Abu Qosim Attaimiy yang dijuluki dengan pembela sunnah tentang Rofidhoh: “mereka adalah yang memaki Abubakar dan Umar Rodhiyallahu Anhuma, semoga Allah meridhoi mereka berdua dan para pecinta mereka berdua.”[4]
    Tidak ada kelompok lain selain Rofidhoh yang mencela Abu Bakar dan Umar, ini adalah karena besarnya kehinaan mereka, semoga mereka dimusuhi Allah.
    Syeikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: “Hanya Rofidhoh yang memusuhi dan melaknat Abu Bakar dan Umar, tidak ada selain mereka yang membenci kedua sahabat tersebut.”[5]

    Dalam literatur Rafidhoh telah dijelaskan bahwa cinta kepada Abubakar dan Umar adalah batasan yang membedakan mereka dengan kelompok lain yang mereka sebut sebagai Nawasib. Darrazi meriwayatkan dari Muhammad bin Ali bin Musa: “Aku menulis surat kepada Ali bin Muhammad Alaihissalam[6] tentang Nasibi apakah perlu untuk mengujinya/mengetahuinya dengan lebih jauh dari sekedar mendahulukan Jibt dan Toghut[7] (daripada Ali) dan meyakini bahwa mereka berdua adalah Imam? Maka beliau menjawab bahwa siapa saja yang begitu berarti nasibi.”[8]

    Sementara itu kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa sebab mereka disebut Rofidhoh adalah karena mereka menolak Zaid bin Ali dan keluar dari tentaranya setelah sebelumnya mereka adalah tentara Zaid bin Ali saat beliau memberontak kepada Khalifha Hisyam bin Abdul Malik tahun 121 H setelah mereka mengumumkan permusuhan terhadap Abubakar dan Umar lalu dilarang oleh Zaid.

    Abul Hasan Al Asy’ari berkata : Zaid bin Ali berpendapat bahwa Ali adalah sahabat yang paling utama dan berpendapat boleh memberontak kepada pemerintahan yang zolim serta mencintai Abubakar dan Umar. Setelah muncul orang yang memaki abubakar dan Umar di kalangan tentaranya maka dia memarahi mereka. Lalu sebagian tentaranya menolak perkataan Zaid dan memisahkan diri dari kelompoknya lalu Zaid berkata: “Kalian telah menolakku (rofadhtumuunii)”, maka dikatakan bahwa mereka disebut sebagai Rofidhoh karena perkataan zaid di atas.[9] Qowamussunah[10], Arrozi[11], Syihristani[12], Ibnu Taymiyyah[13] juga berpendapat demikian. Sementara itu Abul Hasan Al Asy’ari memiliki pendapat lain, yaitu mereka diseut rofidhoh karena menolak kepemimpinan Abubakar dan Umar.[14] Kaum Rofidhoh sangat tidak senang dengan sebutan ini dan berpendapat bahwa julukan ini (rofidhoh) adalah sebutan yang berasal dari musuh mereka. Muhsin Al Amin berkata “Rofidhoh adalah ejekan kepada mereka yang mengutamakan Ali bin Abi Tolib dalam khilafah dan kebanyakan digunakan untuk ejekan”.[15]
    Oleh karena itu mereka menyebut diri mereka sebagai syi’ah dan dikenal luas dengan sebutan ini, serta memebuat beberapa cendikiawan tepengaruh dan menyebut mereka dengan sebutan syi’ah. Pada hakekatnya istilah syi’ah sendiri bermaknan umum yaitu mereka yang membela atau masuk dalam golongan seseorang. Memang Mereka secara nampak masuk dalam golongan Ali bin Abi Tolib tapi mereka menolak kepemimipinan Abubakar dan Umar serta menolak kebenaran.

    Ditunggu opini dan coment dari para pejuang Syiah semua….
    Wassalam

    Yarghi Pallawa

  44. Yarghi said

    Berdasarkan sejarah syiah yang saya tulis diatas dari berbagai macam sumber maka saya menyimpulkan :
    1. Pada mulanya Syiah merupakan gerakan politik para munafik yang mendukung Imam Ali r.a untuk mendorong beliau agar menduduki kursi kekhalifahan TETAPI PADA SAAT ITU Imam Ali sendiri tidak merespon dikarenakan beliau sendiri Bai”at setia pada kekhalifahan Abu Bakar, Umar maupun Utsman.
    2. Setelah Imam Ali wafat Gerakan Syiah yang awalnya merupakan gerakan politik perlahan berubah menjadi paham spritual hal ini ditandai dengan adanya ajaran-ajaran, mitos serta ritual2 khusus dari syiah untuk mengkultuskan Imam Ali r.a.
    3. Fenomena Syiah paska wafatnya Imam Ali r.a tak ubahnya sepert yang terjadi pada Agama Nasrani setelah wafatnya Isa Al masih
    ; Mereka percaya pada Doktrin Trinitas dimana beliau merupakan salah satu dari entitas ketuhanan tersebut padahal Isa Al Masih tidak mengajarkan hal seperti itu
    Saya pribadi mengenai Imam Ali r.a beliau adalah tokoh yang saya hormati dan kagumi Imam Ali bersama sahabat yang lain merupakan merupakan pilar utama dalam perjuangan Islam masa-masa awal perkembangannya. Tidak ada yang lebih utama dari semua sahabat rasullulah karena mereka semua sudah menjadi keutamaan dalam islam dimana mereka mempunyai kontribusi yang sangat besar hingga syiar islam sampai ke luar Arab dimana islam berawal.
    Untuk itu wahai para saudara syiah semua ingatlah sebagai muslim hanya 2 pegangan kita yaitu Al Quran dan Hadist lah dan ingat pula diantara Hadist itu ada yang lemah, daif ataupun malah palsu.
    Janganlah kalian membuat mitos, cerita ataupun ritual-ritual yang tidak dicontohkan oleh Rasullulah.
    Janganlah kalian meyakini di luar al quran dan hadist seperti kaum Nasrani yang meyakini Doktrin pastur ataupun pendetanya.
    Lihat sejarah paham syiah kalian…
    tanya diri kalian apakah Imam Ali yang kalian kultuskan melebihi terhadap rasullulah sendiri menginginkan apa yang dilakukan kalian sekarang.
    Sejarah membuktikan pengkultusan terhadap seseorang membuat fanatisme ekstrim yang menganggu st6abilitas masyarakat

    wassalam

  45. Yarghi said

    he he he
    kayanya pa haji muhammad abdullah kalo kata anak muda sekarang keki banget ya ama yang namanya abu bakar n” umar ampe teganya dia menyebut penjahat sama mereka berdua
    padahal waduh Rasullulah mengabarkan mereka termasuk dijamin 10 penghuni surga loh bersama para sahabat lainnya kaya utsman, ali, abdurahaman bin auf dan yang lainnya sorry banget aku lupa neh ga bawa literaturnya he he tar lah kalo ada yang comment ga percaya aku kasih. ati2 loh pa haji masa yang diberitakan surga sama rasullulah ama pa haji dijelek-jelekan, mereka terkesannya koruptor, haus kekuasaan ataupun mungkin malah telah menjadi kafir he he.
    wah pa haji kita tuh kan harus berpegang pada Quran dan hadist bener kan??
    nah kalo berdasarkan hadist mereka itu dijamin masuk surga…..kayanya ada yang salah deh sama referensi pak haji sampai bisa mendiskeditkan mereka ato mungkin pa haji kali yang menafsirkannya salah
    kan ada pepatah lama tak kenal maka tak sayang….mungkin pak haji tak sayang ama mereka karena tak kenal kali ya
    tak kenal sama Abu bakar
    tak kenal sama Umar
    ato mungkin tak kenal ama Rasullulah
    karena rasullulah mencintai mereka
    makanya itu pak haji kenalan ama mereka supaya pak haji ga keki ama mereka donk….

  46. Hasyim said

    @ infosyi’ah

    Jika ada yang tidak sepaham dengan Syi’ah, tolong jangan memvonis dia itu wahabi, seolah-olah hanya wahabi saja yang anti syi’ah.

    Contoh: Para Ulama Habaib (keturunan ahlul bayt) bukan Syi’i dan menolak faham wahabi (yang berpotensi menjadi ingkar sunnah, antara lain karena menolak hadis ahad, terlalu mudah menuduh bid’ah padahal masih dalam wilayah khilafiyah/perbedaan pendapat ulama/mazhab )

  47. Hasyim said

    Setuju dengan Sdr Nasir

  48. binawan said

    Hebat. oiii!!! jadi tambah ilmu dan jadi tambah membingungkan. ini kali yah yang dinamakan semakin kita dekat kok malah makin jauh. yang jelas jangan jadi saling membenci aja yah….!

  49. Umar said

    Tentang Abdullah bin Saba’, berikut saya copy paste kan dari tanggapan buku “Gen Syiah” karya Ust Mamduh yg lagi2 salah satunya mengangkat isu Abdullah bin Saba’ ini. Tanggapan ini ditulis oleh Muh. Anis.

    Berikut saya tuliskan tentang Abdullah bin Saba’ yang sebenarnya adalah tokoh fiktif, yang sumbernya baik dari ahlusunnah maupun syi’ah. Seorang ulama syi’ah, yaitu Ayatullah Murtadla ‘Askari mencoba untuk meneliti tentang keberadaan Abdullah bin Saba’. Dan hasilnya, beliau menyatakan bahwa berdasarkan penelitian sejarah dan periwayatan hadits, maka sebenarnya Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif. Dan hasil penelusuran dan penelitian tersebut beliau tuangkan dalam buku beliau yang berjudul :

    1. Abdullah bin Saba’ wa Asatir Ukhra.

    2. Khomsun wa Mi’atun Shahabi Mukhtalaq.

    Cerita tentang riwayat-riwayat oleh Abdullah bin Saba’ hanya bersumber dari satu orang (sumber tunggal), yaitu Saif bin Umar At-Tamimi. Mengenai sosok Saif bin Umar At-Tamimi, para ulama ahli jarh wa ta’dil telah memberikan nilai merah/buruk kepadanya. Berikut komentar mereka tentang Saif At-Tamimi tersebut :

    1. Yahya bin Mun’im, mengatakan : “Riwayat-riwayatnya lemah dan tidak berguna”.

    2. An-Nasa’i dalam Sunan-nya, mengatakan : “Riwayat-riwayatnya lemah dan harus diabaikan, karena ia adalah orang yang tidak dapat diandalkan dan tidak patut dipercaya”.

    3. Abu Dawud, mengatakan : “Tidak ada harganya, ia seorang pembohong”.

    4. Ibn Abi Hatim, mengatakan : “Mereka telah meninggalkan riwayat-riwayatnya”.

    5. Ibn Al-Sakan, mengatakan : “Riwayatnya lemah (dlo’if)”.

    6. Ibn ‘Adi mengatakan : “Riwayatnya lemah, sebagian dari riwayatnya terkenal namun bagian terbesar dari riwayat-riwayatnya adalah mungkar dan tidak diikuti”.

    7. Al-Hakim, mengatakan : “Riwayat-riwayatnya telah ditinggalkan, ia dituduh zindiq”.

    8. Ibn Hibban, mengatakan : “Ia terdakwa sebagai zindiq dan memalsukan riwayat-riwayat”.

    Dan para ulama ahlusunnah lainnya yang tidak mempercayainya, seperti Khatib Al-Baghdady, Ibn Abdil Barr, Ibnu Hajar, dll.

    Sehingga jelas sekali bahwa keberadaan Abdullah bin Saba’ ini adalah fiktif, dikarenakan hanya bersumber dari satu orang yaitu Saif At-Tamimi, yang dinilai cacat, mungkar, pemalsu, zindiq, dll.

    Oleh karena itu, tertolaknya riwayat tentang Abdullah bin Saba’ bukan hanya karena dalam jalur periwayatannya terdapat Saif At-Tamimi, seperti hadits yang dikutip oleh Thabari; melainkan juga bahwa Saif At-Tamimi merupakan sumber tunggal dari cerita keberadaan Abdullah bin Saba’, seperti riwayat-riwayat yang tercantum dalam buku karangan Saif At-Tamimi yang berjudul “Al-Futuh” dan “Al-Jamal”.

    Dengan predikat semacam itu, maka sudah semestinya setiap kisah yang diriwayatkan secara tunggal dari Saif At-Tamimi TIDAK BISA dipercaya, baik dalam wacana syari’at maupun tarikh, dan lain-lain.

    Ibnu Hajar dalam bukunya yang berjudul “Lisanul Mizan”, mengatakan :

    “Berita-berita tentang Abdullah bin Saba’ dalam sejarah memang terkenal, tetapi tidak satupun bernilai riwayat”.

    Ibnu Hajar juga mengatakan :

    “Ibnu Asakir kemudian meriwayatkan sebuah cerita panjang dari Saif bin Umar At-Tamimi dalam kitab Al-Futuh yang tidak shohih sanad-sanadnya”

    Ref. Ahlusunnah :

    Ibnu Hajar Al-Asqolani, dalam “Lisanul Mizan”, jilid 3, hal. 289. [Lihat Catatan Kaki no. 5]

    Sehingga semua jalur riwayat yang ada tentang Abdullah bin Saba’, sekali lagi, hanya bersumber dari cerita Saif At-Tamimi tersebut. Jadi jelas sekali bahwa riwayat-riwayat tersebut tertolak berdasarkan predikat buruk yang disandang oleh Saif At-Tamimi.

    Dan buku Ayatullah Murtadla ‘Askari tersebut di atas merupakan sanggahan dan bantahan terhadap semua pendapat yang menyatakan keberadaan Abdullah bin Saba’, baik itu yang berasal dari ulama ahlusunnah maupun ulama syi’ah terdahulu.

  50. ressay said

    @Hasyim
    Sepanjang yang saya ketahui, yang menolak hadits Ahad itu ikhwan2 Hizbut Tahrir, bukan wahabi.

  51. ressay said

    saya akan menjawab secara singkat saja karena saya bukan seorang yang pandai retorika dan bermain bahasa. lebih-lebih yang ditanyakan oleh Yarghi ini adalah pertanyaan yang telah berulang kali saya baca dan saya dengar.

    Syi’ah secara bahasa artinya adalah pengikut, penolong, pembela. Sekarang Syi’ah identik dengan pengikut Ali saja. jadi ketika seseorang dikatakan, “DIA SYI’AH”, maka yang dimaksud adalah , “Dia seorang Syi’ah (pengikut) Ali.”

    Saya pernah mendengar sebuah riwayat kalau tidak salah di dalam kitabnya Imam As-Suyuthi bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, Engkau dan Syi’ahmu….”

    Dari hadits di atas jelas suda bahwa sebenarnya sudah ada syi’ah itu, yaitu orang-orang yang mengikut Ali.

    itu kalau Yarghi juga masih percaya ma hadits Nabi. kalau gak percaya, itu perkara lain.

    Mengenai hadits Ibnu Saba’, Syi’ah 12 Imam menolak dan berlepas diri dari hadits itu.

    Syeikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: “Hanya Rofidhoh yang memusuhi dan melaknat Abu Bakar dan Umar, tidak ada selain mereka yang membenci kedua sahabat tersebut.”

    Maka saya akan membalas perkataan Ibnu Taimiyah itu, “Hanya Ibnu Taimiyah dan pengikutnya lah yang secara terang-terangan merendahkan kedudukan Imam Ali dan memfitnah Ahlulbayt.”

    sepanjang yang saya ketahui, Nashibi di situ berarti orang-orang yang membenci Ahlulbay.t. makanya walaupun H amas mengakui Abu Bakar dan Umar sebagai khalifah mereka, tetapi Hizbullah masih bisa berjuang bersama-sama dengan Hamas.

    Menjawab tanggapan ANda yang kedua:
    1. Syi’ah Ali atau pengikut ALi adalah golongan yang selamat sebagai hadits Nabi. mungkin nanti infosyiah bisa membantu di dalam kitab apa hadits tersebut di sebutkan.

    2. Ali dan para pengikutnya adalah pemegang sunnah Nabi yang asli.

    3. Syi’ah memandang Ali sebagai seorang manusia, bukan seorang Tuhan. Syi’ah juga meyakini bahwa Ali adalah Imam sepeninggal Rasulullah, bukannya Nabi. Karena Nabi berkata, “Kedudukanmu disisiku, sama dengan kedudukan Harun di sisi musa, namun tidak ada lagi Nabi setelahku.”

    menanggapi tulisan yang ketiga:

    Mengenai hadits yang menjamin 10 sahabat itu masuk syurga, mohon dilihat kembali hadits itu. karena sepanjang yang saya ketahui terdapat kontradiksi hadits yang satu dengan hadits yang lain bahwa mengenai siapa2 yang termasuk 10 orang tersebut.

    Haus kekuasaan? TEPAT SEKALI. bahkan belum sempat jenazah Nabi dikuburkan, manusia-manusia pemuja kekuasaan berkumpul di Saqifah, termasuk pada saat itu adalah Umar dan Abu Bakar. Bayangin..!!! katanya mereka mencintai Nabi mereka, tetapi di saat Nabi mereka telah tiada, mereka meninggalkan begitu saja jenazah Nabi. heran saya, orang orang yang seperti ini yang Anda idolakan.

    mengenai Al-Qur’an dan Hadits, mohon pelajari lebih lanjut lagi. apakah benar rujukan kita itu Al-Qur’an dan Hadits? COba lihat kitab shahih muslim, sunan at-turmudzi, dll. Di dalam Kitab Shahih Bukhari sepengetahuan saya tidak disebutkan.

  52. abu fadl said

    @yarghi
    Cerita anda bahwa Syiah adalah mazhab buatan Ibn Saba, adalah propaganda dari Saif At-Tamimi yang hidup pada abad kedua setelah wafatnya rasulullah, yang oleh ulama sunni sendiri tidak diakui kredibilitasnya. Penjelasannya bisa dibaca di (dlm bahasa Inggris): http://al-islam.org/underattack/

    Pilih bab: Did the Shi’ite Muslims Borrow Some Jewish Teachings?

  53. abu fadl said

    @yarghi
    Jika anda lebih suka penjelasan dalam bhs Indonesia, bisa baca di buku:
    “Abdullah Bin Saba’, Benih Perpecahan Umat” oleh M. Hashem.

    Penjelasan singkat dlm bahasa Indonesia bisa dilihat disini: http://www.fatimah.org/artikel/saba.htm

  54. nuryadi asgor said

    Islam saat ini terpecah menjadi berkelompok2,masing2 saling berbenturan dalam bebrapa hal dan berkesesuaian dalam hal lain.
    yang paling bertentangan secara ekstrim diametral adalah Sunni salafi,yang dijuluki Info Syi ah sbg Wahhabi,dengan Syi’ah Itsna As ariyah/Rafidhah,tidak semua Syi ah.,karena ada Syi ah yang mengakui dan menghormati Ketiga khalifah sebelum Imam Ali Ra.
    yang menjadi sebab pertentangan adalah pada sikap terhadap para Sahabat Nabi; Salafi/wahabi (sangat)menghormati (seluruh) sahabat Nabi,sedangkan Syi ah Itsna As ariyah membenci Kebanyakan sahabat Nabi.diametral sekali kan.
    masalah keutamaan para sahabat nabi karena apa?? hubungan kekerabatan?? ketaqwaan?? umur??ilmu??atau apa??
    yang saya tau Abu bakar itu lebih sepuh,sangat mencintai nabi sampai membenarkan segala yang dikatakan Nabi,sehingga Imam Ali pun menghormatinya.
    abu bakar adalah sahabat nabi yang sangat setia,Umar membela nabi dengan fisik,Utsman membela nabi dengan harta,Ali mrpkan keponakan Nabi,masing2 kan mempunyai kelebihannya sendiri.
    bagaimana menurut anda2 semua??

  55. Umar said

    mas Nuryadi asgor,
    Tidak semua sahabat yang dekat dan mengetahui gerak gerik Rasulullah SAW TIDAK SELURUHNYA baik2 & berahlak terpuji.
    Hendaknya kita memahami bahwa mengenal atau bersahabat tidak menjamin dirinya akan menjadi baik dan tidak pula menjamin dirinya menjadi terhormat, sebab kehormatan dan keutamaan itu teletak pada kebaikan dan kualitas persahabatan itu sendiri, yang semuanya harus dikembalikan kepada konsep al-quran.
    Al’quran mengungkapkan bahwa para sahabat ada yang mukmin dan ada pula yang kafir sehingga tidak ada keistimewaan diantara mereka.

    Berapa banyak para sahabat yang berpaling (murtad) setelah rasulullah SAW wafat, seperti disebut dalam al-Quran:
    ” Tidaklah Muhammad itu adalah sebagai Rasul dan telah ada Rasul-rasul sebelumnya. Apakah apabila ia telah wafat atau terbunuh kalian akan bepaling dari agamamu ? ” (QS Ali Imran.144)

    “Saya adalah orang pertama akan masuk surga dan Saya akan diikuti oleh orang-orang dari kalian sehingga apabila saya telah berada didalamnya, saya akan berkata, wahai Tuhanku lindungilah sahabat-sahabatku! Saat itu Allah berfirman “Kamu tidak tahu apa yang telah tejadi dengan ummatmu setelah kamu wafat” ( Bukhari )

    “Mereka adalah ummatmu yang murtad setelah wafatmu dan merekalah yang berpaling dari ajaranmu” (al-Thabrani-kitab al-kabir)

    Masih banyak hadist2 tentang berpalingnya serta pengkhianatan sahabat.

    Sudah waktunya bagi kita semua untuk melepaskan diri dari fanatisme buta dan membuka penglihatan kita, kembali meneliti buku2 sejarah dan buku biografi serta peristiwa2 yang benar dan memiliki sumber jelas seta dilandasi oleh dalil2 al-quran maupun hadist, sehingga kita semua betul2 berpegang teguh kepada kebenaran yang nyata dan mengikuti syariat Rasulullah SAW.

  56. fawzi said

    Abdullah bin Saba tokoh Fiktif ?
    kok baru ulama syi’ah sekarang yang mengatakan fiktif ?
    bagaimana dengan ulama syi’ah terdahulu mengenai keberadan Abdullah bin Saba ?

  57. kulaini said

    Jangan mengutip Al Qur’an yang ada sekarang ini, jika Al Qur’an yang ada sekarang ini diyakini kurang kebenarannya/ada pengurangan/manipulasi ayat-2.

  58. Umar said

    Mas Fawzi, mayoritas ulama’ baik dari Ahl Sunnah ataupun Syiah menganggap riwayat tentang Abdullah bin Saba’ ini sebagai lemah. Karena bersumber dari 1 orang (ahad) dan orang tsb dikenal banyak pembohong. Sehingga semua riwayat yg berasal darinya (Saif at Tamimi) juga harus dibuang baik itu berkenaan dng hadits ataupun riwayat sejarah yg lainnya. Itu kan salah satu prinsip utama ilmu riwayat/rijal. Ya kan?

    Nah sekarang menurut antum apa istilah yg tepat berkenaan dng tokoh Abdullah bin Saba’ ini? Kalau cerita itu tidak dapat dipercaya, berarti ya tokoh tsb berarti tokoh Fiktif. Karena yg cerita adalah seorang pendongeng alias pembuat cerita2 fiksi.

  59. markus said

    bro : Mas Umar

    Jawaban anda atas pertanyaan sdr fawzi tentang tokoh Abdullah bin Saba menurut hemat saya kurang memuaskan, sebaiknya anda belajar lebih dalam lagi tentang sejarah syi’ah dari buku-buku /sumber syi’ah sendiri.

  60. Umar said

    @Saudaraku mas markus,
    Bagian mana dari jawaban saya tsb yg tidak/belum memuaskan Antum? Sehingga saya atau mungkin temen2 lain bisa ikut menjelaskan.

    Saran antum saya terima. Saya insya allah akan selalu belajar dari mana pun itu, baik dari sumber ahl sunnah ataupun syiah, tanpa apriori insya allah. Itu prinsip saya. Saya teringat tips Imam Ali yg kurang lebih bunyinya sbb:

    “Seseorang tidak akan pernah menemukan kebenaran sampai dia menyadari bahwa jalan kebenaran itu sendiri mungkin salah”

    Jadi memang betul, bahwa kita harus selalu belajar kritis dengan prinsip tanpa apriori, bahwa bisa jadi apa yg kita yakini selama ini salah atau belum benar.

    Terima kasih, mas Markus.

  61. markus said

    Bro Umar :
    Tolong tunjukkan bukti pernyataan anda bahwa mayoritas ulama sunni menganggap riwayat tentang Abdullah bin Saba sebagai riwayat lemah. tolong tunjukkan bukti pula bahwa mayoritas ulama sunni hanya menukil dari periwayatan Saif at Tamimi.

  62. yarghi said

    wah..wah..
    opini saya tentang syiah cukup dapat respon yang rame juga ya he..he
    perlu diketahui saya seorang muslim yang bukan dari syiah atopun pembela sunni, lagian ibadah saya pun blum bagus2 amat he…(maklum masih muda under 26 neh he..he)

    konflik sunni-syiah yang ada sejak dahulu menggugah hati saya untuk ingin mengetahui kenapa bisa terjadi?? padahal sejauh ini yang saya tau cuma masalah sepele masalah kekhalifahan yang haq setelah sepeninggalan rasullulah, dan gobloknya hanya karena masalah ini jutaan nyawa sesama muslim di seluruh dunia melayang sia2, saya katakan goblok karena korban akibat konflik sunni-syiah jauh berlipatlipat banyaknya dari pada korbann yang seharusnya kita perangi yaitu ektrimis2 yahudi atopun nasrani…ya saya katakan itu sia2 walaupun mungkin beberapa orang2 PINTAR mengenai islam mengatakan itu jihad, saya katakan FUCKIN’ BULSHIT kalo jihad harus saling bunuh sesama muslim.
    Apa jihad atau kebenaran sejati harus dilakukan dengan menuduh seseorang atau beberapa melakukan kedzaliman di jaman dahulu??????
    Abu Bakar dijuluki Rasulullah sebagai Ash Shidiq yang artinya kurang lebih yang memegang teguh
    Umar dijuluki Rasulullah Al Farok yaitu pembeda haq dan bathil
    begitu pula Utsman Dzun nurain dan shahabat yang lain yang telah dijuluki rasullulah, termasuk Ali yang mungkin kalian para syiah lebih mengetahuinya daripada saya.
    pertanyaan saya …
    1. APAKAH ADA KESALAHAN DARI RASULLULLAH SEHINGGA MENGANUGRAHI KEPADA MEREKA JULUKAN YANG BEGITU AGUNG??????
    Menurut saya…….Rasullulah telah salah APABILA dikemudian hari terlebih lagi setelah beliau wafat mereka telah menyimpang dari pedoman yang beliau ajarkan..

    Dengan logika kita bisa tau kebenaran, dan dengan hati kita bisa mengaplikasikan kebenaran itu sendiri

    semua yang ada hanya cuma person sentimentil melalui persepsi ilmunya terhadap karakter seseorang

    Buat Ressay neh….
    (Saya kutip tilisan anda bro)
    1.Syi’ah Ali atau pengikut ALi adalah golongan yang selamat sebagai hadits Nabi. mungkin nanti infosyiah bisa membantu di dalam kitab apa hadits tersebut di sebutkan.
    COMMENT : Saya dan banyak orang lainnya bukan Syiah Ali dan tidak melakukan beberapa ritual2 khusus yang cuma ada di syiah,logikanya KALAU berdasarkan Hadist yang DITAFSIRKAN oleh anda dan kebanyakan para ahli syiah berarti kita ga selamat donk…

  63. byarghi said

    wah infosyiah gmana neh
    napa comment saya diblok ga bisa masuk???
    bisa masuk direkayasa dikit identitasnya tapi gua masih yarghi lo….he..he

  64. abu fadl said

    @ markus,
    Untuk lebih jelasnya, saya kutipkan kalimat dari artikel di http://www.fatimah.org/artikel/saba.htm

    quote
    Cerita tentang riwayat oleh Abdullah bin Saba’ hanya bersumber dari satu orang (sumber tunggal), yaitu Saif bin Umar At-Tamimi. Mengenai sosok Saif bin Umar At-Tamimi, para ulama “ahli jarh wa ta’dil” telah memberikan nilai merah/buruk kepadanya. Berikut komentar mereka tentang Saif At-Tamimi tersebut :
    1. Yahya bin Mun’im, mengatakan : “Riwayat-riwayatnya lemah dan tidak berguna”.
    2. An-Nasa’i dalam Sunan-nya, mengatakan : “Riwayat-riwayatnya lemah dan harus diabaikan, karena ia adalah orang yang tidak dapat diandalkan dan tidak patut dipercaya”.
    3. Abu Dawud, mengatakan : “Tidak harganya, ia seorang pembohong”.
    4. Ibn Abi Hatim, mengatakan : “Mereka telah meninggalkan riwayat-riwayatnya”.
    5. Ibn Al-Sakan, mengatakan : “Riwayatnya lemah (dlo’if)”.
    6. Ibn ‘Adi mengatakan : “Riwayatnya lemah, sebagian dari riwayatnya terkenal namun bagian terbesar dari riwayat-riwayatnya adalah mungkar dan tidak diikuti”.
    7. Al-Hakim, mengatakan : “Riwayat-riwayatnya telah ditinggalkan, ia dituduh zindiq”.
    8. Ibn Hibban, mengatakan : “Ia terdakwa sebagai zindiq dan memalsukan riwayat-riwayat”.
    Dan para ulama ahlusunnah lainnya yang tidak mempercayainya, seperti Khatib Al-Baghdady, Ibn Abdil Barr, Ibnu Hajar, dll.

    Sehingga jelas sekali bahwa keberadaan Abdullah bin Saba’ ini adalah fiktif, dikarenakan hanya bersumber dari satu orang yaitu Saif At-Tamimi, yang dinilai cacat, mungkar, pemalsu, zindiq, dll. Sehingga tertolak-nya riwayat tentang Abdullah bin Saba’ bukan hanya karena dalam jalur periwayatannya terdapat Saif At-Tamimi, melainkan bahwa Saif At-Tamimi merupakan sumber tunggal tentang cerita keberadaan Abdullah bin Saba’.
    Dengan predikat semacam itu maka sudah semestinya setiap kisah dari Saif At-Tamimi tidak bisa dipercaya, baik dalam wacana syari’at maupun tarikh, dll.

    Ibnu Hajar Al-Asqolani (seorang ulama besar ahlusunnah) dalam bukunya yang berjudul “Lisanul Mizan”, mengatakan : “Berita-berita tentang Abdullah bin Saba’ dalam sejarah memang terkenal, tetapi tidak satupun bernilai riwayat”.

    Ibnu Hajar juga mengatakan : “Ibnu Asakir kemudian meriwayatkan sebuah cerita panjang dari Saif bin Umar At-Tamimi dalam kitab Al-Futuh yang tidak shohih sanad-sanadnya”

    Ref. ahlusunnah :
    Ibnu Hajar Al-Asqolani, dalam “Lisanul Mizan”, jilid 3, hal. 289.
    unquote

  65. Arissssssss said

    yah percuma berdebat…wong kitab yang dibaca beda…al quran nya aja beda…kabarnya alquran yang ada pada suni cuma sepertiga dari aslinya ( kata syiah)

  66. nuryadi asgor said

    Astaghfirullah…..

  67. nuryadi asgor said

    wah…alur pikir mas Yarghi betul juga…kalo banyak sahabat2 nabi yang (astaghfirullah,maaf)murtad,atau Abu bakar As shidik yang berarti sangat membenarkan dianggap keliru juga….berarti rasulullah juga keliru dong…mmm…patut dipikirkan nih….
    trim’s mas Yarghi.

  68. abu fadl said

    ahh lagu lama…
    Buktiin dong kalau Qurannya beda… 🙂

  69. brem said

    saya melihat tulisan anda dan beranggapan bahwa hari ini anda berdebat pada hal yang sangat kecil saudaraku. ketika anda memahami islam maka cobalah anda temukan apa sebenarnya kontradiksi dasar dari umat islam. tiada peduli anda islam syiah ataupun sunni. hal ini dapat dilihat dari sikap imam Ali pada masa kepemimpinan Abu Bakar. beliau lebih melihat urgensi permasalahan keumatan dibandingkan masalah lainnya. walaupun beliau tetap tidak sepakat dengan apa yang terjadi…
    saudaraku semuanya yang sedang belajar islam, pahamilah bahwa hari ini kita harus mengenyampingkan perbedaan pemahaman yang kita miliki diatas filosofis kebenaran islam itu sendiri.
    hari ini kita dapat melihat apa yang didunia islam. negara islam manakah yang sebenarnya menjalankan islam dengan melakukan penegakan akan kebenaran serta penghancuran akan kebathilan.
    tidak perduli anda syiah,wahabi,sunni ataupun kelompok ynag lain. tetapi kaum mustadha’afin didepan mata kita sekarang menunggu untuk dibela.
    kapan kita akan maju…….
    ataukah hanya sebuah republik islam Iran yang dapat melakukannya.
    bagaimana dengan Arab saudi, Qatar, Oman negara2 kaya minyak yang lebih banyak diam dari pada berkata lantang pada amerika.
    seharusnya dengan melihat ini saja orang akan mencari kenapa islam iran berbeda. sehingga pemimpin2 di negara tersebut seperti tidak dapat dikalahkan ataupun ditakuti oleh Indonesia.
    salam perjuangan pada semua pemuda yang haus akan Ilmu…..
    kami medan siap memulai………

  70. Devian said

    ya allah ,kumpulkan keluarga ku bersama rasull kami dan izinkanlah hamba dan keluarga hamba memeluknya ya allah amien!!!

  71. yarghi selalu said

    wah gw mo tau banyak tentang syiah tapi kayanya orang syiah ga bisa diskusi lebih tukar pikiran ma gw ya…
    he..he
    kayanya logika pikiran gw ga bisa diterima kali ya, maap2 kata gw masih bodoh sih ato mungkin kafir (bagi yang seneng mengkafirkan sesama muslim)
    ok deh

    wassalam

    GLORY FOR ISLAM

  72. yarghi selalu said

    o ya
    denger2 kalo ga salah Imam Ali itu dibunuh oleh pengikutnya yang mencintainya …katanya mereka kecewa karena sikap Ali yang bersedia bertahkim dengan Muawiyah mereka beranggapan Imam Ali telah kafir karena memilih melakukan diplomasi daripada harus berperang, betul ga??
    Padahal strategi diplomasi merupakan senjata yang paling efektif untuk merangkul pihak lawan, sayang beribu sayang Imam Ali yang harus terbunuh karena kegoblokan logika berpikir para pecintanya.
    Coba kalo Imam Ali masih hidup sekarang
    Anggaplah beliau jadi pemimpin Islam
    Hal yang sama dilakukan Imam Ali terhadap musuh Islam yaitu berdiplomasi, bukan berperang
    APA IMAM ALI DIBUNUH JUGA SAMA PECINTANYA????????

  73. Umar said

    Mas yarghi, mungkin Antum perlu baca sekali lagi sejarah Islam. Ibnu Muljam, pembunuh Imam Ali itu adalah seorang khawarij. Khawarij itu awalnya memang pendukung Imam Ali, tapi gara2 peristiwa “tahkim” itu, dia membelot jadi memusuhi Imam Ali seperti yg Antum pernah baca tsb.

    Oya, antum juga sudah tahu belum ya, kalau Muawiyyah membayar orang untuk membuat/memutar-balikkan hadits /asbabun nuzul ayat yg mestinya turun untuk Imam Ali shg jadi turunnya untuk Ibn Muljam, si PEMBUNUH Imam Ali.

    Mungkin dengan membaca lagi dan lagi, mungkin sedikit demi sedikit akan terbuka mana pembela, mana musuh, mana pecinta, mana pengkhianat, dll.

    Sekedar usul aja…

  74. tetep yarghi said

    Mas umar…
    berarti aq bener donk pembunuh Imam Ali asalnya dari pecintanya dan setelah kejadian tersebut dinamakan Khawarij, biasalah propaganda dan dinamika politik yang dicampur konsep teologi agama membuat istilah “syiah” menjadi “khawariz” kurang lebih sama artinya dengan “Partai A” dengan “Oknum Partai A”
    Mengenai masalah Muawiyyah, tahkim dan peristiwa-peristiwa seputar kekhalifahan Imam Ali aq sudah membaca banyak literatur, dan dari berbagai literatur yang aku baca terdapat benyak versi, masing-versi menunjukkan subyektivitasnya terhadap siapa yang yang dibelanya, hal ini terjadi karena seperti yang aku simpulkan merupakan permasalahan politik kekuasaan dimana terlibat di dalamnya orang-orang munafik yang menggerogoti Islam dari dalam seperti yang telah disabdakan Rasullulah bahwa akan terjadi fitnah besar.
    sebagai analoginya mungkin anda tau dan sudah baca banyak literaturnya peristiwa di negeri kita G/30-S PKI anda tau siapa dalangnya?? Soekarnokah?Soehartokah?ABRIkah??PKI?atau mungkin pihak asing yang ingin menggerogoti bangsa kita?? itulah analogi fitnah di negeri kita yang telah mengakibatkan banyak korban jiwa setelahnya pembantaian.
    maka itu aku punya kesimpulanku seperti yang pernah ditulis bahwa pada awalnya syiah merupakan gerakan atau sekarang disebut partai politik pendukung Imam Ali yang kemudian perlahan-lahan menambahkan konsep-konsep teologi keagamaan, dan hal itu terjadi setelelah Imam Ali wafat
    Mungkin anda tau siapa itu Karl Marx dia adalah pembawa ide komunis dan Imam2 atau ulama2 marxisme adalah Engels, Heagel, carlye dll
    anda tau Soekarno…ulama2 soekarnoisme atau yang disebut marhaen adalah permadi, ruslan abdul gani dll.
    Keyakinan merupakan permasalahan hati tentang kebenaran, tapi akal dan fikiran bisa jadi jalan untuk mendapatkannya.
    Di abad pertengahan Kaum gereja membakar Galileo karena keyakinan Gallileo bertentangan dengan keyakinan Gereja, dengan metode ilmiah galileo menemukan kebenaran bahwa bumi mengitari matahari tapi otoritas gereja pada saat itu meyakini doktrin yang tak bisa didisdusikan yang entah doktrin dari injil mana, pastur sapa menyatakan bahwa bumi adalah sental dari tata surya

    ok

    wassalam

  75. tetep yarghi said

    Wah gw tunggu lama dari argumen dari haji abdullah dan kawan syiah lainnya untuk membahas point-point pemijiran gw,,tapi napa ga muncul-mucul ya?? he..he
    yang dijawab masalah yang mudah dan sifatnya retorika aza

    bye

  76. tetep yarghi said

    pernah kepikiran ga kalo fitnah besar yang disabdakan rasullulah itu memfitnah bahwa Abu bakar, umar utsman itu telah kafir, menyimpang ato whateverlah yang buruk
    jadi aja akhirnya sampe sekarang ada yang “membela korban fitnah” dan yang “memfitnah” he..he..

  77. tetep yarghi said

    …..dan akhirnya Allah SWT pun akan mengadili kasus fitnah ini di akhirat kelak………….

  78. abu fadl said

    @yarghi
    Menyimpulkan kejadian sejarah tidak bisa sesederhana itu. Spt habib Umar sarankan, sebaiknya anda riset lebih dalam lagi ttg sejarah pada masa Imam Ali.

    Anda bisa simak bagaimana kelicikan Muawiyah dalam berpolitik dan berperang, sehingga terbentuk sempalan khawarij, yang kesabarannya tipis dan berfikiran sempit, dan akhirnya membunuh Imam Ali. Imam Ali tidak mau melakukan kelicikan yang sama seperti Muawiyah, walaupun bisa, karena akan melanggar nilai-nilai Islam yang diperjuangkan oleh Imam Ali.

  79. markus said

    bro ; Umar & abu fadl

    1.Saif bin Umar At Tamimi memang dinyatakan lemah dan tidak dapat dipercaya oleh ulama hadist, tapi dalam masalah yang ada hubungannya dengan hukum syari’ah, bukan dalam bidang sejarah.

    2. Berita tentang adanya figur Abdullah bin Saba tidak hanya melalui jalur Saif bin Umar At Tamimi saja. Malah, Abu Amr muhammad Ibnu umar al-Aziz Al-Kasyi (Imam hadist dari kalangan Syi’ah sendiri) meriwayatkan tentang keberadaan abdullah bin Saba melalui 7 jalkur tanpa melalui saif bin Umar At-Tamimi yang dianggap lemah itu, antara lain :
    – dari Muhammad Ibnu Quluwaihi al-Qummy dari Sa’ad Ibnu Abdullah Ibnu Abi khalaf dari Abdurrahman ibnu Sinan dari abu Ja’far as (Rijal Al-kasyi, halaman 107)
    – dan riwayat-lain tanpa melalui Saif At Tamimi (Rijal al Kasyi halaman 107-108, Ash-Shaduq, ila Al-Syara’i’i, cetakan II halaman 344, Ash Shaduq, al kishal, cetakan tahun 1389 H, halaman 628)
    Dapat ditambahkan pula bahwa Abu Muhammad al Hasan Ibnu Musa An Naubakhti (seorang ulama Syi’ah terkemuka, didalam bukunya “Firaq asy Syi’ah” halaman 41-42 mengatakan, bahwa Imam Ali ra pernah hendak membunuh Abdullah bin Saba’ karena fitnah dan kebohongan yang disebarkan, yakni menganggap Ali sebagi tuhan dan mengaku dirinya sebagai nabi, akan tetapi tidak jadi karena tidak ada yang setuju. Lalu sebagai gantinya, abdullah bin Saba dibuang ke Mada’in, ibukota Iran dimasa itu.

    Adapun dari kalangan Sunni, Al Hafidz ibnu Hajar Al-asqalani didalam bukunya Lisan Al Mizan 9jilid III, halaman 289-290, cetakan I thn 1330 H) meriwayatkan tentang Abdullah bin Saba melalui 6 jalur yang juga tanpa melalui jalu Saif bin Umar Attamimi, antara lain :
    Dari Amr Ibnu Marzuq, dari Syu’bah, dari Salamah ibnu Kuhail, dari Zaid Ibnu Wahab, dari ali bin Abi Thalib Ra.

    Berdasarkan riwayat yang tidak melalui Saif bin Umar At Tamimi ini, maka alasan yang hendak menghilangkan figur Abdullah bin Saba dari panggung sejarah kurang dapat dipertahankan. Dengan demikian dapat disimpulkan agak ceroboh dalam melakukan penelitian dan tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, ataukan memang mempunyai maksud-maksud tertentu ?

    3. Golongan syi’ah berkeyakinan bahwa Syi’ah telah muncul semenjak zaman Rasulullah. tetapi kenyataan sejarah tidak dapat dipungkiri bahwa Abdullah bin Saba lah pelopornya. Oleh karena itu, dengan menghilangkan tokoh Abdullah bin Saba diharapkandapat diterima sebagai salah satu Mazhab dalam Islam yang tidak ada kaitannya dengan Yahudi.

    2. Jangan mendukung gerakan Tasykik untuk membingungkan Ummat Islam dengan cara memutar balikkan fakta sejarah, sehingga ummat dialihkan dari apa yang seharusnya mereka kerjakan dan lupa akan kelicikan-2 musuh islam.

  80. markus said

    Jika kita sendiri mengunci mati hati kita, masih besar kemungkinan dapat dibuka oleh ALLAH SWT.
    Namun jika ALLAH SWT yang mengunci mati hati kita, maka tak siapapun mahluk yang dapat membukanya.
    Mari kita berdo’a supaya hal tersebut jangan terjadi pada diri kita.

  81. Alkafi said

    Saya penganut Susyi, yaitu bagian atas saya Sunni tapi bagian bawah saya Syi’ah. kenapa ?
    karena saya hanya tertarik pada ajaran Syi’ah tentang diperbolehkannya nikah MUT’AH (kawin kontrak/sementara) kan asyiiik kalo begitu, ya gak ???
    Tapi ada lho kisah nyata :
    Seorang gadis muslimah belajar agama (syi’ah) pada ulama, singkat cerita gadis tersebut nikah mut’ah dgn sang ulama, lalu hamil. Gadis yang hamil tersebut lalu pulang dengan gembira dan menceritakan dengan Ibunya, Ibunyapun gembira karena gadisnya hamil nikah mut’ah dengan ulama yang konon sangat disegani, banggalah sang ibu, namun ketika ibunya bertanya siapakah ulama tersebut, sang anak/gadis tersebut menyebutkan nama ulama yang menhamilinya/nikah mut’ah, mendengar hal ini ibunya semaput/klenger, setelah siuman sang Ibu mengatakan kepada anaknya bahwa dulu dia kawin mut’ah dengan ulama tersebut dan melahirkan anaknya yang sekarang hamil oleh ulama yang sama.

  82. Ahmadin said

    YA ALLAH KENAPA ENGKAU BERBUAT KESALAHAN FATAL DENGAN MEMBIARKAN ABU BAKAR, UMAR, DAN USMAN MENJADI PEMIMPIN/KHALIFAH/AMIRUL MU’MININ YANG MEREBUT HAK KEPEMIMPINAN ATAS IMAM ALI ???

    KENAPA ENGKAU MEMBIARKAN HAL ITU YA ALLAH
    KENAPA NABIMU TIDAK ENGKAU BERIKAN PENGLIHATAN KEDEPAN DAN MEMBERITAHU SEBELUM BELIAU WAFAT ?????????

  83. markus said

    Ini sebagian Copy paste dari http://www.eramuslim.com/ustadz menjawab/sejarah perang antar sahabat Rasul
    Analisa sejarah yang kita punya tidak pernah lepas dari apa yang ditulis oleh musuh Islam. Dan kesimpulan versi mereka, bahwa rusak dan pecahnya umat Islam ini berasal dari generasi shahabat. Karena ini sangat berbahaya sekali. Kalau kita pakai logikanya,seandainya generasi yang paling baik dari umat ini sudah dianggap menyeleweng, bagaimana dengan generasi berikutnya?
    Padahal generasi para shahabat itu adalah generasi yang langsung dibina oleh tangan Rasulullah SAW, dengan keringat, airmata dan darah beliau. Bahkan Rasulullah SAW telah ridha atas mereka dan mereka ikut bersama dakwah Rasulullah bukan sebulan atau dua bulan, tapi banyak dari mereka yang sejak masa awal turunnya wahyu dibina langsung oleh manusia paling mulia di dunia ini.
    Yang kita baca sebenarnya bukan sejarah, melainkan opini orang kafir. Dan opini itu ibarat khanjar (belati) bermata dua. Di satu sisi seolah menawarkan studi kritik sejarah yang seolah ilmiyah dan histioris, namun di belakangnya ada mata khanjar yang tajam itu siap menghujam aqidah dan fikrah umat Islam.
    Sayangnya, `studi historis’ seperti inilah yang justru dilakukan oleh sebagian kalangan yang akrab dengan dunia kampus, sebagiannya bahkan menyandang gelar akademis yang lumayan, sebagian bahkan menyebut diri sebagai ‘mujaddid’. Sayangnya lagi, di balik analisa itu ada sebuah cacian yang mereka bungkus dengan ungkapan ‘kritik historis’atau ‘kritik ilimyah’.
    Misalnya kasus tahkim (arbitrase), kasus ini paling sering diangkat untuk menjatuhkan dan mencaci maki sebagian shahabat serta untuk mendiskreditkan mereka. Sayangnya, hampir semua kritik sejarah ini mengacu hanya sampai analisa para mustasyriqin (orientalis) yang penuh dengan bumbu zhanussau`(prasangka buruk).
    Sedangkan sumber sejarah Islam yang paling asli dan merupakan sebuah report yang paling valid dan dipercaya, hampir-hampir tidak pernah disentuh. Jadi analisa itu tidak lebih hanya nukilan dari nukilannya nukilan nukilan. Mereka yang mengangkat diri sebagai kritikus sejarah itu, justru sama sekali belum pernah membaca literatur asli dari peristiwa di masa shahabat itu. Bahkan menyentuhnya pun belum pernah.
    Jadi bagaimana mau jadi kritikus kalau yang keluar hanya hanya kata orang lain saja?
    Faktor Kerancuan Sejarah
    Dalam penulisan sejarah, ada dua pihak yang sangat berperan untuk mewarnai dan menggambar lembaran buku sejarah.
    Pertama, adalah sejarawannya itu sendiri atau disebut dengan muarrikh. Kedua adalah nara sumber yang memberi masukan kepada penulis sejarah atau yang sering disebut ihkbari. Keduanya ini menjadi unsur penting dalam penulisan sejarah, apabila salah satu atau malah keduanya error atau mengalami distorsi, maka tampilan sejarah yang akan muncul bisa menjadi sedemikian buruknya.
    Dari sisi muarrikh, kita mengenal ada beberapa tipe. Ada yang jujur dan proporsional dan ada yang sejak awal memang telah berpihak.
    Sejarawan yang Niatnya Tidak Benar
    Misalnya Al-Ya`qubi, Al-Mas`udi dan lainnya. Mereka ini memang berusaha memberi warna tertentu untuk menjatuhkan citra seorang shahabat dan meninggikan yang lainnya. Berita yang diterimanya dari informan (ikhbari) diterimanya bulat dan langsung ditelan masuk perut.
    Sejarawan yang Jujur dan Selektif
    Tetapi ada juga yang jujur dan menyeleksi kabar yang diterimanya, terutama bila dianggap bertentangan dengan Quran dan Sunah. Di antaranya adalah Abu Bakar Ibnul Arabi yang menulis kitab fenomenal Al-`Awashim minal Qawashim dan juga Ibnu Katsir yang menulis Al-Bidayah wan-Nihayah.
    Sejarawan Tipe Kolektor
    Selain itu ada juga yang memang menuliskan begitu saja apa yang mereka dapat tentang sejarah, sebagai bahan mentah untuk dikaji ulang. Bukan untuk konsumsi masyarkat luas tapi untuk para ahli yang meneliti ulang dengan berpedoman pada metodologi ilmiyah yang akurat.
    Di antara mereka yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah At-Thabari dengan kitabnya yang sangat populer yaitu Tarikhur Rusul wal Muluk.
    Dari sisi para pemberi informasi (ikhbari) juga ada tipe-tipe yang membedakan satu sama lain di antara mereka. Ada yang tsiqah (terpercaya) dan ada juga yang tidak tsiqah (tidak terpercaya). Yang tidak tsiqah ini terkadang sampai berani berbohong dan memalsu sejarah seenak kepentingan dirinya sendiri. Kira-kira kasusnya hampir mirip dengan pemalsuan hadits demi kepentingan kelompok.
    Hanya saja, bila di dalam dunia hadits telah lahir gerakan kritik hadits yang dahsyat, sehingga bisa dengan mudah memilah hadits yang benar dan yang palsu, tetapi dalam dunia tarikh (sejarah) Islam, hal itu belum lagi terbangun dengan mantap.
    Latar belakangnya ada banyak, di antaranya adalah:
    1. Pada masa awal dahulu kebutuhan atas periwayatan sejarah belum terlalu dominan. Umat Islam masih dihadapkan kepada hal yang lebih utama yaitu menyelesaikan masalah pemalsuan hadits.
    2. Selain itu memang pada masa lalu para orientalis belum segencar sekarang dalam menyerang ajaram Islam, sehingga pemikiran yang menyimpang dari sejarah Islam masih dibilang tidak ada.
    3. Dan tambahan lagi, bahwa umat Islam di masa lalu masih kuat pemahamannya atas sejarah mereka sendiri, sehingga hampir-hampir tidak ada persoalan dengan masalah penyelewengan sejarah.
    Sedangkan pada hari ini, orientalis telah mengarahkan moncong senjatanya ke dalam sejarah Islam dan mengacak-acak isinya sehingga menjadi sebuah cerita kriminal dan peperangan. Dan sayangnya, umat Islam selama ini masih belum selesai membuat sistem penyaringan dan seleksi sejarah Islam sebagaimana dalam dunia hadits.
    Sehingga bila kurang ahli dalam masalah sejrah, bisa saja seseorang terjebak untuk ikut-ikutan menjadi kepanjangan bibir para orientalis dalam mencoreng sejarah Islam, bahkan tidak sedikit yang terjebak ikut-ikutan mendikreditkan para shahabat yang mulia. Na’uzhu billahi tsumma na’uzdu billah.
    Nampaknya justru hal itulah yang terjadi sekarang. Di banyak pusat pengajaran dan pendidkan Islam terutama perguruan tinggi Islam, justru paling sering terjadi penghujatan atas diri para shahabat dan tuduhan zhalim ke dalam sejarah Islam. Rupanya cakar dan kuku para orientalis kali ini benar-benar menghujam sehingga banyak yang termakan dengan tipu daya mereka dan ditipu mentah-mentah.
    Sungguh hal yang sangat tragis, karena dengan mencaci maki para shahabat itu merekamerasa sudah menjadi ilmuwan, pakar dan kritikus. Padahal para orientalis bertepuk tangan, bahkan menabuh genderang, sehingga para ilmuwan muslim yang harus menari di bawah irama gendang mereka. Sungguh tragis memang.

  84. abu fadl said

    @bro markus
    Hasil riset menunjukkan bahwa cerita ttg Ibnu Saba yang dianggap PELOPOR MAZHAB SYIAH diawali oleh Saif At-Tamimi. Cerita ini disangsikan karena kredibilitas Saif At-Tamimi.

    Sementara ulama-ulama (Syiah & Sunni) yang meriwayatkan keberadaan Ibnu Saba diluar dari jalur Saif At-Tamimi, konteks ceritanya berbeda. (Bukan sebagai figur yang memelopori mazhab syiah. Tapi sebagai seorang ghulat, yang berlebih-lebihan, karena meng-klaim sebagai nabi dan Imam Ali sbg Tuhan.)

    Cerita mereka ttg Ibnu Saba ini dianggap fiktif, karena dianggap lemah riwayatnya (walaupun dari ulama Syiah). Tidak ada dalam kitab hadis-hadis Syiah yang utama, dan bahkan di kitabus sittah (hadis sunni) tidak ada disebutkan.

    Penjelasan lengkapnya anda bisa baca di sini (bhs inggris): http://al-islam.org/encyclopedia/

    Chapter 10: Abdullah Ibn Saba.

  85. Umar said

    @brother Markus,
    Pertama, ketika seseorang yg terkenal tidak jujur dan tidak dapat dipercaya, maka seluruh yg bersumber darinya pun tidak dapat dipercaya pula. Jadi apakah itu dinisbatkan bersumber dari Rasulullah SAW (hadits) ataupun riwayat yg lainnya seperti sejarah, dll. Kaidah itu rasanya berlaku umum, bahwa apa2 yg keluar dari seorang pembohong adalah layak utk diragukan.

    Kedua, tentang riwayat2 seputar Abdullah bin Saba, antum mengutip dari buku Lisanul Mizan karya Ibnu Hajar Al-Asqolani. Dalam buku tsb memang Ibn Hajar mengutip beberapa riwayat seputar Abdullah bin Saba ini. TAPI dalam buku yg sama pula Ibn Hajar memberikan konklusi: “Berita-berita tentang Abdullah bin Saba’ dalam sejarah memang terkenal, tetapi tidak satupun bernilai riwayat”.
    Ref.: Ibnu Hajar Al-Asqolani, dalam “Lisanul Mizan”, jilid 3, hal. 289.

    Begitu menurut yang saya tahu, bro markus.

  86. markus said

    bro : abu fadl

    yang di bahas disini adalah pembuktian Keberadaan tokoh Abdullah bin Saba. bukan konteks ceritanya.
    Terlalu panjang jika saya sebutkan keberadaan tokoh Abdullah bin Saba baik dari kitab-kitab syi’ah yang utama ( primer) maupun sekunder dan kitab-kitab sunni.

  87. Umar said

    @Bro markus, para penganut madzhab manapun (termasuk Syiah) tidak menafikan bahwa banyak yang baik2 dan sholeh sebagaimana Allah SWT dan Rasul-Nya mensinyalir dalam al-Quran dan Hadits. Kita melihat bagaimana mereka yang berjuang pada awal2 Islam, mereka yang hijrah ke Habasyah demi menyerbarkan Islam, para pejuang syahid di perang Badar, Uhud, dll. Toh semua itu juga disaksikan oleh Rasulullah SAW dan disholatkan hingga disemayamkan di tempat dimana mereka syahid. Perjuangan mereka berlanjut hingga pada perang2 sesudah itu.

    Disisi lain, kita mendapatkan sebagian dari sahabat Rasulullah saw yg dikecam. Lalu apakah kita akan mengeneralisir sahabat Nabi dengan semboyan: “Semua sahabat pasti baik”? Kalau jawabannya “iya” maka kita harus membuang sebagian dari ayat2 al-Quran. Bagaimana tidak, jika dalam al-Quran banyak ayat2 dng keras mengecam tindak-tanduk sebagian dari mereka dari pertama hingga Rasulullah SAW wafat dan bahkan mengancam sebagian dari mereka sepeninggal Rasulullah saw.

    Sebagai contoh ketika Rasulullah bersama sahabat-sahabatnya berziarah ke Uhud, beliau berkata: “Ya Allah aku bersaksi bahwa mereka adalah orang-orang yang baik”. Diantara sahabat yang hadir kala itu berkata: “Ya Rasulallah, akankah engkau bersaksi pula bagi kami-kami ini sekarang? Rasulallah menjawab “Tidak, karena aku tidak tahu apa yang akan kalian lakukan sepeninggalanku kelak”. Ini adalah sebagai bukti bahwa Rasulallah sendiri meragukan sebagian mereka apalagi sesudah turunnya “Ayat Inqilab” yang diantara kata-katanya ialah: Kalau sekiranya muhammad mati atau terbunuh, akankah kalian akan berbalik pada (Agama) nenek moyang kalian?”

    Dalam kitab Irsyad Al-Fuhul karya Syaukany Rasulallah SAW bersabda pada para sahabatnya: “Janganlah kalian kembali pada (Agama) kekafiran sepeninggalanku”. Yang jadi pertanyaan adalah: “Akankah Rasulullah bersabda demikian kalau keseluruhan sahabat sekitarnya adalah manusia-manusia yang Takwa dan mulia?

    Dalam Shohih Bukhary dan Muslim dari Sahal, Rasulullah SAW bersabda: “Di hari Kiamat kelak akan datang sekelompok orang yang mengenalku dan akupun mengenal mereka lalu (Allah) memisahkan aku dari mereka” dalam riwayat lain: “Rasulullah bersabda: “Ya Tuhanku, mereka adalah sahabat-sahabatku…! maka dijawab: “Engkau (wahai Muhammad) tidak tahu apa yang mereka perbuat setelah engkau wafat” dalam riwayat Abu Hurairah: “Engkau (wahai Muhammad) tidak tahu apa yang mereka perbuat setelah engkau wafat, mereka berpaling (murtad) dari ajaran (Agama) mu. Dalam riwayat Ibnu Abbas: “Sesungguhnya mereka (sahabat-sahabatmu) senantiasa berpaling dari ajaranmu dari saat engkau hidup hingga engkau wafat” dalam riwayat Ummu Salamah ra: “Mereka berubah (Agama) setelah (kepergian) mu” Nabi pun berkata: “Suhqan” (celakalah, celakalah).

    Jadi, jika yang melecehkan sebagian Sahabat adalah kitab2 Shohih2 itu sendiri seperti, Shohih Bukhary, Muslim, Musnad Ahmad, Ibnu Katsiir dalam Al-Fitan wa Al-Malahim juga Tabrany dan masih banyak yang lainnya, yang bersumber dari Rasulallah SAW maka statement yang mengatakan “Yang melecehkan sahabat itu harus di hukum Murtad, Kafir, Zindiq serta gelar kemuliaan lainnya”, maka supaya fair maka seharusnya sandangkan juga “Lencana” tersebut pada mereka yang meriwayatkan Hadist-hadist tersebut dan turut andil dalam membukukannya. Itu namanya baru “Fair”.

  88. oephy said

    Ass wr wb:

    Saya hanya sedikt sekali tau tentang sejarah wafatnya nabi Muhammad saw, tetapi setelah membaca sedikit apa yang di tulis diatas, terasa ada yang “SIMPANG SIUR”. Disatu pihak (tulisan 1bgn akhir) bilang, SETELAH Rasullah meninggal, ternyata Abubakar SEDANG berada di suatu tempat. ini berarti……. Abubakar TIDAK SEDANG bersama Rasullah di saat2 akhir itu.
    Di tulisan lain (pa Haji) mengatakan bahwa Abubakar & Umar MENCEGAH Rasullah untuk menulis wasiat, bahkan sampai berdebat sesama sahabat yang akhirnya diusir oleh Beliau……Ini berarti kedua sahabat itu SEDANG BERADA bersama rarusullah di saat2 akhir Beliau……

    Bingung……….., ada yang bisa meluruskan cerita ini……….????
    .

  89. oephy said

    Ralat……… tulisan Rasullah yang dimaksud adalah…… RASULULLAH.

    thank’s

  90. abu fadl said

    @markus
    artikel yang anda sebut, linknya ada disini:
    http://www.eramuslim.com/usm/dll/44f41a05.htm

    Saya tidak sepakat dalam poin-poin sbb:
    1. Pengkultusan sahabat. Tidak bisa pukul rata bahwa seluruh sahabat adalah benar, walaupun mereka memeluk Islam pada jaman rasulullah saww. Apakah difinisi sahabat? Orang-orang yang masuk Islam saat kehidupan rasulullah? Bukankah Quran banyak mengecam orang yang masuk Islam pada jaman beliau tapi tidak konsisten pendiriannya ?

    2. Peperangan yang terjadi antar kaum muslimin setelah jaman nabi, yang melibatkan para sahabat, adalah kenyataan sejarah. Tentunya ada pihak yang benar dan salah dalam peperangan tsb. Silakan simak lagi sejarah yang ada dan ambil pelajaran dari kejadian sejarah tsb.

    2. Mengkritik pelaku sejarah adalah hal wajar, karena itu untuk membedakan mana pihak yang benar dan yang salah. Belum tentu pengkritik pelaku sejarah adalah orientalis yang ingin memecah-belah persatuan Islam. Bisa jadi pelarangan pengritikan kepada pelaku sejarah karena ditakutkan akan mengkritik pelaku jaman sekarang yang karakteristiknya mirip dengan pelaku sejarah yang salah pada masa lalu.

    Perlu dipahami disini bahwa sejarah Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang penting dalam memahami kebenaran ajaran Islam.

  91. yarghi pallawa said

    buat bro markus
    saya setuju uraian anda mengenai sejarah islam VS orientalis salut buat anda dan itu saya pake dalam menelaah sejarah islam

    buat alkafi
    iya gw juga setujulah mengenai mut’ah asik bener kan bro…gw bisa melacur pake legitimasi agama yang penting ada kontrak dan ada duit buat ngontrak dan tidak lupa masih ada “keperkasaan” semuanya sah di hukum syiah hehe…ironis ya islam mengangkat derajat wanita tapi hukum syiah ko malah melecehkan wanita

    buat abu fadi
    aku belum membuat kesimpulan loh itu opinion based on analogy makanya itu aku minta second opinion argumentasi dari yang tidak setuju pendapatku bukannya pake “strategi”berlindung dengan nyuruh baca ulang literatur… justru mas umar yang telah mengambil kesimpulan tentang sejarah itu sendiri dari literatur yang sifatnya subyektif dan tendensius seperti yang markus tulis

    buat ahmadin
    kenapa anda berdoa pada tuhan yang telah berbuat salah? masa memohon pada yang bersalah he he he

  92. yarghi pallawa said

    buat abu fadi
    saya setuju pendapat anda mengenai muawiyyah itu licik, ia merupakan personifikasi dari tipikal politisi ulung tapi khawarij tidak terbentuk karena manuver politik muawiyyah, khawarij muncul karena ketidakpuasan dari syiah ali sendiri karena fanatisme mereka dengan semangat menjalankan agama yang semurni-murninya sehingga melahirkan tindakan ekstrim dengan membunuh imam ali.

  93. yarghi pallawa said

    ngomong ngomong pa haji abdullah kemana ya?
    saya ingin diskusi dengan beliau terutama tentang pemilu,,
    pa haji bener gitu di islam menganut pemilu dan demokrasi ?
    coba belajar sedikit deh mengenai ilmu tata negara trus konversikan dengan konsep islam

  94. abu fadl said

    @oephy
    Sepertinya sudah jelas. Tragedi hari Kamis dimana Rasulullah dicegah menulis wasiat adalah saat Rasulullah MASIH HIDUP (saat-saat terakhir), sementara kejadian Saqifah (pengangkatan Abu Bakar sbg khalifah) terjadi SETELAH MENINGGALNYA Rasulullah.

    @yarghi
    Memang ada pihak orientalis yang menulis ulang sejarah Islam dan malah mendiskreditkan ajaran Islam. Misalnya merendahkan kenabian Muhammad saww, kesucian Al-Quran dll. Tapi juga tidak bisa men-generalisasi bahwa yang mempelajari sejarah Islam dan menyimpulkan bahwa tidak semua sahabat nabi itu di pihak yang benar adalah usaha memecah-belah Islam (seperti pada tulisan di artikel yg dikutip markus). Sekali lagi ditekankan bahwa sejarah Islam adalah pengetahuan yang sangat penting dalam memahami nilai-nilai ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Quran.

    Tentang khawarij, ada catatan sejarah yang menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok sempalan hasil kelicikan manuver politik Muawiyah, yang dilakukan lewat provokasi Asy’at bin Qais. Penjelasannya ada di artikel ini: http://www.icc-jakarta.com/id/index.php?option=com_content&task=view&id=326&Itemid=37

  95. abu fadl said

    @bro markus
    Mungkin Abdullan bin Saba pernah ada, walaupun kualitas riwayatnya sangat lemah. Tapi perlu ditekankan disini bahwa Ibnu Saba bukanlah figur penting dalam sejarah Islam dan klaim yang menyebutkan Ibnu Saba sbg PELOPOR MAZHAB SYIAH adalah SALAH.

  96. Willy said

    yarghi
    anda muslim sekuler ya, terlihat dari sistematika gaya berfikirmu yang cukup logis dan obyektif terlepas dari fanatisme agama

  97. markus said

    Bro Umar :
    Keberadaan Abdullah bin Saba, antara lain juga bisa dilihat dari sumber syi’ah ;
    AL-Qusysyi – tokoh ulama Syi’ah yang menghususkan diri dalam Ar Rijaal (peneliti orang-orang yang meriwayatkan hadist-2 Syi’ah).
    An naubakhti, tokoh yang menghususkan diri dalam sekte-sekte Syi’ah dan tokoh sejarawan syi’ah dalam Ar raudhatush shafaa. padahal tiga kitab itu ditulis oleh tokoh-tokoh ulama besar syo’ah, semuanya itu berdasarkan tahkik 9penelitian) mereka sendiri, agar mereka tidak ragu-2 dan bertanya lagi tentang siapa yang menjadi peneliti dan tahkiknya.

    apalah artinya diri kami jika dibandingkan dengan Imam Ali bin Abi thalib R.a yang telah disucikan dan dianggap ma’shum dari dusta dan bohong itu, tapi Beliau sendiri mengatakan :” kalian jangan menganggap semua kata-kataku benar adanya atau semua keputusanku itu adil bijaksana, tidak, karena aku sendiri tidak bersih dari perbuatan salah” (Al kaafi Fil ushull, dikutip dari “A’yaanusy syi’ah”. juz 1, halaman 136) kalau perbuatan salah dinafikan bagi imamah dan khilafah, maka ternyata tulisan ini dikutip dari tokoh-tokoh ulama syi’ah dan tertulis dalam kitab yang disucikan oleh syi’ah, apa artinya semua ini ??????????

  98. markus said

    Bro : Yarghi Pallawa

    coba anda amati lebih jeli tentang do’anya sdr Ahmadin, disitu dia memancing/menyindir, dengan menyalahkan ketentuan ALLAH.
    itu yang saya tangkap.

  99. Umar said

    Bro Markus,
    Semua riwayat baik itu bersumber dari ahl Sunnah ataupun Syiah, itu harus tetap dikaji/dikritisi. Tidak mesti segala sesuatu yg keluar dari ulama (baik ahl Sunnah ataupun Syiah) itu berarti mencerminkan pendapat madzhab (mayoritas ulama yg representatif). Karena semua riwayat itu harus dikaji dalam banyak aspek, seperti kesesuaiannya dng Alquran, ilmu rijal, riwayat2 lainnya, dll.

    Kembali kepada riwayat tentang Abdullah bin Saba ini, sebagian besar ulama baik dari ahl Sunnah ataupun Syiah menyatakan bahwa riwayat tsb tidak dapat dipercaya. Kalaupun ada yg mengatakan bahwa orang tsb memang ada, ia nggak ada hubungannya dng ajaran madzhab syiah.

    Bro markus, kemudian antum mengutip riwayat yg menafikan klaim kesucian Imam ali dari dosa. Sekali lagi, apalah artinya riwayat tsb (kalau memang benar adanya, karena saya tidak punya referensi tsb) jika ia bertentangan dng ayat al-Quran dan banyak sekali hadits yg sangat mutawatir?

    Begitulah seharusnya kita menyikapi sebuah riwayat. Tidak peduli apakah itu dari Kulayni, alMajlisi, Bukhari, Muslim, dll kalau ia bertentangan dng al-Quran ya buanglah jauh2 riwayat tsb karena pasti salah.

    Saya ambil contoh misalnya riwayat2 di Bukhari/Muslim yg bertentangan dng alQuran, seperti adanya tahrif al-Quran, Nab saw diriwayatkan seperti seorang maniak, nabi SAW kurang punya malu dibanding khalifah utsman, dll.

    Walhasil, seharusnya kita lebih cermat dalam menilai suatu riwayat apakah itu dari ahl Sunnah ataupun dari Syiah.

    Wallahu a’lam.

  100. Umar juga said

    @ Umar :
    Jika anda tidak bisa/dapat meyakinkan dia, maka buat saja dia bingung.

    Anda kok jadi gak karuan gitu (saya amati sejak awal tulisan dan pembelaan anda).

    ketika anda menyanggah tulisan sdr S. Alaydrus dan menyanjung Disertasi dr umar asegaf
    antara lain anda mengatakan yang mengirim dr umar asegaf akhirnya kecewa, pertanyaannya :
    – darimana anda tahu yang mengirim kecewa
    – apa motif anda bahwa yang mengirim dr umar asegaf kecewa.

    yang terakhir ketika anda mencoba menjawab sdr markus, nampak sekali anda tendensius, dan berdusta, pura-2 tidak tahu atau memang anda tidak tahu ??????

  101. markus said

    Bro umar
    – menurut anda apasih ukurannya mayoritas (jumhur) ulama ?
    – bagaimana anda menilai hadist dalam kaitannya dengan situasi pada saat hadist itu terucap oleh Rasulullah, sebagai contoh :
    * suatu saat Rasulullah ditanya “ibadah apa yang paling utama, beliau menjawab shalat’ dikala lain beliau SAW ditanya oleh sahabat yang lain dengan pertanyaan yang sama, lalu beliau menjawab ” menghormati ibumu” disini nampak tidak konsisten baik dari ucapan beliau SAW maupun dari Al Qur’an
    * suatu saat beliau bersabda ‘siapa yang tidak mengikuti Ali sebagai pemimpin, maka neraka tempatnya…………………….
    tolong anda sampaikan konteks hadist dimaksud menurut anda…….
    cukup dulu yaa, saya mau hadir mawlid Rasulullah nih di Darul aitam Tanah Abang, terus ke Al Hawi (condet), hari minggunya di Luar Batang. mau ikut ? (gak ada diskusi/debat koq)

  102. nuryadi asgor said

    untuk markus,
    salut atas argumennya, yang jelas referensinya dan tajam analisanya.
    maaf sekalian tanya,kata sunni salafi mawlid nabi tidak boleh karena khawatir masuk pada hadits-hadits ttg bid’ah,
    anda pasti tahu dalil2nya dan analisanya.

  103. Umar said

    @bang “Umar juga”,
    kita ini kan sedang diskusi, sama sekali tidak ada maksud dari saya untuk memaksakan pendapat saya apalagi membingungkan teman diskusi. Jadi tips barat “If you can’t convince him, than confuse him” sangat jauh dari niat saya berdiskusi. Untuk apa membuat bingung orang, ntar saya sendiri yg malah jadi bingung? Mudah2an antum tidak berat untuk bersangka baik kepada saya.

    Saya kurang mengerti bagian mana yg menurut antum nggak karuan tsb. Namun demikian, apabila antum mendeteksi kebingungan saya, maka itu mungkin ada benarnya. Diantaranya karena saya harus mengulang2 beberapa penjelasan yg pernah saya tulis sebelumnya.

    Akhi “Umar juga”, ketika mengomentari akhina S.Alaydrus sebenarnya yg saya lakukan adalah memberikan pembanding referensi saja. Akhina s alaydrus memberikan referensi buku karya Novel Alaydrus tentang Thariqah Alawiyyah, maka saya memberikan alternatif referensi lain karya Dr.Umar Ibrahim. Kupasan singkat megenai buku tsb saya cuma copy paste dari deskripsi singkat mengenai buku “Thariqah Alawiyyah” tsb dari situs toko buku online Equator.com. Jadi yg antum bilang sebagai sanjungan itu sebenernya itu copy paste saja deskrpsi singkat buku di equator. Kemudian mengenai kutipan bbrp pendapat sejarah ttg madzhab yg dianut oleh leluhur alawiyyin di Yaman, itu juga sekedar memberikan “wacana lain” disamping pendapat/riwayat yg sudah disebutkan oleh akhi S Alaydrus dalam bukunya Novel Alaydrus. Disamping itu perlu kita ketahui juga bahwa yg namanya Alawiyyin itu bukan hanya yg ada di hadhramaut saja, tapi juga tersebar dimana2, jadi perlu dipikir juga apakah dapat mengklaim thariqah tsb berdasarkan sebagian alawiyyin yg ada di hadramaut. Dan memang dalam sejarahnya, akhlaq leluhur alawiyyin tsb tidak pernah suka mencela golongan lain.
    Adapun tentang tulisan saya yg mengatakan kekecewaan pengirim Dr Umar Assegaf itu, walau saya mendapatkan infonya dari sumber yg dapat saya percaya, tapi saya akui bahwa sangat mungkin terdapat unsur subyektifitasnya juga. Dan hampir tidak ada manfaatnya saya tulis info itu disini. Dan untuk itu saya mohon maaf yg sebesar2nya, dan terima kasih buat Antum karena mengingatkan saya. Semoga Rahmat Allah selalu tercurah buat Antum dan keluarga.

    Tentang Abdullah bin Saba. Saya coba ringkas sekali lagi ya beberapa poin yg sebenarnya sudah saya singgung pada beberapa komen saya sebelumnya.
    1. Mengenai keberadaan tokoh yg satu ini, ada perbedaan pendapat diantara para ahli dan ulama apakah orang ini pernah ada atau tidak dalam sejarah. Terdapat bbrp riwayat baik dari kalangan ahl Sunnah ataupun Syiah (seperti yg sempat dikutip oleh bbrp diantaranya akhina markus) yg menjelaskan mengenai keberadaan Abdullah bin Saba’ ini. Riwayat yg mengatakan keberadaan abdullah bin saba’ ini menyatakan bahwa ia adalah tokoh yg sesat dan menyimpang. Dari jalur ahl Sunnah misalnya diriwayatkan seperti tertulis dalam buku “Aisyah wa as-siyasah” karya Said al-Afghani bahwa pemberontakan thd khalifah Utsman disebabkan oleh satu orang yg berkeliling ke daerah2 Islam untuk menghasut dan menjelek2kan khalifah. Penghasut tsb bernama Abdullah bin Saba’. Diantara korban abdullah bin Saba’ menurutnya adalah sahabat terkenal Abu Dzar al-Ghifari. Riwayat ini juga dikutip oleh Fuad Amin dalam buku “Fajr al-Islam”. Riwayat2 tsb bertentangan dng kitab2 sejarah terdahulu seperti karya Thabari, Ibn Atsir, Ibn Katsir, dll. Beberapa riwayat syiah menyatakan bahwa Imam Ali memerintahkan hukuman mati terhadap Abdullah bin Saba karena ia telah murtad dan keluar dari Agama Islam.

    2. Mengenai apakah Abdullah bin Saba adalah pendiri madzhab Syiah. Riwayat ini bersumber tunggal dari Saif at-Tamimi yg diragukan integritasnya baik oleh ulama Ahl Sunnah ataupun Syiah. Beberapa tokoh ulama ahl Sunnah yg menyebutkan kelemahan riwayat Saif at-Tamimi sudah saya kutip pada tulisan sebelumnya, jadi sila rujuk lagi kesana. Bahkan Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan dalam “Lisanul Mizan” bahwa berita ini memang terkenal tapi tidak satupun yg bernilai sebagai riwayat.
    Namun demikian walaupun saif at-Tamimi ini telah dinilai sebagai orang yg tidak dapat dipercaya, namun masih ada saja ulama yg mengambil ucapan Saif at-Tamimi tsb sbg hujjah dng alasan bahwa ini adalah masalah sejarah bukan hadits, shg riwayat ini tetap mereka pertahankan.

    Terlepas dari semua itu, anggaplah bahwa Abdullah bin Saba’ini memang pernah ada, namun menurut Syiah ia adalah seseorang yg sesat dan menyimpang.

    Tentang pernyataan antum mengenai saya dalam diskusi saya dng akhina markus, saya hanya mencoba menjawab/komentar berdasar apa yg saya tahu saja. Tendensinya adalah untuk diskusi dan tukar ilmu. Jadi bukan berdusta/pura2 tidak tahu, tapi ya itulah yg saya tahu. Siapa tahu ada manfaatnya baik bagi saya sendiri atau yg membacanya. Paling tidak, kalau saya salah ada yg bisa meluruskannya. Itu harapan saya, Bang “umar juga”.

    Dalam berdiskusi saya selalu berdoa: Allahummaj `alnaa minal ladziina yastami`uunal qoula fayattabi`uuna ahsanah (Ya Allah, jadikanlah kami tergolong orang yg mendengarkan pendapat2 kemudian mengikuti pendapat yg lebih baik diantaranya)

    @Bro markus,
    – Semakin banyak riwayat yg kuat dari sumber2 tepercaya mengenai sesuatu peristiwa, maka riwayat/peristiwa tsb akan semakin kuat dan bernilai.
    – Setiap riwayat perlu diperiksa konteksnya pada saat disampaikan. Apalagi kalau berkenaan dng riwayat2 yg bertentangan, maka perlu dikaji kebenarannya dan maksudnya karena Rasulullah SAW mustahil tidak konsisten karena tidaklah sesuatu yg keluar dari beliau SAW melainkan Wahyu semata.

    Wah, sayang sekali saya nggak di Jakarta bro. Kalau saya di Jakarta, saya sangat ingin untuk hadir ke sana. Saya hanya mengikuti bbrp acara maulid disini aja yg diselenggarakan oleh bbrp pihak baik organisasi (spt Rabitha Alawiyyah) ataupun perorangan2. Saya sangat senang dng majlis2 seperti itu, terutama pada momen2 seperti sewaktu “Berdiri” sering tidak bisa menahan air mata saya untuk berlinang.
    Marhaban, Marhaban, ya Nur al-‘Aini… (Selamat Datang, Selamat Datang, Wahai Pelita Mata)
    Marhaban, Marhaban, Jadd al-Husaini… (Selamat Datang, Selamat Datang, Wahai Kakek al-Husain)

    Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad wa ashabihi al-muntajabin.

  104. markus said

    Bro ; Nuryadi Asghor

    Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW

    Mereka yang sekarang ini banyak merayakan maulid nabi SAW seringkali mengemukakan dalil. Di antaranya:

    1. Mereka berargumentasi dengan apa yang ditulis oleh Imam As-Suyuti di dalam kitab beliau, Hawi li al-Fatawa Syaikhul Islam tentang maulid serta Ibn Hajar Al-Asqalani ketika ditanya mengenai perbuatan menyambut kelahiran nabi SAW. Beliau telah memberi jawaban secara bertulis:

    Adapun perbuatan menyambut maulid merupakan bid’ah yang tidak pernah diriwayatkan oleh para salafush-shaleh pada 300 tahun pertama selepas hijrah. Namun perayaan itu penuh dengan kebaikan dan perkara-perkara yang terpuji, meski tidak jarang dicacat oleh perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya.

    Jika sambutan maulid itu terpelihara dari perkara-perkara yang melanggar syari’ah, maka tergolong dalam perbuatan bid’ah hasanah. Akan tetapi jika sambutan tersebut terselip perkara-perkara yang melanggar syari’ah, maka tidak tergolong di dalam bida’ah hasanah.

    2. Selain pendapat di atas, mereka juga berargumentasi dengan dalil hadits yang menceritakan bahwa siksaan Abu Lahab di neraka setiap hari Senin diringankan. Hal itu karena Abu Lahab ikut bergembira ketika mendengar kelahiran keponakannya, Nabi Muhammad SAW. Meski dia sediri tidak pernah mau mengakuinya sebagai Nabi. Bahkan ekspresi kegembiraannya diimplementasikan dengan cara membebaskan budaknya, Tsuwaibah, yang saat itu memberi kabar kelahiran Nabi SAW.

    Perkara ini dinyatakan dalam sahih Bukhari dalam kitab Nikah. Bahkan Ibnu Katsir juga membicarakannya dalam kitabnya Siratunnabi jilid 1halaman 124.

    Syamsuddin Muhammad bin Nasiruddin Ad-Dimasyqi menulis dalam kitabnya Mawrid as-sadi fi Mawlid al-Hadi : “Jika seorang kafir yang memang dijanjikan tempatnya di neraka dan kekal di dalamnya” (surat Al-Lahab ayat 111) diringankan siksa kuburnya tiap Senin, apalagi dengan hamba Allah yang seluruh hidupnya bergembira dan bersyukur dengan kehadiran Ahmad dan meninggal dengan menyebut “Ahad”?

    3. Hujjah lainnya yang juga diajukan oleh para pendukung maulid Nabi SAW adalah apa yang mereka katakan sebagai pujian dari Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani.

    Menurut mereka, Ibnu Hajar telah menulis di dalam kitabnya, ‘Al-Durar al-Kamina fi ‘ayn al-Mi’at al-thamina’ bahwa Ibnu Kathir telah menulis sebuah kitab yang bertajuk maulid Nabi di penghujung hidupnya, “Malam kelahiran NabiSAW merupakan malam yang mulia, utama, dan malam yang diberkahi, malam yang suci, malam yang menggembirakan bagi kaum mukmin, malam yang bercahaya-cahaya, terang benderang dan bersinar-sinar dan malam yang tidak ternilai.”

    4. Para pendukung maulid nabi SAW juga melandaskan pendapat mereka di atas hadits bahwa motivasi Rasulullah SAW berpuasa hari Senin karena itu adalah hari kelahirannya. Selain karena hari itu merupakan hari dinaikkannya laporan amal manusia.

    Abu Qatadah Al-Ansari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ketika ditanya mengapa beliau berpuasa pada hari Senin, menjawab, “Itulah hari aku dilahirkan dan itulah juga hari aku diangkat menjadi Rasul.”

    Hadits ini bisa kita dapat di dalam Sahih Muslim, kitab as-siyam (puasa)

    Pendapat yang Menentang

    Namun argumentasi ini dianggap belum bisa dijadikan landasan dasar pensyariatan seremoni maulid nabi SAW.

    Misalnya cerita tentang diringankannya siksa Abu Lahab itu, mereka mengatakan bahwa Abu Lahab yang diringankan siksanya itu pun hanya sekali saja bergembiranya, yaitu saat kelahiran. Dia tidak setiap tahun merayakan kelahiran nabi dengan berbagai ragam seremoni. Kalau pun kegembiraan Abu Lahab itu melahirkan keringanan siksanya di neraka tiap hari Senin, bukan berarti orang yang tiap tahun merayakan lahirnya nabi SAW akan mendapatkan keringanan siksa.

    Demikian juga dengan pujian dari Ibnu Katsir, sama sekali tidak bisa dijadiakan landasan perintah untuk melakukan sermonial khusus di hari itu. Sebab Ibnu Katsir hanya memuji malam hari di mana Nabi SAW lahir, namun tidak sampai memerintahkan penyelenggaraan seremonial.

    Demikian juga dengan alasan bahwa Rasulullah SAW berpuasa di hari Senin, karena hari itu merupakan hari kelahirannya. Hujjah ini tidak bisa dipakai, karena yang saat dilakukan bukan berpuasa, tapi melakukan berbagai macam aktifitas setahun sekali. Kalau pun mau berittiba’ pada hadits itu, seharusnya umat Islam memperbanyak puasa sunnah hari Senin, bukan menyelenggarakan seremoni maulid setahun sekali.

    Bahkan mereka yang menentang perayaan maulid nabi ini mengaitkannya dengan kebiasaan dari agama sebelum Islam. Di mana umat Yahudi, Nasrani dan agama syirik lainnya punya kebiasaan ini. Buat kalangan mereka, kebiasaan agama lain itu haram hukumnya untuk diikuti. Sebaliknya harus dijauhi. Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkannya atau mencontohkannya.

    Dahulu para penguasa Mesir dan orang-orang Yunani mengadakan perayaan untuk tuhan-tuhan mereka. Lalu perayaan-perayaan ini di warisi oleh orang-orang Kristen, di antara perayaan-perayaan yang penting bagi mereka adalah perayaan hari kelahiran Isa al-Masih, mereka menjadikannya hari raya dan hari libur serta bersenang-senang. Mereka menyalakan lilin-lilin, membuat makanan-makanan khusus serta mengadakan hal-hal yang diharamkan.

    Dan akhirnya, para penentang maulid mengatakan bahwa semua bentuk perayaan maulid nabi yang ada sekarang ini adalah bid’ah yang sesat. Sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk menyelenggarakannya atau ikut mensukseskannya.

    Jawaban dari Pendukung Maulid

    Tentu saja para pendukung maulid nabi SAW tidak rela begitu saja dituduh sebagai pelaku bid’ah. Sebab dalam pandanga mereka, yang namanya bid’ah itu hanya terbatas pada ibadah mahdhah (formal) saja, bukan dalam masalah sosial kemasyarakatan atau masalah muamalah.

    Adapun seremonial maulid itu oleh para pendukungnya diletakkan di luar ritual ibadah formal. Sehingga tdak bisa diukur dengan ukuran bid’ah. Kedudukannya sama dengan seorang yang menulis buku tentang kisah nabi SAW. Padahal di masa Rasulullah SAW, tidak ada perintah atau anjuran untuk membukukan sejarah kehidupan beliau. Bahkan hingga masa salah berikutnya, belum pernah ada buku yang khusus ditulis tentang kehidupan beliau.

    Lalu kalau sekarang ini umat Islam memiliki koleksi buku sirah nabawiyah, apakah hal itu mau dikatakan sebaga bid’ah? Tentu tidak, karena buku itu hanyalah sarana, bukan bagian dari ritual ibadah. Dankeberadaan buku-buku itu justru akan membuat umat Islam semakin mengenal sosok beliau. Bahkan seharusnya umat Islam lebih banyak lagi menulis dan mengkaji buku-buku itu.

    Dalam logika berpikir pendukung maulid, kira-kira seremonial maulid itu didudukkan pada posisi seperti buku. Bedanya, sejarah nabi SAW tidak ditulis, melainkan dibacakan, dipelajari, bahkan disampaikan dalam bentuk seni syair tingkat tinggi. Sehingga bukan melulu untuk konsumsi otak, tetapi juga menjadi konsumsi hati dan batin. Karena kisah nabi disampaikan dalam bentuk syair yang indah.

    Dan semua itu bukan termasuk wilayah ibadah formal (mahdhah) melainkan bidang muamalah. Di mana hukum yang berlaku bahwa segala sesuatu asalnya boleh, kecuali bila ada dalil yang secara langsung melarangnya secara eksplisit.

    Kesimpulan

    Sebagai bagian dari umat Islam, barangkali kita ada di salah satu pihak dari dua pendapat yang berbeda. Kalau pun kita mendukung salah satunya, tentu saja bukan pada tempatnya untuk menjadikan perbedaan pandangan ini sebagai bahan baku saling menjelekkan, saling tuding, saling caci dan saling menghujat.

    Perbedaan pandangan tentang hukum merayakan maulid nabi SAW, suka atau tidak suka, memang telah kita warisi dari zaman dulu. Para pendahulu kita sudah berbeda pendapat sejak masa yang panjang. Sehingga bukan masanya lagi buat kita untuk meninggalkan banyak kewajiban hanya lantaran masih saja meributkan peninggalan perbedaan pendapat di masa lalu.

    Sementara di masa sekarang ini, sebagai umat Islam, kita justru sedang berada di depat mulut harimau sekaligus buaya. Kita sedang menjadi sasaran kebuasan binatang pemakan bangkai. Bukanlah waktu yang tepat bila kita saling bertarung dengan sesamasaudara kitasendiri, hanya lantaran masalah ini.

    Sebaliknya, kita justru harus saling membela, menguatkan, membantu dan mengisi kekurangan masing-masing. Perbedaan pandangan sudah pasti ada dan tidak akan pernah ada habisnya. Kalau kita terjebak untuk terus bertikai, maka para pemangsa itu akan semakin gembira.

    Jika pengkultusan Rasulullah SAW dengan Maulid dikhawatirkan akan seperti ummat nasrani yang akhirnya menuhankan nabi Isa As, Tokh sampai saat ini belum pernah ada yang sampai menyembah Rasulullah SAW bahkan mohon do’a kepada beliau.

    Jadi Maulid Nabi SAW, adalah salah satu bentuk/cara mengekspresikan kecintaan kepada beliau dan yang lebih penting MENSYUKURI NI’MAT YANG DIBERIKAN KEPADA ALLAH SWT DENGAN MENGUTUS RASULULLAH SAW SEBAGAI RAHMATAN LIL ALAMIN, DAN YANG DAPAT MEMBERIKAN SYAFA’AT DIHARI KIAMAT NANTI

    DALAM AL-QUR’AN JUGA DICERITAKAN RIWAYAT HIDUP NABI-NABI, AGAR MENJADI TAULADAN DAN PELAJARAN BAGI KITA SEMUA.

    Wallahu a’lam bishshawab.

  105. oephy said

    Buat : abu fadl

    Thanks anda telah mau menjawab ,… tapi apakah setelah hari kamis (jumat – senin) tidak ada lagi catatan sejarah lain mengenai beliau…?

  106. abu fadl said

    @oephy
    Disebut tragedi hari kamis karena kejadiannya terjadi pada hari kamis. Sejarah hanya membahas peristiwa-peristiwa penting, tidak hari per hari seperti catatan jurnal.

  107. nuryadi asgor said

    syukron atas jawaban dari markus,tambah masukan bagi saya pribadi terkhusus dan umumnya bagi setiap muslim.
    maaf nanya masalah pribadi nih,nama antum beneran markus ya??kenal sama yang lain seperti joseph yg suka ada di blog ini??mungkin anda pemerhati kristologi ya??

  108. Umar said

    Sedikit menambahkan apa yg telah dijelaskan oleh akhiina Markus.

    Saya kira semua juga sependapat kalau yg namanya bid’ah itu terlarang. Perbedaan pandangan lalu muncul dalam hal :
    – mendefinisikan apa itu bid’ah, atau
    – perbedaan pengambilan dan / atau penafsiran dalil

    Ibnu Hajar berkata: “Dan yang dimaksud sabda nabi “Setiap bid’ah itu adalah sesat”, yaitu sesuatu yang diada-adakan, sedangkan dia tidak mempunyai dalil syar’i, baik dalil khusus maupun umum.” [Fathul Bari > 13/253].

    Jadi bid’ah didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diada-adakan dalam arti tidak ada dasar dalilnya baik yg umum ataupun khusus. Jadi semestinya, segala hal yang memiliki dasar hukum baik yg bersifat UMUM ataupun KHUSUS seharusnya tidak digolongkan sebagai BID’AH.

    Tinggal sekarang bagaiam menerapkan kaidah tsb secara konsisten saja. Seperti misalnya bahwa pengumpulan mushaf al-quran adalah sesuatu yg tidak ada pada zaman nabi, tapi dilakukan. Semua sepakat bahwa ia bukan bid’ah karena berdasarkan pada dalil UMUM tentang kewajiban menjaga Al-Quran dan keterjagaan Al-Quran. Dan tidak ada dalil lain baik Umum ataupun Khusus yg bertentangan dngnya.

    Mestinya cara/metodologi yg sama juga diberlakukan untuk kasus2 seperti tahlil, maulid, do’a2, dll yg oleh sebagian kalangan dihukumi sebagai bid’ah. Mengapa tahlil dianggap sebagai bid’ah, sedangkan ia sejalan dengan dalil UMUM baik Al-Quran/Hadits ?
    Mengapa maulid di bid’ah kan, padahal sejalan dengan perintah UMUM dalam al-quran untuk mawaddah kepada Rasulullah SAW dan keluarganya, mempelajari sejarahnya, sholawat & salam kepadanya saw, dsb? Mengapa do’a2 tidak boleh dibuat (selain yg persis ada di al-quran/hadits) padahal ia sejalan dengan perintah UMUM untuk berdoa/meminta apa saja kepada Allah? Asalkan tentunya tidak bertentangan dng dalil yg lain baik UMUM ataupun KHUSUS.

    Jadi sepertinya metodologi yg digunakan harusnya konsisten dng aturan dan definisi yg disepakati bersama bahwa Bidah adalah sesuatu yg diada2kan sedangkan dia tidak punya dalil baik umum ataupun khusus.

    Itu sedikit tambahan sekilas dari saya. Wallahu a’lam.

  109. markus said

    Bro : Nuryadi Asgor

    mohon maaf, ana rasa tak penting siapa saya termasuk nama apakah asli atau samaran, nama saya mungkin kebetulan sama dengan yang anda maksud di jawaban.com (?), memang namanya markus juga tapi saya merasa tidak selevel dengan dia dalam berargumentasi/diskusi terutama pendekatan logika-nya yang menurut saya memang bagus.
    coba anda perhatikan gaya bahasanya, bedakan ?, dia pandai menjebak/perangkap sedangkan saya kan nggak.

  110. nuryadi asgor said

    syukron.

  111. moulana said

    salam.
    saya dulunya pengikut sunni dan saya tidak pernah mengetahui adanya syi’ah & ahlul bait. akhirnya saya tau & sadar akan tentang sunni yg banyak kejanggalan, walau pengetahuan saya tentang syi’ah belum seberapa tapi saya bersyukur allah memberikan syi’ah kepada saya.air mata saya berderai setelah mengetahui sejarah dr mulai pembantaian imam husain hingga perebutan kekuasaan oleh sahabt yg dibangga-banggakan oleh sunni yg sebelumnya pengetahuan itu tdk pernah saya dapat dr mazhab sunni.terasa aneh knapa org2 sunni yg mengkalim dirinya islam sebenarnya sering menjelekkan org syi”ah!?.tapi saya maklum dan sabar karna saya juga baca kalo syi’ah akan terus dihina hingga akhir zaman, tapi dibalik smua itu kecintaan saya terhadap syi’ah dan ahlul bait makin bertambah. bahkan ada satu hadist nabi yg mengatakan ” barang siapa yg tidak mengikuti aku dan ahlul baitku, maka ia ibarat bahtera nuh yg tertinggal kapalnya”. allahumma salli ala muhammad wa ali muhammad!!!!!!!!
    wasalam

  112. oephy said

    abu fadl

    Syukraan,…… justru ini yang saya ingin cari tau, soalnya “tidak mungkin” beliau tidak “sadarkan diri” setelah hari kamis itu sampai hari senin saat beliau wafat. Berarti selama 4 hari beliau tidak berbicara sama sekali..??

    thanks

  113. abu fadl said

    @oephy
    Afwan. Logikanya sih, tidak mungkin beliau saww tidak berbicara. Pembicaraannya tentunya kepada pihak keluarga dekatnya, karena kondisi kesehatan beliau saww yang tidak memungkinkan untuk bicara di depan publik. Saya belum menemukan catatan sejarah (riwayat hadis) pada rentang waktu ini. Mungkin ikhwan yang lain disini punya informasinya ?

  114. Putri said

    Keberadaan tokoh Abdullah bin Saba, nampaknya periwayatannya bukan hanya dari jalur saif attamimi. pihak sunni berpendapat/sepakat bahwa Abdullah bin Saba adalah tokoh bedebah, licik, pembohong, tukang fitnah dll. sementara fihak syi’ah menganggap tokoh ini tidak ada kaitannya dengan Syi’ah (pelopor mazhab syi’ah)… it’s ok
    namun pertanyaannya Kenapa pihak Syi’ah kontemporer berupaya keras menghilangkan tokoh Abdullah bin Saba dari sejarah (dianggap tokoh fiktif)…buat apa ? toh gak ada kaitannya dengan syi’ah kan ?

    Bagaimana mas Markus, mas Yarghi, mas Nuryadi Asghor ?

  115. habsyi said

    Mungkinkah Syi’ah saat ini sedang menjalankan siasat HOLLOCAUST ? mencari simpati ? menyebarkan issue pemecah belahan ummat islam ?
    Simak sejarah perjalanan syi’ah dari masa ke masa sampai kini (lihat kumpulan makalah seminar sehari di aula mesjid istiqlal yg telah dibukukan oleh LPPI/antara lain tulisan DR Hidayat Nur Wahid)

  116. blair said

    BENAR APA YG DITULIS SDR AZAZ di atas tanggal 21 Maret 2007 :

    “…….terus terang saya orang sunni,tapi saya tidak menjelekkan Imam Ali,itulah amannya saya ,tapi anda,menjelek2an Abu Bakar dll,bagaimana jika anda keliru??apakah anda yakin 100% thdp keyakinan anda?berdasarkan penelitiankah?.studi banding? atau doktrin sepihak dan emosional??
    saya yakin kita tidak terjamin 100% benar,hanya keyakinan buta!
    jadi cari amannya,bagaimana jika kita keliru: jika saya keliru,saya tidak merusak kehormatan seseorang,apalagi orang suci seperti Imam Ali….Tapi jika anda keliru…anda telah menzolimi umat terbaik…sahabat nabi Muhammad.SAW….yang Alloh dan nabi dan Imam Ali sendiri tidak akan rido…..karena anda telah berbuat taqlid buta ,tidak mau meneliti….ya ini juga buat anda juga! selamat buat anda,celaka buat anda.

    SALUT BUAT ANDA

  117. Husin said

    Kayaknya mr Umar terjebak juga, dengan melakukan TA’KIYAH

  118. dbudi said

    Janganlah kamu berpecah belah

    Al Qur’an berpesan pada Surat 42. Asy Syuura 13
    Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.

    Al Qur’an- Surat 30. Ar Ruum :
    31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
    32. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.

    musyrik, syirik = mempersekutukan Allah

  119. Umar said

    @Putri,
    Hal2 seperti ini yg sering membuat saya jadi bingung dan lelah. Karena saya harus mengulang2 penjelasan yg sama berulang2. Saya ulang sekali lagi ya mbak, tapi lebih singkat..

    Dalam permasalahan Abdullah bin Saba’ ini ada 2 hal yg mesti kita pisahkan, yaitu tentang ada/tidaknya orang tsb dalam sejarah, dan tentang orang itu sbg pendiri syiah.

    Tentang masalah ada/tidaknya orang tsb dalam sejarah ada pro/kontra baik dalam kalangan ulama Sunni ataupun Syii. Kisah2 yg mengisahkan Abdullah bin Saba ini macam2, diantaranya spt yg sudah saya sebutkan sebelumnya oleh Said al-Afghani dan Fuad Amin dalam bukunya masing2. Tapi cerita itu gak ada hubungannya dng Syiah. Di cerita itu dikisahkan bahwa sebab terjadinya pemberontakan thd Utsman adalah karena 1 orang yaitu Abdullah bin Saba ini berkeliling ke daerah2 Islam utk menghasut muslimiin. Abd bin Saba ini berkeliling dari yaman, syiria, iraq, hijaz, dll untuk menghasut muslimin spy memberontak kepada khalifah Utsman. Dan dalam buku itu diceritakan seorang sahabat besar Abu dzar alGhifari termasuk yg terpengaruh, shg kemudian jadi justifikasi untuk menghukumnya. Anehnya, cerita ini tidak dianggap mencaci sahabat. Barangkali karena yg nulis bukan syiah kali ya..Dalam riwayat syiah pun ada jg menyebutkan ttg Abdullah bin Saba ini, diantaranya diriwayatkan Imam Ali memerintahkan hukuman mati utknya karena orang itu sudah murtad.

    OK ya.. Sekarang mengenai masalah kedua, yaitu apakah Abdullah bin Saba adalah pendiri Syiah. Nah cerita inilah yg bersumber tunggal Saif at-Tamimi. Orang ini oleh kalangan Sunni ataupun Syii dianggap buruk dan tidak dapat dipercaya. Tapi entah kenapa, utk mempertahankan cerita ini, sebagian orang masih bilang kira2: “Lho, ini kan bukan masalah hadits tapi sejarah. Kalau masalah hadits kita gak ambil, tapi kalau sejarah boleh dong diambil..”. So, ya terserah anda mau percaya atau tidak cerita tsb. Tapi ya begitulah kondisinya.

    Yang jelas, apakah benar orang itu ada/tidak, semua riwayat sunni/syii menyebutkan orang tsb adalah orang yg buruk. So nggak ada alasan utk menisbatkannya sbg pelopor Syiah, apalagi ia bertentangan dng buanyaak sekali riwayat yg jauh lebih kuat dan tepercaya ttg Syiah, baik dari jalur ahl sunnah ataupun syiah.

    Putri, pertanyaan anda ttg mengapa ulama syiah sekarang berupaya keras menghilangkan tokoh abdullah bin saba itu tidak tepat. Yang benar adalah mencoba menjelaskan duduk perkara yg sebenarnya saja. Ada yg bilang fiktif, ada yg nggak, tapi tentang perannya dalam Syiah itu nggak berdasar. Tapi ya masih ada aja terus yg melontarkan hal2 yg serupa terus, walaupun sudah puluhan ratusan buku, makalah, ceramah, dll dibuat utk menjawabnya. Barangkali kalau anda jadi beliau, anda akan sms ke penanya itu dng format: “C spasi D”…Capek Deeh…

    hehehe..(biar nggak terlalu tegang, karena kalau tegang kita suka jadi tidak bisa berfikir jernih).

  120. Umar said

    @mas Husin, ta’kiyah itu apa ya? Barangkali yg antum maksud taqiyah kali ya? Bagian mana mas? Mbok ya langsung aja pendapat saya dikoreksi kalau saya menurut antum salah. Bagian mana yg salah menurut antum, nggak usah melebar ke taqiyah segala, karena tampaknya antum belum memahami apa itu Taqiyyah.

    Ok, mas Husin? Terima kasih sebelumnya.

  121. nuryadi asgor said

    mengenai keberadaan Abdullah bin Saba seperti yang saudari Putri nyatakan….saat ini saya belum mampu mengetahui secara mendalam mengenai sahih atau tidaknya suatu periwayatan.saat ini saya hanya bisa mengambil penelitian ulama2 yang saya anggap terpercaya.
    selama dalam ketidakmampuan saya saat ini,saya lebih memaksimalkan analisis rasional yang sifatnya aqliyah,setelah berpegang pada ayat2 Al Qur an yang sudah pasti tentunya.
    benar juga rasio yang saudari gunakan,jika Syi’ah merasa tidak berkaitan dgn Abd.bin Saba,kenapa susah2 berusaha menghapusnya???

  122. Umar said

    @Mas Nuryadi,
    Jawaban atas pertanyaan antum itu adalah karena masih saja ada orang2 (mungkin antum salah seorang diantaranya) yg melontarkan tuduhan2 Abdullah bin Saba’ sbg pendiri Syiah. Padahal kalau mau, jawabannya sudah banyak sekali. Baik dari ulama’ syiah ataupun sunni. Walaupun sudah seperti itu, permasalahan yg dilontarkan itu lagi itu lagi. Jadi seperti ajakan antum, mari gunakan analisis rasio kita. Mau percaya silahkan, nggak juga silahkan. Kullukum ra’in wa kullukum mas’uuln an raiyyatih.

  123. ranub said

    to yarghi :
    ente gak mengenal syi’ah dng baik, jadi jangan keluarkan omongan yg bukan-bukan, mendingan ente pelajari dulu tentang syi’ah baru ente kasi komentar.kita ini sesama penyembah allah swt dan umat nabi muhammad.ente gak takut dosa karna berani ngatain kalo syi’ah itu salah!?, ngaca!!. yg jelas2 setan itu yg gak nyembah allah swt. jng2 ente yg yahudi!?

    to ahamadin :
    ahmadin lo islam ato bukan?
    kok berani2nya lo bilang allah swt itu telah melakukan salah yg fatal karna telah mengangkat abu bakar,utsman dan umar sebagai khalifah dr haknya imam ali? lo sadar gak dng ucapan lo? mikir dulu sebelum komentar.
    apapun allah swt lakukan terhadap ciptaannya, itu haknya allah swt.kita tidak pantas kecewa atas setiap allah swt lakukan karna semua itu ada hikmahnya dan allah swt maha mengetahui walaupun milyaran tahun ke depan.
    ahmadin kalo lo islam, sebaiknya lo mohon ampun kepada allah swt tapi kalo lo bukan islam, aku doakan lo di tempatkan di neraka jahannam.
    buat pencinta ahlul bait :
    bersabarlah atas semua hujatan dr mereka2 pembenci kalian dan tetaplah dijalan kebenaran syi’ah.semoga allah swt memberikan kekuatan kepada pencinta ahlul bait,amin.
    allhumma salli ala muhammad wa ali muhammad!!

  124. Dibyo said

    Abdullah bin Saba itu orang hebat !
    Para sahabat Nabi saja dapat diadu domba sehingga mereka saling membunuh.
    Padahal para sahabat Nabi diklaim sebagai umat terbaik, manusia-manusia pilihan, yang paling jujur, yang paling takwa, yang paling ikhlas, yang paling adil, suri tauladan. dan segudang julukan dan sanjungan yang paling baik.
    Lha, tapi koq mereka nggak berdaya sama seorang Yahudi saja ? Kenapa nggak dikeroyok aja rame-rame sama para “Salafus soleh” itu, yakin dech nggak bakalan ada perang Jamal yang menelan korban hampir 20 ribu sahabat !
    Ngomong-ngomong, kemana perginya si Yahudi itu yach pada perang Shiffin ? Koq hilang misterius dalam sejarah ?
    Itu kehebatan lain dari Ibnu Saba’ ! Kalau dalam perang Jamal, si Yahudi ini muncul untuk memfitnah dan mengadu domba para sahabat, dan dia berhasil. Tapi dalam perang Shiffin, dia nggak munculpun para sahabat saling bunuh juga.
    He…he…

  125. boby said

    baru tau yah kalo diskusi sama orang2 ini mbulet, karena menurut saya mereka nggak mau mendengar pendapat org lain baru berpendapat. tapi bayangan yg adadalam benaknya saja yg dibahas jadi ya,,,ngak mudeng2. atau memang logiknya ngak…… satu hal lagi kalo diskusi ngalor ngidul, kaya anak kecil…ajah.terakhir kalau argumentasinya keteteran mulai dah menjudge…taqiyah,lah, apa laha dst…hi.hi…yg sabar aja namanya juga diskusi dengan penghapal yg tdk menggunakan rasio…

  126. ranub said

    SALAM.
    mestinya sesama islam gak saling menyudutkan tapi saling tukar argumen.walau beda paham mestinya gak saling menjatuhkan.
    kerab sekali kalo syi’ah sering disalah artikan n sering dipojokkan.kalo syi’ah itu gak nyembah allah swt ato gak nganggap muhammad itu nabi, itu baru di bilang gak bener.
    kalo mau kasi argumen ke pihak lain mestinya jng asal nyeloteh.
    kita diberikan akal dan itu yg membuat kita beda dng binatang.sedangkan al-quran adalah penerang jalan menuju hukum2 allah swt.
    semoga allah swt melimpahkan rahmatnya kepada nabi muhammad beserta ahlul baitnya.

  127. nuklir said

    buat para pembenci syi’ah
    orang2 syi’ah selalu mencari kebenaran bukan kemenangan dan itu beda dng orang2 sunni yg LEBIH mementingkan kemenangan dr pada kebenaran, LEBIH memuji abu bakar,umar dan utsman ketimbang ali dan ahlul baitya dan sering mengunci mati akal.
    orang2 syi’ah gak heran lagi kalo liat orang sunni gak segan2 melakukan dosa karna itu telah terjadi saat sepeninggalan nabi muhammad.
    wahai pencinta ahlul bait, senantiasalah memperjuangkan kebenaran dan kecintaan terhadap muhammad dan ahlul baitnya walaupun pedang diarahkan di lehermu.
    allahumma salli ala muhammad wa ali muhammad!!

  128. Ki Soenda said

    Assalamualikum Wr.Wb.
    Sebelumnya saya mohon maaf, bukan maksud untuk menggurui ataupun merasa paling benar. Karena kebenaran hakiki hanya milik Gusti Allah SWT yang haq, karena kita sebagai hamba-Nya hanya bisa mengerahkan segala daya upaya yang dianugerahkan oleh Gusti Allah SWT berupa akal, pikiran dan yang terutama hati/qalbu yang bersih senantiasa hanya mengharap ridha Gusti Allah Yang Maha Agung sambil tidak berhenti memohon petunjuk yang terang dan lapang dalam menganalisis, menyikapi serta memberikan pendapat dalam satu peristiwa/kejadian baik pada masa lampau maupun sekarang ataupun pendapat orang lain terutama para alim ulama. Setelah saya membaca beberapa pendapat, tanggapan maupun argumentasi yang dikemukakan oleh saudara2 muslim baik yang suni maupun syiah, terutama mengenai sejarah Islam masa Rasulullah SAW s/d Khulafaur rasyidin. Disini saya tidak akan bercerita masalah sejarah masa tersebut, karena mungkin sebagian besar sudah mengetahuinya. yang harus dicatat adalah kita harus ingat! sejarah walaupun diceritakan berulang2, tetap telah terjadi. yang harus kita ambil adalah pelajaran dan hikmah dari peristiwa sejarah tersebut sebagai bahan tafakur dan introspeksi diri, apa yang telah kita lakukan selama hidup ini? terutama untuk Islam di bumi Nusantara ini, jangan dulu berpikir untuk orang lain, sederhananya untuk diri kita sendiri ataupun keluarga. Bagaimana hubungan kita dengan Gusti Allah SWT (Hablum Minalloh)seperti yang telah disyariatkan oleh Kanjeng Nabi Rasulullah SAW, hubungan dengan Sesama manusia (Hablum Minannas) melalui contoh2 perilaku Kanjeng Nabi Rasulullah SAW , serta yang sering kita lupa adalah hubungan dengan alam. Dari uraian singkat ini kita akan dapat berpikir lebih jernih dan bersih dalam menyikapi ataupun mengambil suatu pendapat/tulisan orang lain dalam menganalisis sejarah Islam masa Rasulullah SAW s/d Khulafaur rasyidin. Kalaupun toh saudara muslim yang mengaku syiah tidak suka terhadap Khulafaur rasyidin yang tiga, Abu Bakar, Umar dan Usman. Kita tidak berhak untuk menghakimi ataupun menuduh, apalagi kalau ada yang sudah berani mencaci maki (apakah ada contoh sunnah dari Kangjeng Nabi Rasulullah SAW yang membolehkan mencaci maki sesama saudara muslim?) yang umat Islam sendiripun baik suni maupun syiah jaman sekarang tidak tahu persis kejadian yang sebenarnya. Karena selama ini kita hanya meyandarkan oleh pendapat maupun riwayat para penulis/pelaku sejarah masa itu yang diceritakan turun temurun sampai ke jaman sekarang. Apakah ada yang menjamin bahwa suatu cerita/riwayat atau tulisan akan terus terjaga kemurniannya selama rentang waktu yang ribuan tahun lamanya, kecuali Al-Qur’an tentunya. Yang harus dipahami dalam mempelajari ilmu sejarah adalah personality dari penulis sejarah tersebut apakah untuk kepentingan umat, golongan atau pribadi?. Karena, jangankan sejarah islam masa lampau yang melewati rentang waktu 1400 tahun yang bisa saja diselewengkan oleh musuh2 Islam. untuk sejarah di Indonesia pun yang masih berusia relatif muda 62 tahun, banyak yang masih misteri dan sulit dicari benang merahnya. Karena masing-masing penulis sejarah mempertahankan pendapatnya dalam menganalis ataupun menceritakan suatu peristiwa. Jadi dari kesimpulan tersebut, yang jadi pertanyaannya adalah, ketika membaca atau menelaah suatu peristiwa sejarah pasti akan ada beberapa versi pendapat atau penilaian. Hal ini sudah lumrah dimanapun juga, hanya yang harus diingat adalah apakah pendapat ahli sejarah itu membawa faktor kepentingan atau tidak? Apakah diceritakan dengan hati/qalbu yang Jujur atau tidak?
    …. Yang harus diingat dan bahan tafakur adalah sejauhmana upaya kita dalam menegakkan dan melaksanakan syariat Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari2 terutama ahklaq jujur, baik jujur kepada Gusti Allah, sesama manusia maupun alam.

    Innalillahi wa inna ilaihi roji’un
    La Hawla Wala Quwata Illah Billahil Aliyil Adzim

    ( Nun Gusti Allah Nu Maha Welas Tur Maha Asih, Nanging Anjeun Nu ngagaduhan Elmu Anu Pangluhur – luhur, Sadayana sim kuring nyanggakan kana kakawasaan Anjeun. Nun Gusti Allah Anu Maha Agung, teu sadaya-daya Gusti, sim kuring teu gaduh daya sareung upaya nanging Anjeu Anu Ngagaduhan Kakiatan. Mugiya Di Bumi Nusantara ieu, Islam tiasa nanjeur nu saluyu sareng ahklak Kangjeng Nabi Rasulullah SAW. Amin)

    hapunteun tina sabudaya kaleupatan bilih aya tina tulisan ieu anu ngaraos kasigeung kana manah….

    Wassalam.

  129. Yarghi Pallawa said

    buat ranub :
    Gw ga vonis salah ato benernya syiah gw..ya betul gw belum tau banyak tentang syiah karena gw emank bukan syiah, menghargai semua sahabat rasullulah yg turut serta dalam masa2 awal perjuangan berdirinya Islam, gw gak pernah mencaci, memaki mereka termasuk Imam Ali yg saya kagumi
    Jadi sebernarnya sapa sih yang mencaci sahabat nabi, memvonis telah kafir mereka, haus kekuasaan kek ato segala yang buruk pada mereka????
    gw ato kaum lo yg telah mencaci sahabat…..????

    Lo bilang gw yahudi????
    cape deh……ha ha ha (kalo mo buat retorika yang agak cantik donk, coba deh cari kata lain buat gw ato kalimat lain)

  130. Yarghi Pallawa said

    gw pengen masuk surga…tapi apa gw harus jadi syiah???
    Gw mau jadi muslim baik..tapi apa kebaikan ada pada syiah?
    gw cinta Imam ali…tapi apa syiah saja yang cinta beliau??
    Gw cinta sahabat Rasul..tapi apa syiah cinta sahabat???

    Ada ajaran agama
    Ada budaya agama
    Ada Tradisi agama
    Ada konflik Agama
    Ada Politik Agama

  131. riad said

    Seorang ayatullah di kota khom Iran berpesan kepada bangsa Indonesia agar menyadari bahwa negara ini akan diserang dari berbagai arah oleh pihak-pihak yg tidak suka negara ini menjadi umat islam terbesar di dunia. maka dari itu beliau berpesan sbb:

    1. Shalat 5 waktu di awal waktu khusunya subuh.
    2. Selalu mengingat Allah 24 jam (berdzikir).
    3. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.
    4. Hindari tempat-tempat yang menjatuhkan derajat.
    5. Tinggalkan teman-teman yang berakhlak buruk.

    Soal benar salah, seperti yang diketahui bahwa Kebenaran hanya milik Sang Haq, Yang Maha Benar, Kenapa kita masih mencari kebenaran di muka bumi ini dengan ilmu yang terbatas?, mengapa kita semua tidak memohon kepada Sang Pemilik Kebenaran??. dan meminta untuk ditunjukkan jalan yang benar yaitu jalan untuk dapat bertemu denganNya??..

    Kenapa kita masih mencari kebenaran dengan pikiran kita?? dan bukan dengan hati??..

  132. riad said

    Tidak mungkin seorang sahabat tidak menghadiri pemakaman sahabatnya??, kecuali karena kekuasaan dan harta, tidak mungkin seorang sahabat tega membunuh keturunan sahabatnya kecuali karena kekuasaan dan harta.. apakah masih layak dan pantas disebut sahabat??..

    tragedi saqifah menjelaskan segalanya bahwa titik permasalahan bukan pada zaman kepemimpinan Rasulullah namun setelah Rasul wafat disitulah ujian kesetiaan sebenarnya dimulai.. yang membedakan orang cinta dan tidak itu bukan omongannya namun perbuatannya..

  133. dizaman rosulullah danpara sahabat tdk ada yn namanya mazhab atau suni or syiah ar wahabi ar salafi or nu muhammadiyah or ahmadiah dll,kenapa anda2 yg memberi komentar saling mencaci diantara kalian masing2,sudahlah saya sarankan stop memprmsalahkan semua itu toh nnti juga kalian dan kelompok2 yg kalian banggakan akan dimnta prtnggjwbn dipengadln akhir nnti,marilah kt brst padu utk menegkkn hk2 ALLAH dan sunnah nabi jangan berpedoman pd petunjuk yg lain selain al-quran dan haist rosul kt yg terakhir y i n MUHAMMAD SAW okaeyyyyyyyy

  134. salam persatuan umat islam diseluruh dunia marilah kt bersatu padu memerangi ideologi kapitalis alias kafir bin yahudi mudah2an orang2 tsbt segera taubat dan berhenti mengadu domba sesama muslim,meskipun ALLAH SWT berfirman sesungguhnya orng2 nasrani dan yahudi tdk senag thdp orng2 islam sampai orng2 islam mengikuti agama mrk,nah anda2 yg katanya lagi diskusi soal agama jiwa dan raga anda2 sedang ditemani syaitan2 sampai2 saling menghujat sesama muslim sendiri mempermasalahkan tokoh abd bin saba,anda2 salig caci ,maki,hujat,malahan sampai ada yg menyalahkan ALLAH SWT segala,istigfar kalian sudah malampui batas,jika kalian sebg seorang muslim harusnya salng naseht mnshti bukannya saling membkkn aib sesama muslim,kita sesama muslm bersaudr.soal peperangan zaman dulu antara sesama maslim sudahlah tk ush dbhs biarlh ALLAH AWT yg menentkn nasb mrk masuk syurga atau nrk,nah kt skrng sesama akidah jangan memulai perng dingin jangan slng caci mk,kan N MUHAMMAD SAW bersbda apabila diantara dua orng muslim berkelahi dan salah seorng mati terbnh dua2nya neraka,masalah dulu diulang lagi oleh sebgn negr yg pnddknya muslim saling bunuh22an akibat tdk adanya institusi islam(tdk adanya khalifah islamiyah)bkn berarti dulu dizaman sahabt tdk ada khlfh,hanya kajadian yg dulu2 itu kt jadikan crmn mengapa antara mrk saling bunuh membnh,yah itulah yg disabdkn N MUHAMMAD celaka umatku brpch belh,sebetlnya iti adalh isyarat kpd kt supaya umat islm sepeninggal beliau jg sampai berpchblh,kok kt ngga ngrt2. saya tanya sama anda2 apakah pembrntkn G30S PKI itu ada atau tdk ada,apakah pratw 11septm di amrik ada atau tdk, apakah AL qaeda itu ada atau tdk apakah JI ada atau tdk tlng jwb secara jujur dan saya tunggu komentar anda2 yg kalau menafsirkan syiah dan sunni ygnota bene bisa maskipun sudah terjadi rebuan thn.SELAMAT BRPKR DG JERNIH DAN CERMAT jangan sambil emosi

  135. upi said

    bner pa kate juragan pipih, gk usah perdebatin masalah syi’ah ma suni..krn kita sama2 satu brand “ISLAM”. pantesan aj kafir2 gampang bgt mecah belah muslim…ya muslimnya begituuu…
    apa gk ada yg sedih ngedenger sodara2 muslim kita diluar sana yg di”hancur”kan kafir?, nah…tanya deh ma diri sendiri…apa yg uda kita lakuin buat ngebela mereka? (tanpa liat syi’ah, suni, wahabi, muhammadiyah, dll). Inget…kafir gk ngancurin syi’ah, suni, wahabi, muhammadiyah atau apapun madzhab islam lainnya, tapi mereka berniat ngancurin “ISLAM”.

  136. Abdurrahman said

    saudara…sunni di dalam islam sedangkan syi’ah agama sendiri, coba aja,…ceritanya aja beda
    kitab sucinya aja beda kitabnya aja beda…
    jangan sekali-kali percaya ama si’ah, mereka punya jurus pamungkas, taqiyyah -taqiyyah ini kalau menurut kaum muslimin adalah dusta…
    kamu lihat cerita diatas…wagu men..nyong!!!

  137. moulana said

    rasullulah telah mengangkat tangan ali dan menjadikannya pemimpin umat setelah wafatnya rasulullah dan bahkan sahabat rasul seperti abu bakar mengucapkan “selamat kepadamu wahai putra abu thalib”
    tapi sangat disayangkan karna amanah rasulullah tidak dijalankan dan bahkan mereka jadi pembangkang.
    semoga allah memberikan ketabahan dan kekuatan kepada org yg mengikuti rasulullah dan ahlul baitnya.

  138. moulana said

    to soudara abdurahman
    dari mana anda tau kalo syi’ah itu agama sendiri? yg padahal syi’ah menyembah allah,mengikuti nabi muhammad,membayar zakat,al-quran kitabnya dan menunaikan puasa dan haji.
    apakah sunni yg terang2an membantah dan membangkang amanah rasullulah itu benar?
    begitukah cara anda yg selalu mencari kemenangan, bukan kebenaran?
    semestinya anda mencari tau dulu dan memastikan pendapat anda itu benar atau salah yg tentunya tidak mengunci mati akal.
    dari pada anda memerangi sesama muslim lebih baik anda memerangi kafir yg sama sekali bukan islam.
    berfikirlah sebelum anda berkomentar.
    semoga allah swt senantiasa menjaga islam dalam kedamaian.

  139. ranub said

    to yorghi pallawa
    kalo antum emang gak tau tentang syi’ah sebaiknya antum cari tau dulu dan jangan memberikan komentar yg gak jelas asal usulnya. anda tidak perlu mengikuti syi’ah jika tidak dng keyakinan, ikuti saja apa yg anda yakini tapi cobalah untuk mencari kebenaran dan tidak saling melecehkan, karna kita sesama muslim.
    ok, ana minta maaf yg sebesar-besarnya jika ada kata ana yg salah.
    semoga allah memeberikan kebaikan kepada umat muslim.

  140. Chlmy said

    Afwan kok banyak yang aneh ya pemahaman di sii

    Inikah Islam
    Ikutilah para salafus saleh dan sahabt rasullullah dan jangan mencela dan mencaci mereka karena Allah telah ridha pada mereka

    Definisi Sahabat yang bebar;
    oran2 yang menyaksikan rasullullah dan dalam kondisi islam
    Lihat Sahih bukhari
    Daripada Abu Said, dia berkata “ antara Khalid b Al Walid dan Abd Rahman b Auf terjadi sesuatu. Khalid lalu mencaci makinya. Mendengar itu Rasulullah SAW lalu bersabda: “Janganlah kamu mencaci-maki seorangpun daripada sahabatku. Sekalipun salah seorang kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak boleh menandingi satu mud bahkan separuh mud salah seorang daripada mereka”.

    (Sahih Muslim: 222)

  141. tau tuh…
    gw ga ngerti para kaum pencela sahabat rasul, padahal klo dipikir-pikir klo pun salah juga napa harus dimasalahkan ampe sekarang gettoohhhh.hrs bikin mazhab pencela sahabat pula

  142. azkiya said

    Seadnainya semua mau melihat dengan ilmu…. dengan landasan Qur’an wa Sunnah… dengan senantiasa mempelajari sirah rasulullah dan para sahabat… tanpa adanya dendam kesumat dan sisipan suudzon yang berlebihan…. rasulullah mencintai para sahabatnya… Abu bakar… Umar… Ali…. Usman…. Sucikanlah hati wahai saudaraku…. janganlah mencela para sahabat yang mulia…. Rasulullah tidak pernah mengajarkan itu…. Rasulullah mengajarkan kita untuk lebih bijak dan lebih santu… Rasulullah meninggal di pangkuan Aisyah… istri yang sangat dicintainya…

  143. Bagir said

    Salam

    ucapan palawa atau kelapa (terserah dech )yg ini : “padahal klo dipikir-pikir klo pun salah juga napa harus dimasalahkan ampe sekarang gettoohhhh”

    gimana sejarah bisa kebuka kalo sahabat2 munafik ceritanya diumpetin…dalil…???
    enaknya pake dalil sunni pa syi’i ya..?? Hmmm…

    contoh satu dulu :
    Rasul Allah saww keluar dari rumah A’isyah sambil berkata: “Sesungguhnya kekafiran akan muncul, dari sini akan muncul tanduk setan.” (Musnad, Ahmad bin Hanbal, jilid 2, hlm. 26.)

    Melupakan dan tidak membedah serta mempelajari peristiwa yang terjadi di antara para sahabat akan menutupi kebenaran dan hal ini adalah tidak adil dan menyulitkan memahami mazhab Syi’ah yang HAQ, menuduh mereka sebagai pemaki sahabat.

    wassalam

  144. Bagir said

    salam

    tambahan dikit..mumpung kerjaan ga numpuk..

    Baladzuri dalam Ansab al-Asyraf nya , ,jilid 5, hlm. 71 mencatat :
    Aisyah berangkat ke Makkah. Ia berhenti di depan pintu masjid menuju ke alHajar Kemudian mengumpul orang dan berkata:

    ”Hai manusia..Utsman telah dibunuh secara zalim! Demi Allah kita harus menuntut darahnya’
    (diriwayatkan juga ) dia berkata : ‘Hai kaum Quraisy! Utsman telah dibunuh. Dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib. Demi Allah seujung kuku atau satu malamkehidupan Utsman, lebih baik dari seluruh hidup Ali.’”

    Coba bandingkan dengan ucapan Rasul saww tentang Imam Ali as :

    “Wahai manusia sekalian! Allah adalah maulaku dan aku adalah maula kalian , maka barang siapa menganggap aku sebagai maulanya, maka ‘Ali ini (juga) adalah maulanya!

    Ya Allah, cintailah siapa yang memperwalikannya, dan MUSUHILAH SIAPA YANG MEMUSUHINYA !
    ” Tolonglah siapa yang menolongnya dan tinggalkan siapa yang meninggalkannya! “Cintailah siapa yang mencintainya dan bencilah siapa yang membencinya! ”

    (semua ada dikitab2 suni..!)

    Setelah baca hadis tersebut mengenai Perintah Rasul mengikuti Imam Ali, bandingkan dengan Ucapan Aisyah yang ini “ ‘Hai manusia. Utsman telah dibunuh secara zalim! Demi Allah kita harus menuntut darahnya’

    ”Hai kaum Quraisy! Utsman telah dibunuh. Dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib. Demi Allah seujung kuku atau satu malam kehidupan Utsman, lebih baik dari seluruh hidup Ali”

    Terbukti khan bahwa fitnah muncul dari mana (hadis tentang Rasul menunjuk rumah Aisyah dan mengatakan fitnah muncul dari situ)

    MAU IKUT RASUL apa AISYAH..??? MAU KENA DOA RASUL YANG ini:
    “…..dan MUSUHILAH SIAPA YANG MEMUSUHINYA !..” ????

    ntar ada saatnya tampilkan disini sahabt yang doyan main perempuan n doyan mabuk…DARI KITAB SUNI SENDIRI.

    Emangnya sahabat semua “bersih” ape..? bnyak sahabat yang patut diikuti sebagai teladan dan banyak juga sahabat yang munafik..!

    Apalagi yang udah dimuraki sama Fathimah as.

    Wassalam

  145. jazzholic said

    @nuryadi asgor Berkata:
    0, Maret 27, 2007 pada 4: 41 am

    kang Toha baru masuk ya..?
    1.saya tertarik dengan pengalaman 2 anda,bisa jelaskan bagaimana cara mempelajari islam yang baik dan benar itu..?
    2. jadi ada ya, sunni yang keturunan2 ahlu bayt juga….??
    3.gimana perbandingan faham Syiah,wahabi,dan mazhab2 lain itu,bisa dijelaskan dikit..?
    jazakallahu khoir….

    ================================================================================
    jawaban untuk no 1 dan 2

    1. setuju!! mana nih kang toha?
    2. Sunni yang keturunan ahlul bait? itu ana dulu wakakakka masih ada tuh, tapi dia cuma ngerti kalo dia sayyid doank (sama ky aku dulu), tanpa mencari tahu dari mana nasabnya, suru aja sebutin nama kakek dari kakeknya, kalo g tau! ya ini dia sayyid yang suni, tapi jika dia mencari kebenran, insya allah sama kaya saya yang sekarang AKU SYIAH dan saya syiah bukan karena keturunan saya yang sayyid dengan alasan keuntungan dll, aku syiah karena aku Cinta sama imam Ali, apalagi sama Imam Husein, tiap inget ceritanya, mau nangis terus ane, padahal di kalangan temen2 aku terkenal orang yang “keras”, kalo ngomong A ya A (kok malah curhat)

    satu lagi nih, Ada Baiknya Semua postingan dari @Infosyiah, dan Pak haji, serta tanggapan2 dari temen2 diatas ini di bukukan, karena bahasannya sangat berbobot, kaya literatur, dan menjawab secara umum masalah2 yang ada saat ini, mengenai fitnah2 dari kaum selain syiah kepada syiah seperti Fitnah adanya alquran yang lain yang kami (syiah) yakini, satu lagi, Masalah Mut’ah, tolong dibahas juga, karena yang ada di Internet mengenai mut’ah beda2 di setiap sourcenya, terutama source dari sunni tentang mut’ah, bener2 keparat dah, masa website 1 dengan yang lainnya ada yang di tambah2in dan di kurangi2 mengenai mut’ah, sehingga tampaklah kejelekan bagi syiah!! bisanya cuma ngarang doank!! terutama si Ustat Sarwat, Orang yang Ngaco dan bikin jengkel.

    @yarghi <—- fitnah lama yang terus menerus disampaikan sehingga akan terlihat seperti kenyataan, hahahahahaha

    assalamualaikum

  146. yarghiku pallawaku said

    woi bagir..
    gini aja..
    gw ga membenci siapapun yg termasuk shahabat rasullulah..malah gw sangat kagum ma sayyidina Ali…so gw ga pernag melaknat ato fitnah ke semua sahabat karena yg gw tau laknat hanya untuk iblis yg terkutuk

    sekarang bandingin ma lo n kaum2 antah barantah syiah lo..
    mreka emang memposisikan sayyidina Ali di atas semua sahabat ( malah gw baca ada beberapa aliran tmn2 kaum lo di atas memposisikan beliau rasullulah ato tuhan..hehehe mudah2an literatur yg gw baca cuma brita boonk)..tapi di lain pihak dengan extrime mengkafirkan sahabat yg lain melalui hadist yg sifatnya implisit tidak ekplisit menunjuk seseorang..dan gobloknya muncul kesimpulan nama Abu bakar, umar ato utsman jadi terdakwa dengan terjerat pasal tentang kafir…

    mending klo tuduhan mengkafirkan itu bener
    klo salah ?????? mampuslah kalian semua hahahahaha
    mendingan gw ga terpengaruh provokasi buat ikut2 mengkafirkan

    ayo sudahlah semua…
    cuma gara2 jaman dahulu kala Partai Khawariz gagal jagoannya jadi pimpinan islam pasca kematian rasullulah, padahal Sayyidina Ali yg katanya kalian hormati itu malah ga ambil pusing tentang masalah itu malah mendukung kepemimpinan Abu bakar n setelahnya tidak keluar kebencian ato pun kata kafir tehadap mereka
    ok

    NB : Lo2 pade mending bikin partai aja (Partai Syiah) mumpung 2009 mau pilpres daftar tuh ke KPU sekarang siapa tau pilihannya menang hehe

  147. yarghiku pallawaku said

    woi semuanya…

    tugas kita smua tuh lawan zionis bukan bkn nyibuk2in diri baca dalil2 cari aib orang !!

    Perkuat kekuatan ekonomi materi kita perkuat penguasaan ilmu pengetahuan tekhnologi, perkuat jaringan informasi…bukannya kebanyakan nafsirin surat ato hadist ( Ga akan pernah menang islam klo cuma modal nafsirin surat n hadist doank )

    bukan perang nuklir
    bukan perang fisik

    tapi perang propaganda !!
    Kapitalisasi
    Jaringan tekhnologi
    Jaringan informasi media global
    Diplomasi
    LSM-LSM misionaris berbungkus sosial
    Gaya hidup

    Ada yang menang umat Islam atas semua itu ????

    NO NO NO..Losser semua

    yg ada cuma extrimis2 bodoh yg mengira perang itu perang konvensional pake panggul senjata

    yang lain sibuk cari dalil buat maki2 sahabat

  148. hendra kusuma said

    Ass.wr.wb.Marilah saudara muslimku sedunia berstau padu,jangan saling membenarkan ajaran masing2.Marilah secara jujur dan jantan merunut sejarah setelah Rasulullah wafat, cari kebenaran dan akuilah kebenaran.Jangan menutup-nutupui sejarah baik yang baik ataupun yang buruk.Mungkin Islam sekarang yang terpojok,miskin,tidak rukun, karena mendapat karma karena menipu sejarah.Lacak sejarah dengan benar.Mengapa Khadijah semasa hidup jarang menulis riwayat Rasul, padahal orang pertma yang beriman adalah beliau yang mulia?Mengapa nabi mau menikahi Aisyah padahal usia aisah baru 6 tahun?Mengapa justru Aisah yang banyak menulis riwayat Nabi?Dimana istri2 Nabi yang lain yang lebih dewasa kok tidak menulis riwayat nabi?Mengapa sunni begitu benci ajaran syiah dan sebaliknya, padahal pengikut Syiah mengikutu ajaran Ali yang keponakan Nabi dan dijamin oleh Rasullullah bebas dari kejahatan dan dosa?Apakah Rasulullah berbohong tentang Ali atau karena keponakan beliau?Jadi nabi Nepotiosme kalau karena keponakan beliau.Marilah saudara muslimku,tinggalkan baju masing2 untuk mencari kebanran yang sebenarnya tanpa diembel2 i gengsi aliran masing2.Wass.

  149. hendra kusuma said

    Astghfirullah.Menbaca postingan diatas sebagai umat islam yang bukan sunni bukan syiah jadi ngeri sendiri.Ya Allah,mengapa mereka kau kenyangkan dengan syariat2 tetapi tidak dikenyangkan hakekat dan ma’rifatnya?Maha suci ngkau dari semua yang ada.Mengapa tertutup pintu mata hati saudaraku ya Allah,mereka semua menyembahmu,mangagungkan Muhammad, kenapa mereka semua saling membenarkan kelompok masing2 nbahkan saling menghujaat?Mengapa mereka tidak mencerminkan Islam yang rahmat dariMu bagi alam semesta ini?Janganlah kau cabut kemuliaan diatas muka bumi ini ya Allah,sadarkanlah mereka.Mereka mengaku Sunni,tapi imankah mereka kepadamu ya Allah?apakah sebatas tata lahir saja mereka Iman?Hati kufur?Begitu juga mereka yang mengaku syiah?imankah mereka kepadamu ya Allah?Sedangkan kita semua sedang ditertawakan orang2 yang tidak percaya padamu Ya Allah,mengaku beriman tetapi membuat kerusakan di muka bumi ini?Kadang2 sebuah ironi, yang murtad kepadaMu bisa berbuat yang bermanfaat bagi alam semesta, sedangkan kita yang beriman apa yang telah kita perbuat untuk alam semesta?Renungkanlah wahai saudaraku,jangan hanya pandai berdebat,ibadahlah jasadmu sujudlah hatimu hanya kepada Allah SWT.

Tinggalkan Balasan ke Umar Batalkan balasan